TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pascalebaran jalur di Penyeberangan Ketapang (Banyuwangi) - Gilimanuk (Bali) mendapat perhatian khusus dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim.
Pasalnya, antrean kendaraan terutama truk dan kendaraan pribadi akan mengalami penumpukan dalam arus balik ini.
Selain itu, Polda Jatim juga membeberkan data meningkatnya angka kecelakaan selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2017.
Kendaraan yang menyeberang itu diperkirakan mencapai 1.600 sampai 2.000 unit baik truk atau kendaraan pribadi.
Puncak kepadatan arus lalu lintas itu diperkirakan pada Sabtu (1/7) sampai Minggu (2/7) karena menjelang masuk kantor.
"Kantong parkir untuk menuju tempat penyeberangan disedikan lahan parkir 1.600 unit kendaaraan. Tapi kalau sudah mencapai 2.000 parkirnya di bahu jalan," ujar Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Ibnu Isticha, Jumat (30/6/2017).
Baca: Tragis, Buru-buru Antar Anak ke Ponpes, Luxio Muat 10 Orang Malah Nyungsep di Tol Sumo
Untuk mengurangi kemacetan di sekitar penyeberangan, Ditlantas Polda Jatim telah melakukan rekayasa lalu lintas.
Rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan adalah, apabila terjadi antrean panjang, petugas akan mengalihkan kendaraan ke jalur alternatif. Yakni dari Pelabuhan Ketapang diarahkan ke kiri yang bisa tembus Terminal Pelabuhan Tanjungwangi lalu masuk jalan arteri arah ke Situbondo.
"Rekayasa lalu lintas itu jika arus kendaraan padat. Mudah-mudahan saja arus lalin disana landa-landai saja," ujarnya.
Dalam arus balik ini, Kombes Ibnu memperkirakan puncaknya Sabtu (1/7) dan Minggu (2/7). Jalur yang patut diwaspadai adalah jalur antarprovinsi karena akan didominasi pemudik dari berbagai wilayah seperti Jateng hingga Jakarta.
Baca: Simpang Bangjuri dan Jembatan Ploso Macet, Pemudik Rebutan Perahu Tradisional di Sungai Brantas
Kepadatan arus yang ada, masyarakat agar tetap waspada dan jaga kondisi kesehatan agar tidak mengantuk saat mengemudi kendaraan.
Arus balik lokal atau daerah di Jatim (seperti Blitar, Ngawi, Tuban) yang menuju Surabaya atau Sidoarjo diperkirakan berlangsung, Minggu (2/7/2017).
Bersamaan masyarakat balik, jalur yang ada diprediksi padat. "Biasanya masyarakat baliknya mepet karena Senin (3/7) sudah bekerja seperti biasa," jelas Ibnu.
Yang cukup melegakan hati masyarakat yang akan balik ke rumah masing-masing, Menteri Perhubungan menambah larangan kendaraan truk pengangkut barang, kontainer dan sejenisnya diperpanjang sampai H+7.
Baca: Bus Mira - Innova Adu Kepala, Kendaraan Ringsek dan Sopir Terjepit, Kondisinya Mengerikan
Penambahan larangan jalan kendaraan berat kecuali pengangkut BBM dan sembako itu, sedikit banyak ada kelonggaran di jalan raya.
"Kalau truk atau kontainer dan sejenisnya tetap nekat jalan, kami akan tindak tegas. Karena ini adalah instruksi Menteri Perhubungan," tandasnya.
Sementara itu, sesuai analisa dan evaluasi Ramadniya Semeru 2017 selama 11 hari (H-6 sampai H+3), angka kecelakaan tertinggi didominasi motor. Di tahun 2017 ini angka kecelakaan motor mencapai 833 kasus dan tahun 2016 sebanyak 799 kasus.
Baca: Bus PO Rosalia Indah Masuk Jurang di Purbalingga, 4 Penumpang Tewas dan 40 Luka Parah
Kedua didominasi mobil penumpang yang mencapai 140 kasus dan di tahun 2016 sebanyak 120 kasus.
Peristiwa kecelakaan dalam arus mudik dan balik ini sudah mencapai 102 orang, 60 mengalami luka berat dan 894 mengalami luka ringan.
Jam yang paling sering terjadi kecelakaan dalam arus mudik dan balik adalah pukul 09.00 WIB sampai 12.00 WIB sebanyak 102 kasus, pukul 12.00 WIB sampai 15.00 WIB terjadi sebanyak 96 kasus.
Sedang pukul 15.00 WIB sampai 18.00 WIB ada 90 kasus dan pukul 18.00 WIB sampai 21.00 WIB ada 73 kasus.
"Kecelakaan ini justru bukan di jalur utama mudik. Justru di jalan kabupaten yang nota bene agak longgar," ujar Kombes Ibnu Isticha.
Baca: Motor Pasangan Muda-mudi ini Tabrak Median Jalan dan Masuk Selokan, Akibatnya Mengerikan
Lengangnya jalan yang ada, perwira dengan tiga melati di pundak ini justru mengimbau agar tetap waspada tak bisa menahan emosi. Karena dikalanjalan agak sedikit sepi, justru memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.
"Lebih parah lagi tidak mengenakan helm pengaman. Begitu terjadi tabrakan ya langsung meninggal dunia," paparnya.
Kecelakaan lalu lintas, paling banyak merenggut nyawa adalah hari H1 atau pas Lebaran pertama. Jumlah orang yang tewas sia-sia di jalanan sebanyak 15 orang.
Pada H-1 jumlah korban tewas di jalan 14 orang, hal ini terjadi akibat faktor kecapekan dan kelalaian pengguna jalan.
Di H-2 sebanyak 12 orang tewas dan H2 (Lebaran kedua) ada 11 orang tewas di jalan raya.
Faktor yang menimbulkan kecelakaan paling banyak adalah mendahului/berbelok/berpindah jalur sebanyak 169 kasus.
Diurutan kedua adalah sesama pengguna jalan tidak menjaga jarak sebanyak 125 kasus, human error 83 kasus melanggar batas kecepatan 36 kasus.
"Kami mengimbau kepada pengguna jalan agar selalu waspada dan mentaati rambu yang ada. Jangan emosi di jalan, apabila capek atau mengantuk berhenti sajandi pos polisi atau rest area yang sudah disediakan," imbaunya. (Surya/Anas Miftakhudin)