Istri korban pembunuhan di Kenjeran Park, Surabaya, Sandra Fransiska Daandel mengaku bahwa suaminya lebih memilih pekerjaan sambilan menjadi sopir Grab dibandingkan menjadi Manager PT J&T Express.
"Dia (almarhum) pernah bilang mau jadi sopir Grab aja, pekerjaan yang di J&T mau dilepas katanya," paparnya kepada TribunJatim.com, Jumat (24/3/2017) di rumah duka pukul 22.00 WIB.
Sandra juga menceritakan bahwa suaminya sepulang dari PT J&T Express selalu keluar lagi untuk lanjut kerja jadi sopir Grab.
"Jarang di rumah, pagi kerja, terus pulang kerja dari kantor nge-Grab sampai malam," ujarnya.
Tetangga korban, Mariana juga mengatakan hal serupa.
Korban yang bernama Denny Ariesandy sering pulang malam.
"Kalau habis kerja biasanya nge-Grab jadi sopir kalong gitu, sampai malam bahkan sampai pagi," ujarnya saat ditemui di rumah duka Perum Jaya Maspion Permata Blok Berryl No 42, Gedangan, Sidoarjo.
Denny Ariesandy adalah korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan di Kenjeran Park, Surabaya, Kamis (24/3/2017) pagi tadi sekitar pukul 05.30 WIB.
Korban diketahui bekerja sebagai sopir taksi online Grab.
Solidaritas Para Sopir Taksi Online
Denny Ariessandi dikenal sebagai sosok yang periang.
Istri Denny, Sandra Fransiska Daandel, saat ditemui di rumah duka, Perum Jaya Maspion Permata Blok Berryl No 42 Gedangan, Sidoarjo, bercerita tentang sifat almarhum suaminya tersebut.
"Dia itu sosok yang periang, kalau kita sedang rapat di Gereja, dia yang selalu bikin suasana agak mencair. Bikin lelucon dikit gitu," ujar Sandra lalu termenung mengingat Denny, Jumat (24/3/2017).
Sandra mengatakan bahwa ia agak terkejut saat melihat banyaknya tamu yang datang melayat kepergian suaminya itu.
"Banyak banget yang datang, saya nggak nyangka, dari komunitas Grab, Uber, terus teman-temannya dari Jember juga," tuturnya.
Perihal sosok Denny juga diceritakan oleh tetangganya, Mariana.
"Orangnya tuh nggak aneh-aneh, ngerokok aja enggak. Kok tega yang bunuh. Waktu dia mau berangkat kerja, masih sempat nyapa," kata Mariana.