Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Terjang Arus Sungai Demi Obati Pasien TBC, Bidan Dona Dihadiahi Tabungan

Kini Dona ditetapkan sebagai Tenaga Kesehatan (Nakes) Teladan Sumatera Barat Tahun 2025 atas aksi heroik.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Istimewa - DOK ADPIM SUMBAR
HADIAH BIDAN DONA - Dona Lubis (46) saat mengarungi derasnya Sungai Batang Pasaman akibat jembatan yang terputus sepanjang 15 meter di Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, untuk mengobati pasien, Jumat (1/8/2025). Kini Dona dinobatkan sebagai Nakes Teladan Sumatera Barat Tahun 2025. 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi heroik bidan Dona Lubis (46) di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, menginspirasi banyak pihak.

Dona berani menerjang derasnya arus sungai hanya untuk menjangkau pasien Tuberkulosis (TBC) di daerah terpencil.

Aksinya terekam kamera dan menyebar luas di media sosial karena menunjukkan dedikasi tinggi.

Keberaniannya ini kemudian sampai ke telinga Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar).

Kini Dona ditetapkan sebagai Tenaga Kesehatan (Nakes) Teladan Sumatera Barat Tahun 2025 atas aksinya yang viral saat menyeberangi sungai demi mengobati seorang pasien TBC.

Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Ruseimy, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Lila Yanwar, mengumumkan langsung penetapan penghargaan tersebut saat menerima kunjungan bidan Dona di ruang kerjanya pada Selasa, 5 Agustus 2025.

"Sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi Ibu Dona dalam menjalankan tugas kemanusiaan, Pemprov Sumbar menetapkan beliau sebagai Nakes Teladan 2025," ujar Wagub Vasko, mengutip Tribun Padang.

"Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi tenaga kesehatan lainnya, tidak hanya di Sumbar, tapi di seluruh Indonesia," imbuhnya.

Penghargaan ini rencananya akan diserahkan secara resmi pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, 17 Agustus 2025, nanti, di Istana Gubernuran Sumbar.

Wagub Vasko menambahkan, momen tersebut dipilih karena sarat dengan nilai-nilai pengabdian dan nasionalisme yang sejalan dengan semangat bidan Dona.

"Momennya pas, semangat perjuangan dan keteladanan seperti inilah yang harus kita angkat," tegasnya.

Mendengar langsung kabar penetapannya sebagai Nakes Teladan, Bidan Dona tak kuasa menahan haru.

Ia mengaku tidak pernah menyangka aksinya, yang ia anggap sebagai tanggung jawab biasa, akan berbuah apresiasi sebesar ini.

"Saya tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih, saya tidak pernah membayangkan bisa berada di sini," ucapnya penuh haru.

"Apalagi makan siang bersama Bapak Wakil Gubernur. Ini benar-benar luar biasa," lanjut Dona.

Baca juga: Permintaan Maaf Pria Ganti Lirik Lagu Indonesia Pusaka Jadi Indonesia Tanahnya Mafia

Selain mendapat penghargaan, bidan Dona juga menerima hadiah tak terduga berupa tabungan dari Bank Nagari.

Bantuan ini diberikan untuk membantu meringankan biaya pendidikan anak-anaknya.

Dalam pertemuan tersebut, bidan Dona didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Pasaman, Arman Putera.

Sementara itu, Wagub Vasko turut didampingi oleh sejumlah pejabat daerah.

Termasuk Wakil Ketua DPRD Sumbar, Evi Yandri Rajo Budiman, dan anggota DPRD Sumbar, Khairuddin Simanjuntak.

BIDAN TERJANG ARUS - Aksi nekat bidan Dona terekam saat menyeberangi sungai usai jembatan penghubung antar nagari putus baru-baru ini di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Ia membawa tas berisi peralatan medis untuk mengobati pasien yang telah lama menunggu.
Aksi nekat bidan Dona terekam saat menyeberangi sungai usai jembatan penghubung antar nagari putus baru-baru ini di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Ia membawa tas berisi peralatan medis untuk mengobati pasien yang telah lama menunggu. (Dok Pribadi)

Sebelumnya, Dona menceritakan bahwa aksi nekat tersebut terjadi pada Jumat (1/8/2025) pagi.

Saat itu, ia hendak mengunjungi seorang pasien di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumbar.

"Saat itu saya baru pulang dari pelatihan di Pekanbaru. Pasien sudah lama menghubungi minta diobati. Begitu saya sampai Pasaman, saya langsung berangkat ke sana," ujar Dona.

Ia awalnya menggunakan ojek yang disewa seharga Rp400 ribu untuk pulang pergi.

Namun di tengah perjalanan, ia mendapat kabar bahwa jembatan penghubung satu-satunya antara dua nagari telah roboh akibat diterjang arus sungai.

"Sampai di Lanai, warga bilang jembatan sudah putus. Awalnya saya kira masih bisa dilewati dengan berjalan kaki, tapi ternyata sudah roboh total," kata Dona.

Karena tak ada pilihan lain dan keluarga pasien telah menunggu di seberang, Dona pun memutuskan untuk menyeberangi sungai tersebut tanpa persiapan khusus.

"Saya tidak tahu kalau jembatannya putus, jadi tidak bawa perlengkapan apapun. Tapi karena pasien butuh bantuan dan tidak mungkin saya menolak, saya putuskan berenang," ucapnya.

Sampai sejauh ini, eksistensi Dona sendiri diketahui telah mengabdi sebagai bidan ASN di daerah tersebut sejak tahun 1999.

Baca juga: Dapat Chat dari Petugas Mengaku dari Disdukcapil, Adrian Lemas Tabungan Rp66 Juta Raib

Ia mengungkapkan bahwa jarak dari tempat tinggalnya ke lokasi pasien sekitar 27 kilometer, melewati hutan dan jalanan yang rusak parah.

"Sudah sering saya ke kampung itu. Tapi ini pertama kali saya harus menyeberangi sungai."

"Bahkan sebelum sampai jembatan putus itu, saya tiga kali jatuh dari motor karena jalan berlumpur," tambahnya.

Meski di desa tersebut ada bidan lainnya, masyarakat tetap mempercayakan pengobatan kepada Dona karena kedekatannya dengan warga.

Dona mengatakan, saat berenang, ia membawa obat-obatan dan perlengkapan medis dalam tas yang digendongnya.

"Itu semua alat medis saya. Baju yang saya pakai juga basah dan kering sendiri di badan," tuturnya.

Baca juga: Mantan Kades Heran Ibu-ibu Dihukum karena Bakar Lahan Pekarangan Sendiri, Pengusaha Malah Aman

Ia juga mengaku tidak sadar saat aksinya direkam seseorang dari seberang sungai.

"Saya hanya dengar suara orang memanggil dari seberang, bilang, 'Ke sinilah'," katanya.

Dona mengaku berani menyeberangi sungai karena memiliki kemampuan berenang yang baik sejak sekolah.

"Dulu waktu SMA saya ikut lomba renang, jadi tidak takut saya saat berenang. Waktu pulang dari rumah pasien, saya juga berenang lagi," jelasnya.

Pasien yang dikunjungi Dona kini sudah sembuh.

Ia berharap pemerintah segera memperbaiki infrastruktur di wilayah tersebut, terutama jalan dan jembatan penghubung antar nagari.

"Semoga jembatan segera diperbaiki. Jalan pun diperhatikan karena bidan lain dan saya sering ke sana untuk mengobati warga," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved