TRIBUNJATIM.COM - Pasangan kekasih Diana Simatupang (24) dan Oktariansyah (26) adalah bagian dari rombongan wisatawan asal Tangerang yang tewas dalam tabrakan maut di Turunan Selarong, Sabtu (22/4/2017).
Pasangan ini berakhir tragis setelah motor yang mereka tumpangi terlibat dalam tabrakan beruntun yang disebabkan oleh sebuah bus pariwisata menurun tajam dari Puncak tak terkendali karena rem blong.
Sesaat sebelum kejadian, motor yang dikendarai Okta dan Diana tertinggal di belakang satu motor teman rombongannya, yaitu Bambang beserta Istri.
Saat itu Bambang mencoba menunggu motor yang dikendarai Okta dan Diana di sebuah SPBU sebelum memasuki area Jalan Raya Puncak Gadog.
Setelah Bambang menunggu selama sepuluh menit, motor yang dikendarai Okta dan membonceng Diana menyusul sambil membunyikan klakson khusus untuk Bambang.
Baca: Ngeri, Ada 18 Kecelakaan Gara-gara Rem Blong, Ada Apa dengan Tanjakan Selarong?
Dengan cepat, Bambang pun langsung mengejar motor yang dikendarai Okta itu.
Beberapa saat setelah pengejaran, Bambang dan istri mendapati adanya kemacetan lalu lintas, dan dari jauh mereka melihat kepulan asap yang keluar dari sebuah bus.
Bambang pun panik, hingga akhirnya ia meninggalkan motornya dan menuju bus yang ia lihat.
"Saya parkir kan motor saya. Saya tinggalin istri saya, saya lari ke sana, saya lari ke atas, saya liat ada temen saya atau tidak," cerita Bambang kepada TribunnewsBogor.com, di RSUD Ciawi beberapa jam usai kejadian.
Saat itu Bambang sempat melihat-lihat ke area kolong bus tersebut.
Ia melihat ada korban tergeletak namun ia sedikit lega karena korban itu bukanlah temannya.
Baca: Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api, Kepala Stasiun Wonokromo: Ini Jadwalnya Mundur Semua
Akhirnya Bambang kembali ke parkiran motornya, mengajak istrinya untuk mengecek ke atas.
"Ya udah saya sama istri saya, yuk kita kejar, mudah-mudahan udah di atas," kata Bambang.
Namun, takdir tidak sesuai harapan Bambang dan Istri.
Ketika mereka melaju melewati bagian belakang bus itu, dalam jarak sepuluh meter, mereka mendapati Oktariansyah tewas di tempat dan Diana Simatupang dalam kondisi kritis.
Saat itu Bambang melihat Oktariansyah berada di jurang pinggir jalan sedang di gotong oleh warga.
Sedangkan Diana, ia dapati dengan kondisi kedua kakinya patah namun masih bisa bernafas.
"Saya udah teriak-teriak, aduh, udah kalang kabut di tengah jalan lah. Saya teriak-teriak suruh berhentiin ambulan atau mobil yang bisa bawa dia. Ternyata gak ini kan, akhirnya di ujung-ujungnya dibawa sama mobil osbak (mobil bak terbuka)," kata Bambang.
Okta dan Diana pun dibawa ke RSUD Ciawi.
Baca: 3 Orang Korban Kecelakaan Maut di Bogor Tewas, Belasan Lainnya Kondisinya Begini
Bambang pun bercerita ketika Diana mengalami masa-masa kritis.
Bahkan Bambang sempat menghubungi pihak keluarga Diana untuk keputusan penanganan selanjutnya dari pihak rumah sakit.
"Ditanganin, trus ternyata pendarahannya banyak. Pihak rumah sakit menanyakan tindak selanjutnya yang harus diputuskan keluarga kan. Kita udah telpon keluarganya, ya udah kalo bisa secepatnya ditanganin, jadi salah satu di antara kita nih sebagai saksi, ternyata pas lagi dimasukin darah, gitu, udah gak tertolong," ungkap Bambang.
Rombongan Okta dan Diana terdiri dari empat orang yang menggunakan 1 mobil dan 3 motor yang masing-masing dikendarai 2 orang.
Mereka berniat berwisata ke Puncak menuju vila yang sudah mereka pesan.
Satu motor dari rombongan tersebut, Okta dan Diana menjadi bagian dari 4 korban tewas dalam tabrakan maut Selarong dari total korban 25 orang.
(Naufal Fauzy/TribunnewsBogor.com)