Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Penghasilan Rp50 Juta per bulan, Ramang Lulusan SD Jadi Juragan Botol Bekas, Asuh Puluhan Anak Yatim

Meski hanya lulusan sekolah dasar (SD), Ramang Karim kini sukses menjadi juragan botol bekas dan besi tua.

Tribun Gorontalo/Herjianto Tangahu
JURAGAN BOTOL BEKAS - Ramang Karim saat ditemui Tribun Gorontalo, pada Minggu (24/8/2025). Meski hanya lulusan SD, Ramang kini pekerjakan 50 karyawan dan mengasuh puluhan anak hingga lansia. 

TRIBUNJATIM.COM - Meski hanya lulusan sekolah dasar (SD), Ramang Karim kini sukses menjadi juragan botol bekas dan besi tua.

Penghasilannya yang ia peroleh dari bisnisnya tersebut mencapai Rp50 juta.

Namun ada satu hal yang menjadi inspirasi dari Ramang.

Ia menghidupi 31 orang di rumahnya yang mana tak hanya istri dan ketiga anaknya, melainkan puluhan anak yatim, lansia dan balita yang ia rawat seperti keluarga sendiri.

Ramang merupakan pengusaha yang berasal dari Gorontalo.

Ramang lulusan SD kini memiliki 50 karyawan untuk usaha botol bekas dan besi tua yang ia jalani.

Usahanya berlokasi di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.

Baca juga: Sosok Pengantin Beri Tomat hingga Wortel Sebagai Sovenir Pernikahan, Ayahnya Juragan Sayur Semarang

Orangtua Menangis saat Merantau

Perjalanan hidup Ramang tidaklah mudah.

Sejak kecil, ia pernah ingin berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas III SD. 

"Waktu itu, saya berpikir untuk keluar saja dari sekolah dan langsung kerja," ucap Ramang Karim kepada Tribun Gorontalo, Minggu (24/8/2025).

Namun, berkat dorongan orang tua, ia berhasil menyelesaikan pendidikan hingga lulus SD.

Meski demikian, ia memilih jalan hidup berbeda. 

Setelah lulus, Ramang merantau ke Bitung, Sulawesi Utara, untuk bekerja di tempat usaha botol. 

"Orang tua saya sampai menangis melihat saya pergi merantau," kisahnya.

Lima tahun bekerja di Bitung memberinya pengalaman berharga. 

Sekembalinya ke Gorontalo, ia menikah dan membangun keluarga kecil. 

SOSOK INSPIRATIF - Ramang Karim saat ditemui TribunGorontalo.com, pada Minggu (24/8/2025). Meski hanya lulusan SD, Ramang kini pekerjakan 50 karyawan dan mengasuh puluhan anak hingga lansia.
SOSOK INSPIRATIF - Ramang Karim saat ditemui TribunGorontalo.com, pada Minggu (24/8/2025). Meski hanya lulusan SD, Ramang kini pekerjakan 50 karyawan dan mengasuh puluhan anak hingga lansia. (Tribun Gorontalo/Herjianto Tangahu)

Awal Mula Usaha Botol Bekas

Awalnya, ia mencoba berdagang ikan, tetapi kebutuhan hidup yang mendesak membuatnya kembali ke bisnis yang ia kuasai: usaha botol.

"Saya merasa punya dasar di usaha botol setelah lima tahun pengalaman di Bitung," ungkapnya.

Perlahan tapi pasti, ia mengumpulkan botol-botol bekas dari warga sekitar, desa, hingga rumah makan.

Botol yang sudah dibersihkan itu ia jual di skala lokal. 

Kini, usahanya berkembang pesat.

Selain menjadi juragan botol, ia juga mengelola bisnis besi tua dengan skala ekspor, menjangkau Manado hingga Surabaya.

"Setiap kali pengiriman ke Manado biasanya 17 ribu botol, sementara ke Surabaya bisa mencapai 26 ribu botol lebih," tuturnya.

Baca juga: Sosok Ketua RT Nikahi Dua Istri Sekaligus, Beda Usia 22 Tahun, Dijuluki Juragan Tanah

Asuh Puluhan Yatim dan Lansia

Dari bisnis ini, Ramang memperoleh penghasilan hingga Rp50 juta per bulan. 

Namun, yang paling menyentuh bukan soal materi, melainkan kepeduliannya terhadap sesama.

"Di rumah, ada istri dan tiga anak saya. Tapi total kami ada 31 orang," ujarnya. 

Mereka bukan hanya keluarga inti, melainkan juga anak yatim, lansia, hingga balita yang ia asuh seperti keluarga sendiri. 

Bahkan, beberapa anak asuhnya sudah berhasil ia kuliahkan, dan tiga lainnya sudah berumah tangga.

"Prinsip saya, hidup harus bisa bermanfaat bagi orang banyak," tegasnya.

Baca juga: Ketimbang Pusing Anak Jajan Terus, Yusuf Keterusan Bikin Layangan sampai Jadi Juragan

Meski hanya lulusan SD dan tidak memiliki ijazah, Ramang Karim tetap menekankan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. 

Anak pertamanya kini bekerja sebagai perawat di RSUD Otanaha.

Anak keduanya membantu mengurus usaha.

Sementara, anak ketiganya sedang bersiap mendaftar sebagai prajurit TNI.

Kisah hidup Ramang Karim adalah bukti bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh pendidikan formal.

Tetapi juga oleh kerja keras, pengalaman, dan ketulusan hati untuk membantu sesama. 

Dari keterbatasan, ia mampu membuka jalan rezeki bagi banyak orang di Gorontalo.

"Dulu saya dikenal sebagai orang malas dan bodoh. Sampai guru saya terkejut melihat kondisi saya sekarang," pungkasnya. 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved