TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sejumlah sekolah ternyata banyak yang belum memenuhi pagu yang ditetapkan.
Ini setelah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tahap II untuk SMA Negeri resmi ditutup.
Bahkan jumlah siswa yang mendaftar juga mengalami penurunan jika dibanding tahun sebelumnya.
Salah satunya adalah SMAN 1 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung. Dari 150 pagu PPDB online perpanjangan, hanya ada 31 siswa yang mendaftar. Sehingga sekolah di Jalan Raya Buntaran ini masih kekurangan 119 siswa.
“Ini yang kami heran. Tahun lalu kami bisa mencapai pagu, tapi tahun ini jumlah siswa yang mendaftar justru mengalami penurunan,” ungkap Kepala SMAN 1 Rejotangan, Supriadi.
Baca: Kekurangan Ratusan Siswa, SMA Negeri Ternama ini Tak Mau Buka Pendaftaran Lagi
Supriadi menambahkan, pihaknya masih menunggu kebijakan Dinas Pendidian Provinsi terkait kondisi tersebut.
Pihaknya berhaap ada kebijakan penerimaan secara offline, agar pagu yang ditetapkan bisa terpenuhi. Namun jika jumlah siswa saat ini sudah final, maka pihaknya juga tidak bisa berbuat apa-apa.
“Satu rombel (rombongan belajar) jumlahnya 36 siswa. Mungkin kami akan maksimalkan yang ada, 25 sampai 28 per rombel. Atau mungkin mengurangi jumlah rombel,” tambah Supriadi.
Baca: Tak Dilirik Siswa, Pendaftaran Siswa Baru di SMA Negeri Pinggiran Seperti Kuburan
Sebenarnya kekurangan siswa tidak berpengaruh kepada proses belajar mengajar.
Namun jumlah siswa akan berpengaruh pada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Semakin sedikit siswa, maka semakin sedikit pula dana yang diterima.
Semakin sedikit dana yang dikelola, maka semakin sedikit pula kegiatan yang bisa dibiayai.
Supriadi menduga, pola pikir sekolah favorit dan sekolah pinggiran masih melekat di masyarakat.
“Harus diakui, sekolah favorit menjadi buruan orang tua siswa dan langsung penuh. Sementara sekolah yang dikenal sebagai sekolah pinggiran, kekurangan peminat,” ujar Supriadi.
Baca: Atasi Rendahnya Minat Baca Siswa SMA Rendah, Mahasiswa UM Buat Buku Sastra Unik ini
Padahal menurutnya, jika semua pihak, termasuk orang tua konsisten dengan sistem rayon yang ditetapkan, seharusnya tidak ada sekolah yang kukurangan pagu.
Selain itu terminologi sekolah favorit dan sekolah pinggiran perlahan akan menghilang.
“Salah satu faktor sepertinya sosialisasi ke masyarakat, termasuk ke sekolah SMP masih kurang. Terbukti banyak siswa yang datang ke sekolah tidak tahu apa yang harus dilakukan. Orang tua juga banyak yang tidak paham bagaimana caranya mendaftar,” tandasnya.
Dari situs PPDB Online Jawa Timur, ada lima SMA Negeri yang belum memenuhi pagu setelah perpanjangan PPDB online. Selain SMAN 1 Rejotangan, sekolah tersebut adalah SMAN 1 Ngunut, SMAN 1 Kalidawir, SMAN 1 Pakel, dan SMAN 1 Campurdarat.
Sementara sekolah yang terpenuhi pagunya setelah perpanjangan PPDB online adalan SMAN 1 Boyolangu, SMAN 1 Gondang, SMAN 1 Kauman, dan SMAN 1 Karangrejo. (Surya/David Yohanes)