TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Surabaya kembali menjadi finalis untuk penilaian Kota Layak Anak kategori nindya bersama dua kota lain yaitu Solo dan Denpasar.
Hari ini, Sabtu (3/6/2017) rombongan tim juri dari Kementerian Perempuan dan Pemberdayaan Anak mendatangi Balai Kota sebelum terjun ke lapangan untuk melakukan penilaian.
Kedatangan rombongan tersebut disambut oleh forpimda Kota Surabaya dan dipimpin langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismahari di ruang sidang Balai Kota Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut, Tri Rismahari menjelaskan bahwa Surabaya sudah melakukan banyak untuk memenuhi hak-hak anak.
"Trafficking di Surabaya sudah nggak ada. Habis sudah. Sejak penutupan Dolly itu sudah nggak ada trafficking," ujar Tri Rismahari.
Tri Rismahari menyebutkan saat ini sudah ada enam lokalisasi yang ditutup. Tujuannya agar menciptakan lingkungan yang aman dan sehat untuk anak-anak di Surabaya.
"Anak-anak di Surabaya itu juga kami beri imunisasi hepatitis. Mahal itu, tapi nggak apa apa itu kita berikan di samping imunisasi yang biasa," ujar Tri Rismahari.
Tidak hanya itu, di sejumlah puskesmas di Surabaya juga terdapat layanan pijat bayi oleh ahli pengeobatan tradisional. Jadi warga tidak perlu bingung lagi saat ingin memberikan pijat bayi untuknya. Cukup di puskesmas.
"Kami selalu kerja sama dengan LSM, kepolisian dan dewan pendidikan tentang bagaimana menangani anak anak. Bagaimana menciptakan lingkungan yang memenuhu hak anak," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya Martadi mengatakan ada tiga hal yang membuat Surabaya unggul dalam penanganan masalah anak dibandingkan kota-kota lain.
Pertama karena penanganan masalah anak dilakukan secara komprehensif. Kedua adanya sinergi yang bagus antar SKPD.
“Dan ketiga adalah partisipasi masyarakat yang tinggi. Ada kesadaran kolektif. Ini kuncinya,” jelas Martadi.
Baca: Begini Reaksi Risma Akan Dicalonkan Jadi Bacagub Jawa Timur
Mendengar paparan wali kota, ketua tim juri lantas memberikan apresiasi positif. Ernanti Wahyuni menyebut semua kluster sudah ditangani dan terpenuhi di Surabaya. Selain klusternya sudah terpenuhi, dia juga menyebut kemitraan dengan dunia usaha dan LSM juga intensif.
"Kami sudah dengar semua apa yang dilakukan di Surabaya. Menurut kami sudah jos. Izinkan kami melihat langsung di lapangan. Mungkin kami bisa beri masukan agar lebih baik lagi. Harapan kami Surabaya mencapai derajat paling tinggi dibanding kota-kota lainnya,” sambung Ernanti.
Selama ini, Surabaya konsisten meraih penghargaan Kota Layak Anak. Dari mulai tingkat Madya hingga tingkat Nindya. Untuk kategori Nindya, di Indonesia ada tiga kota yakni Surabaya, Denpasar dan Solo. (Surya/Fatimatuz Zahroh)