Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bupati Tak Terima Disebut Kecolongan Kasus Tewasnya Raya Bocah Penuh Cacing: Kita Tidak Diam

Bupati Sukabumi tidak terima disebut kecolongan soal kasus tewasnya Raya bocah empat tahun yang tubuhnya penuh cacing, inilah pembelaannya.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunJabar.ID - Tribunnews.com
PEMBELAAN BUPATI SUKABUMI - Potret Bupati Sukabumi beberapa waktu lalu ketika menghadiri rakor pemberantasan korupsi (kanan). Cuplikan kondisi Raya bocah terinfeksi cacing sampai meninggal dunia di Kabupaten Sukabumi karena tempat tinggalnya yang tidak layak. (kiri). 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus seorang balita berusia 3-4 tahun bernama Raya asal Desa Cianaga, Sukabumi meninggal dunia karena infeksi cacing itu menggegerkan publik.

Peran pemerintah desa hingga kabupaten terhadap pengawasan warga miskin dinilai abai dan lalai terhadap warga.

Persoalan ini semakin runyam setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegur langsung secara keras Bupati Sukabumi karena ada warganya yang menderita penyakit mengerikan karena tempat tinggalnya yang tidak layak huni.

Dipojokkan karena kasus Raya bocah meninggal dunia, Bupati Sukabumi Asep Japar mengungkapkan pembelaan.

Bupati Sukabumi Asep Japar bantah pemerintah daerah kecolongan soal kasus Raya balita tewas dengan tubuh penuh cacing yang viral di media sosial.

Bupati Asep Japar, akhirnya angkat bicara terkait kasus meninggalnya Raya, balita berusia tiga tahun yang ditemukan dalam kondisi tubuh dipenuhi cacing.

Raya merupakan warga Kampung Padangenyang, yang terletak di Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Desa Cianaga sendiri berada sekitar 50 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang berlokasi di Kota Pelabuhanratu.

Dalam pernyataan awalnya, Bupati Sukabumi mengungkapkan rasa duka mendalam atas wafatnya Raya.

"Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Sukabumi pertama menyampaikan bela sungkawa terhadap meninggalnya ananda Raya yang di desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi," ujarnya, saat ditemui di Pendopo Sukabumi, Rabu (20/08/2025), dilansir TribunJabar.id, seperti dikutip TribunJatim.com, Kamis (21/8/2025).

Baca juga: Rumah Chikita Meidy Terancam Disita Bank saat Proses Cerai, Indra Adhitya Belum Bayar KPR Rp43 Juta

Ia kemudian menyinggung latar belakang keluarga Raya.

Ibu Raya merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), sedangkan ayahnya mengidap penyakit tuberkulosis atau TBC.

Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tetapi bisa juga menyebar ke orang lain seperti otak, tulang, dan kelenjar getah bening.

Semasa hidup, Raya dirawat oleh neneknya.

RUMAH RAYA - Kediaman Raya di Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (kiri). Raya (kanan), bocah berusia 3 tahun meninggal karena tubuh penuh cacing, Kamis (21/8/2025).
RUMAH RAYA - Kediaman Raya di Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (kiri). Raya (kanan), bocah berusia 3 tahun meninggal karena tubuh penuh cacing, Kamis (21/8/2025). (KOLASE KOMPAS.com RIKI ACHMAD SAEPULLOH dan Instagram/rumah_teduh_sahabat_iin)

"Jadi memang kedua orang tuanya punya kurang terutama dari sumber daya manusia (SDM) juga dari segi mentalnya memang dia agak terganggu," ucapnya. 

Menurut Asep, kondisi mental orang tua bocah itu akhirnya berdampak buruk pada perkembangan Raya.

Ia menyebut ada pola asuh yang salah yang menjadi penyebab Raya mengalami kondisi tersebut.

"Jadi intinya pola asuh yang salah, sehingga anak telantarkan, mungkin anak main di mana saja. Termasuk apa yang cerita di medsos," sebutnya.

Ia pun tak mau disalahkan.

Baca juga: Detik-detik Pencurian Mobil Pickup di Lumajang Terekam CCTV, Polisi Lakukan Pendalaman

Asep juga menepis pihaknya kecolongan dalam kasus balita Raya.

Asep mengaku pihaknya tak tinggal diam. Ada upaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada balita itu.

"Saya langsung ketemu dengan neneknya cerita itu. Bahwa kita tidak diam, bahkan itu masih saudaranya kepala desa, termasuk kepala desanya punya bidan juga di sana. Jadi itu tidak dibiarkan, hadir di sana," bebernya.

Sekali lagi, ia menepis informasi di media sosial yang menyebut Pemerintah Kabupaten Sukabumi kecolongan.

"Jadi bukan seolah-olah di berita itu bahwa pemerintah itu tidak hadir, dan saya sudah menegaskan kepada seluruh perangkat daerah."

"Termasuk kecamatan, desa, dan RT/RW, kita harus betul-betul kedepan itu melayani masyarakat itu dengan baik karena kita sebagai pelayanan publik," tandasnya.

