Berikut Empat Rute Menuju Desa Wae Rebo, Lihat Keunikan Rumah 'Mbaru Niang' di Desa Tua Ini

Penulis: Pipin Tri Anjani
Editor: Alga W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desa Wae Rebo

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pipin Tri Anjani

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Desa Wae Rebo yang terletak di sebuah Desa Tua Manggarain di Flores, Nusa Tenggara Timur, termasuk objek wisata populer.

Meski Wae Rebo termasuk desa terpencil di Flores dan pemandangan pegunungannya sangat indah.

Dilansir dari indonesia-tourism.com, terdapat perumahan unik dan otentik, yakni perumahan Maggarai, di desa ini.

Perumahan ini menghadirkan rumah yang berartisitektur unik menyerupai bentuk kerucut.

Masyarakat di sana menyebut rumah mereka mbaru niang.

Baca: Meski Celananya Robek dan Bagian Dalam Kelihatan, Aksi Member TVXQ Ini Bikin Netter Berterima Kasih

Uniknya, rumah mbaru niang ini terdiri dari delapan keluarga berasal dari nenek moyang yang sama.

Struktur rumah ini melambangkan satu klan dengan drum suci.

Drum suci ini dianggap sebagai media klan untuk berkomuniasi dengan nenek moyang mereka.

Atapnya yang besar terbuat dari serat kelapa dan disanggah tiang kayu.

Baca: Almond Tree by The Harvest Sajikan Coklat yang Berbeda Gunakan Bubuk Cabe, Harganya Cuma Segini

Ada satu rumah seremonial yang memiliki ukuran yang berbeda dari bangunan lainnya.

Rumah ini digunakan untuk penyimpanan drum pusaka dan gong suci.

Di rumah ini jugalah, upacara dan ritual diadakan.

Baca: Mengapa Batik Pewarnaan Alami Kurang Diminati Meski Lebih Ramah Lingkungan dan Harganya Murah?

Di sisi lain, kehidupan penduduk Wae Rebo sehari-hari adalah bekerja di kebun mereka dari subuh.

Mereka sibuk memanen kopi dan mengolah biji.

Kalian juga dapat menjumpai beberapa wanita melakukan kegiatan tenun kain songket tradisional.

Baca: 10 Foto Pulau di Indonesia Ini Bakal Bikin Kamu Nggak Mager Lagi, Sudah Pernah ke yang di Jawa Ini?

Jika ada wisatawan yang berkunjung, maka mereka dipersilahkan meluangkan malam di mbaru niang untuk bersosialisasi dan makan bersama komunitas Wae Rebo.

Wisatawan juga akan tidur di tikar tenunan yang terbuat dari daun pandang.

Jika kalian ingin berkunjung ke Desa Wae Rebo, ada empat cara menuju ke sana.

Baca: Lambe Toerah Hadir di Surabaya, Kamu Bakal Puas Bergosip di Sini Sambil Seruput Ronde

1. Mengunakan mobil atau sepeda motor dari Ruteng

Perjalanan dari Ruteng menuju Golo Lusang memerlukan waktu 2,5 - 3 jam.

Setelah melewati Desa Pong Nggeok, kalian akan melewati Jembatan Wae Mese.

Setelah itu, kalian akan tiba di Desa Narang dan kemudian Desa Nanga Ramut lalu berakhir di Dintor.

Dari Desa Dintor yang merupakan desa nelayan kecil, kalian dapat melihat Pulau Mules yang indah.

Dari desa ini jalanlah ke utara, maka akan sampai ke Desa Kembar Kombo Wae Rebo dan berakhir di Desa Denge yang merupakan titik awal untuk mendaki Wae Rebo.

Baca: Jokowi ke Turki, Hanya Dia yang Berani Lakukan Ini Saat Kunjungan ke Masjid, Netter: Masyaallah

2. Cara hiking

Setibanya di Desa Denge, kalian harus mendaki dengan menempuh jalur antara homestay lokal dan sekolah dasar (SDK Desa).

Ada tiga titik istirahat di jalur pendakian menuju Desa Wae Rebo.

Pertama ada di Sungai Wae Lomba yang memerlukan waktu satu jam dari Desa Denge.

Setelah dari Sungai Wae Rebo, kalian akan berjalan kaki selama satu jam ke titik kedua, yakni Pocoroko.

Baca: 9 Kuliner Lombok yang Bukan Ayam Taliwang Ini Wajib Kamu Cicipi, No 5 Musuhnya Wonder Woman

Pocoroko adalah titik istirahat terpenting bagi pengunjung jika ingin melakukan panggilan telepon atau sms, karena di sinilah sinyal masih ada.

Ketiga, dari Pocoroko berjalan selama 40 menit dan tiba di titik ketiga, yakni Nampe Bakok.

Dari Nampe bangkok kalian, dapat menikmati pemandangan perbukitan yang indah sebelum sampai di Wae Rebo.

Baca: Liburan ke Bali, Jangan Lupa Cicipi Tiga Jajanan Pasar Ini, No 3 Bentuknya Lucu Bisa Jadi Oleh-oleh

3. Menggunakan truk dari Ruteng

Dari Terminal Bus Mena, naiklah truk yang akan membawa kalian melintasi Desa Cancar, Pela, Todo, dan Dintor, sebelum akhirnya sampai di Desa Denge.

Truk atau otot kayu biasanya berangkat dari terminal pada sore hari dan memerlukan waktu sekitar 3 - 3,5 jam.

Jika kalian ingin kembali ke Ruteng dari Desa Denge, maka kalian harus berangkat pukul 5.30 pagi.

Baca: Kasihan, Momo Geisha Honeymoon ke Santorini Sempat Keluhkan Ini di Bandara, Sampai Tutupi Kepala

4. Menggunakan perahu

Jika kalian menuju Desa Wae Rebo menggunakan perahu, maka perjalanan kalian dimulai dari Labuan Bajo.

Dari Labuan Bajo ke arah selatan Desa Pesisir Nangalili, sesampainya di sana, kalian harus menyewa kapal sekitar Rp 400.000 untuk mengantar ke Dintor.

Disarankan untuk menyewa kapal terlebih dahulu karena tidak ada jadwal kapal reguler.

Baca: Starbucks Buka Gerai di Bangunan Tua Berumur 100 Tahun di Jepang, Pernah Buat Tampung Geisha

Perjalanan menggunakan perahu memakan waktu sekitar dua jam dan membawa kalian menyebrangi pulau Mules.

Setelah tiba di Dintor, lanjutkan perjalanan ke Desa Denge menggunakan ojek sekitar 20 menit.

Nah, tunggu apalagi, segera rencanakan liburan kalian ke Desa Wae Rebo.

Baca: Pulau Baling-baling di Indonesia Timur Ini Cocok Buat Foto Pre Wedding, Selain Cantik, Rutenya Mudah

Berita Terkini