DPD Golkar Jatim Sowan ke Kiai Matin Tuban, Minta Restu Jelang Gelar Musda

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Muhammad Nurkholis

TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) ke-XI Partai Golkar Kabupaten Tuban, jajaran pengurus DPD Partai Golkar Jawa Timur sowan ke ulama kharismatik Tuban, KH Abdul Matin Djawahir, pengasuh Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Rabu (6/8/2025).

Kegiatan silaturahmi ini dilaksanakan pada Selasa (5/8) malam dan dipimpin langsung oleh Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Ali Mufthi.

Kehadiran rombongan ini, disambut hangat oleh Kyai Matin. Dalam momen penuh keakraban itu, Kyai Matin bahkan mengalungkan sehelai sorban ke leher Ali Mufthi sebagai bentuk simbol restu dan doa.

Ali Mufthi mengatakan, sowan ke para ulama merupakan bentuk ikhtiar spiritual untuk memohon doa restu setelah dirinya terpilih sebagai Ketua Golkar Jatim.

"Mohon doa restu agar kami bisa mengemban amanah dan melanjutkan perjuangan demi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur," ujarnya.

Selain memohon restu atas amanah barunya, Ali juga berharap Musda Golkar yang akan digelar di seluruh kabupaten/kota, khususnya Tuban, bisa berlangsung lancar dan aman.

Baca juga: Restu Bahlil Lahadalia dan Dukungan Suara Bulat Lancarkan Lindra Kembali Pimpin Golkar Tuban

“Semoga pelaksanaan Musda berjalan lancar dan membawa hasil terbaik untuk kemajuan partai,” imbuhnya.

Sementara itu, Kyai Matin, menyampaikan harapan agar Partai Golkar ke depan bisa tumbuh semakin besar, namun tetap menjaga kedekatan dengan masyarakat akar rumput.

"Semoga dengan silaturahmi ini, Golkar semakin besar. Tapi jangan lupa untuk terus menjaga hubungan baik dengan masyarakat bawah," ujarnya.

Baca juga: Golkar Gelar Musda Secara Maraton di 38 Daerah Jatim, Tuban Hingga Surabaya Masuk Gelombang Pertama

Dalam kesempatan itu, Kyai Matin juga mengenang kedekatannya dengan partai berlogo pohon beringin ini. Ia menyebut pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Tuban dari Fraksi Golkar selama dua periode, yakni tahun 1992–1997 dan 1997–1999.

"Saya dulu jadi anggota DPRD karena diperintah langsung oleh Almaghfurlah KH Abdullah Faqih Langitan. Di periode kedua malah diperintah lima kiai sekaligus. Artinya, Mbah Yai Faqih itu lebih Golkar daripada saya," imbuhnya.

Selain itu Kyai Matin, juga menjelaskan bahwa para ulama terdahulu tidak pernah menjaga jarak dengan partai politik, selama tujuannya untuk maslahat umat.

Baca juga: Musda Golkar Trenggalek Digelar Agustus 2025, Pemilihan Ketua Diupayakan Aklamasi

"Ulama terdahulu, tidak pernah berjarak dengan Partai Golkar," pungkasanya.