Baca juga: Nasib Lisa Mariana Usai Tes DNA Ridwan Kamil Non-identik, Ganti Rugi Rp105 M dan Minta Maaf 7 Hari

Sebelumnya, Bupati Sukabumi itu telah mendapat teguran keras dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Mantan Bupati Purwakarta itu menyebut Asep Japar abai terhadap warganya.

Ia juga menyinggung banyaknya persoalan di Sukabumi yang mengharuskan sang bupati bekerja keras.

"Bupati kita tegur, kita tegur keras. Ini tidak boleh lagi seperti itu. Sukabumi itu kan problemnya banyak."

"Infrastrukturnya buruk, kemudian sembilan ribu rumah yang terkena gempa belum terehabilitasi. Ini diperlukan kecekatan Bupati untuk kerja keras, tidak bisa landai lagi," kata Dedi, Rabu, dikutip dari TribunJabar.id.

TUBUH PENUH CACING - Tangkapan layar video tentang Raya, balita di Sukabumi meninggal dunia dengan kondisi tubuh penuh cacing dan Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, yang kini terancam disanksi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
TUBUH PENUH CACING - Tangkapan layar video tentang Raya, balita di Sukabumi meninggal dunia dengan kondisi tubuh penuh cacing dan Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, yang kini terancam disanksi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin - KOMPAS.com/RIKI ACHMAD SAEPULLOH)

Dedi Mulyadi mengancam bakal memberi sanksi tega imbas kelalaian aparat desa dalam menjaga keamanan dan kesehatan warganya. 

Bagaimana tidak, Raya warga Kampung Padangenyang, yang terletak di Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat tewas sangat tragis. 

Saat ditemukan tewas, tubuh Raya menjadi tempat bersarangnya cacing. 

Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R. Syamsudin, Kota Sukabumi, mengungkap kondisi Raya.

Raya mengembuskan napas terakhir setelah di tubuhnya bersarang banyak cacing gelang atau Ascaris lumbricoides.

Cacing tersebut menyebabkan komplikasi berat hingga mengakibatkan nyawa bocah itu tak tertolong.

Meski infeksi cacing tergolong umum pada anak-anak, kasus ini dinilai sebagai satu yang paling parah.

BOCAH MENINGGAL CACINGAN - Raya, bocah berusia tiga tahun asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing. Kisahnya menjadi perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
BOCAH MENINGGAL CACINGAN - Raya, bocah berusia tiga tahun asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing. Kisahnya menjadi perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Instagram/rumah_teduh_sahabat_iin)

Akan tetapi, pada kasus Raya, tingkat keparahan dan jumlah cacing yang ditemukan sudah sangat banyak.

"Kalau cacing sudah muncul saat buang air besar, biasanya sudah bisa ketahuan. Tapi dalam kasus Raya, cacingnya sudah besar-besar dan jumlahnya sangat banyak," ungkapnya.

Cacing gelang berkembang biak di lingkungan tanah.

Telur cacing bisa masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau secara tidak sengaja tertelan saat tangan yang kotor masuk ke mulut.

Dalam kasus Raya, bocah itu diketahui tinggal di rumah panggung yang langsung berdiri di atas tanah tanpa lapisan semen atau aspal.

Raya pun terbiasa bermain di kolong rumah bersama ayam dan kotoran. Hal ini diduga menjadi pemicu bocah itu mengalami cacingan.

Baca juga: Sosok Kades Wardi Terancam Kena Sanksi Dedi Mulyadi, Imbas Bocah Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing

Saat anak bermain di tanah tanpa perlindungan, seperti alas kaki atau mencuci tangan setelahnya, potensi infeksi cacing sangat tinggi.

"Kalau melihat faktor lingkungannya, sangat mungkin dia tertular dari tanah. Bisa saja saat bermain, tangan menyentuh tanah yang mengandung telur cacing, lalu masuk ke mulut," beber Irfan.

Setelah telur cacing masuk ke tubuh, butuh waktu sekitar 2-3 minggu untuk menetas di dalam usus.

Namun, sebelum menjadi dewasa, telur akan melalui fase larva. Di fase ini, cacing dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, termasuk ke paru-paru, ginjal, hingga otak.

Irfan melanjutkan, kondisi yang dialami Raya sudah cukup parah lantaran infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak.

"Dalam kasus ini, infeksi sudah menyebar ke paru-paru dan otak. Cacing ditemukan keluar dari hidung, artinya dia sudah mencapai saluran napas atau pencernaan bagian atas," tandasnya.

Lebih lagi, cacing di dalam tubuh bocah itu sudah tak terhitung jumlahnya.

"Sudah sangat terlambat saat sampai ke rumah sakit. Jumlah cacing dalam saluran pencernaannya sangat banyak," sambungnya.

Irfan menambahkan, Raya masuk RSUD R. Syamsudin pada 13 Juli 2025 sekitar pukul 20.00 WIB.

Raya menjalani perawatan intensif selama sembilan hari hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir pada 22 Juli 2025.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved