Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Simpang Bangjuri dan Jembatan Ploso Macet, Pemudik Rebutan Perahu Tradisional di Sungai Brantas

Meski tarifnya naik berlipat-lipat, para pemudik tetap tak memperdulikannya dan saling rebutan.

Penulis: Sutono | Editor: Mujib Anwar
SURYA/SUTONO
Perahu penyeberangan tradisional di Sungai Brantas yang banyak dimanfaatkan pemudik untuk menyeberangkan motor dan mobil agar terhindar macet, Jumat (30/6/2017). 

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Demi mengindari kemacetan di Simpang Bangjuri (Jombang, Nganjuk Kediri) dan jembatan Ploso Jombang, sejumlah pemudik dari potong kompas dengan menyeberangi Sungai Brantas melewati Kabupaten Jombang, menggunakan jasa perahu tradisional.

Akibatnya, penyeberangan dengan perahu tradisional Sungai Brantas, Desa/Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang yang berbatasan dengan Desa Munung, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, selama musim mudik lebaran menjadi jauh lebih sibuk dibandingkan hari biasa.

Bahkan, perahu tradisional yang beroperasi kini tak hanya melayani orang atau kendaraan roda dua, tapi juga melayani mobil atau kendaraan roda empat.

Sejak H-4, para pemudik dari arah Surabaya tujuan Madiun dan Jawa Tengah, memilih masuk ke Kabupaten Jombang dan Nganjuk menyeberangi Sungai Brantas karena ingin menghindari kemacetan yang biasanya terjadi di wilayah Simpang Bangjuri.

Baca: Arus Balik Mulai Padat, Dua Jam 9.100 Kendaraan Lalui Simpang Mengkreng

Sedangkan yang tujuan Tuban, Lamongan, Rembang, memilih menggunakan jasa penyeberangan perahu guna menghindari kemacetan di jembatan Ploso, Kabupaten Jombang.

Setelah sampai di Desa Munung, Kecamatan Jatikalen, Nganjuk, pemudik bisa melanjutkan perjalanan ke arah Madiun dan Jawa Tengah melewati jalur alternative, tembus Kecamatan Bagor dekat Kabupaten Madiun.

Sedangkan tujuan Tuban, Lamongan, Rembang dan pantura Jawa Tengah, bisa melanjuutkan perjalanan ke Ploso, Kabuh, Ngimbang, dan terus ke Lamongan dan Tuban.

Saat arus balik seperti sekarang ini, warga yang kembali ke Surabaya, Sidoarjo, dan Malang dari Madiun dan Tuban, juga banyak yang memilih menyeberangi Brantas dengan jasa perahu ketimbang melewati simpang Bangjuri dan jembatan Ploso yang rawan macet.

Baca: Sabtu Besok Diprediksi Puncak Arus Balik Lebaran via Kereta Api, Tiket Langsung Ludes Terjual

Totok, warga di Desa Munung, Kecamatan Jatikalen, Nganjuk, yang berbatasan dengan Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jumat (30/6/2017) mengatakan, saat ini ada sekitar empat perahu tradisional yang melayani penyeberangan di perbatasan Nganjuk-Jombang ini.

"Kendaraan roda dua dikenakan biaya menyeberang sebesar Rp 2.000, sedangkan untuk mobil Rp 15.000," ujarnya.

Pada hari biasa, penyedia jasa penyeberangan dengan perahu tradisional mengaku pendapatannya sekitar Rp 600.000 per hari.

"Namun pada musim mudik seperti sekarang ini bisa mencapai Rp 1 jutaan per hari," kata Munir, salah seorang penyedia jasa penyeberangan di Sungai Brantas asal Ploso, Jombang.

Baca: Libur Lebaran, Nasib Becak Wisata Makam Bung Karno Malah Sangat Memprihatinkan

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved