TOP 5 Jawa Timur

TOP 5 Jawa Timur dari Pria yang Begituan dengan Wanita Lain Sampai CJH Embarksi Surabaya yang Wafat

Penulis: Edwin Fajerial
Editor: Edwin Fajerial
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto berita terpopuler Jatim

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berikut lima berita terpopuler Jawa Timur di TribunJatim.com pada Kamis (25/8/2017): 

1. Sudah Punya Istri, Pria Ini Malah Sering Begituan dengan Wanita Lain, Awalnya Cuma Karena Hal Ini

Seorang laki-laki dan perempuan terpaksa diamankan petugas Satpol PP cabang Kecamatan Wonokromo karena kedapatan sedang bermesraan di Taman Bungkul, Wonokromo, Surabaya, Minggu (20/8/2017) dini hari.

Si laki-laki tersebut berinisial MUS (33) asal Mojokerto yang tinggal di daerah Sedati, Sidoarjo sedangkan si perempuan berinisial AN (27) asal Cerme, Gresik yang tinggal di daerah Gedangan, Sidoarjo.

Setelah dilakukan pendataan dan pemeriksaan di Kantor Satpol PP Pemkot Surabaya, diketahui seorang laki-laki dan perempuan tersebut bukan pasangan yang sah.

Hal ini dikatakan Komandan Kompi (Danki) Satpol PP Pemkot Surabaya, Abdul Razak kepada TribunJatim.com usai mendapatkan kiriman dua orang terjaring hasil operasi wilayah dari anggota Satpol PP cabang Kecamatan Wonokromo, Minggu (20/8/2017) dini hari.

"Ya, kami dapat kiriman dari Satpol PP Wonokromo, dua orang yang sedang bermesraan di Taman Bungkul yang tidak membawa KTP lalu dibawa ke kantor.

Saat dilakukan pemeriksaan, mereka berdua mengaku bukan suami istri yang sah.

Si lelaki sudah beristri dan memiliki anak, sedangkan perempuannya belum menikah," ujar Abdul Razak yang kemudian menunjukkan tempat keduanya diperiksa secara terpisah.

Saat TribunJatim.com menanyakan kepada AN mengenai awal kisah keduanya menjalin cinta, perempuan berkaos biru dengan riasan kalung di lehernya itu pun hanya tertunduk malu, namun tetap menjawab.

"Saya suka sama Mas MUS, begitupun juga dia. Kami hampir dua tahun ini sering ngobrol dan curhat-curhatan, sampai akhirnya kami keluar bareng, cari makan bareng, belanja, dan lain-lain. Sudah delapan bulanan ini," jawabnya pelan dengan kepala masih tertunduk.

AN mengaku dirinya dengan MUS mulai kenal lalu akrab sejak keduanya bekerja di sebuah perusahaan meubel di Sidoarjo, serta dalam departemen yang sama.

Dari keterangan AN, MUS telah pisah ranjang dengan istrinya dan sempat mau bercerai.

Namun MUS memupuskan keinginannya karena kasihan terhadap putri kecilnya.

Kemudian pada saat istri MUS kembali pulang ke rumah kedua orangtuanya bersama putri semata wayangnya ke Trenggalek, datanglah AN ke kehidupan MUS.

MUS yang saat itu sedang depresi dan kehilangan orang yang dicintainya menerima dengan tangan lebar kedatangan AN di sisinya.

"Ya mungkin karena nyaman dan sreg aja sama Mas MUS, jadi saya tidak berpikir akan sejauh ini," lanjutnya lalu air mata mulai jatuh ke pipinya.

Beberapa kali, wanita idaman lain (WIL) yang mengaku ditinggal pacarnya ke Malaysia ini memohon kepada petugas pendataan Satpol PP Pemkot Surabaya untuk tidak melaporkannya ke polisi.

"Pak, jangan dilaporkan ke polisi ya Pak. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi, saya mohon Pak," ucapnya berkali-kali sambil memegang tangan petugas Satpol PP yang sedang menulis identitasnya.

Lalu, saat petugas menanyakan sudah sampai sejauh mana hubungan keduanya, AN bersikeras mengatakan hanya sebatas hangout saja.

"Nggak pernah ngapa-ngapain Pak, ciuman aja juga nggak pernah, apalagi tidur bareng. Palingan cuma pegangan tangan aja, sumpah Pak nggak pernah sampai sejauh itu," ungkapnya ke petugas pendataan.

2. Tak Berikan Keputusan Soal Maju Tidaknya Jadi Bacagub Jatim, Politisi PAN: Khofifah Sangat Hati-hati

Sampai saat ini Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa belum juga memberikan kepastian terkait pencalonannya menjadi bakal calon gubernur (bacagub) Jawa Timur 2018.

Hal itu tampak dari pihaknya dia yang belum terlihat melakukan sejumlah manuver dalam persiapannya menjadi bakal calon gubernur (bacagub), baik itu melakukan deklarasi pencalonan ataupun komunikasi secara khusus kepada beberapa pihak.

Seringkali, ketika ditanya Menteri Sosial yang juga Ketua Muslimat NU ini hanya menjawab sedang melakukan cek sound maupun cek frekuensi di berbagai wilayah.

Pernyataan Khofifah tersebut dinilai memberikan isyarat simbol khusus bagi para pihak tertentu.

Menurut Politisi PAN Jatim, Suli Daim menyebutkan bahwa Khofifah terlihat sangat berhati-hati dalam menentukan keputusannya dalam pencalonan pada pilkada Jatim.

"Saya pikir ini biasa ya, seseorang yang mau turun gunung, harus benar-benar mempertimbangkannya secara matang keputusannya," ujar Suli Daim saat ditemui Tribunjatim.com, Rabu (23/4/2017).

Sebagai Menteri Sosial yang merupakan jabatan mandat dari Presiden Jokowi tak mungkin Khofifah langsung keluar dari jabatannya tanpa ada komunikasi terlebih dahulu dengan pemberi mandat.

"Hal itu wajar saja, Mensos jabatan untuk kepentingan rakyat, sedangkan gubernur kan jabatan politis," ujar Anggota DPRD Jatim ini.

Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa ()

Jadi, kata Suli, jangan sampai jabatan untuk kepentingan rakyat, ditinggalkan tanpa ada alasan yang lebih krusial hanya untuk mengejar jabatan politis semata, yakni gubernur.

Ia mengaku tak masalah terkait keputusan Khofifah yang tak kunjung memberikan kepastian terkait pencalonannya pada Pilkada Jatim.

"Kan masih ada waktu bulan januari kan baru buka pendaftaran oleh KPU, jadi masih ada waktu sekitar empat bulanan," ungkapnya.

Suli Daim berharap Khofifah mampu mengambil keputusan secara tepat, agar mampu memberikan kemajuan bagi Jawa Timur.

3. Tak Setuju Khofifah Maju di Pilgub 2018, Wanita PPP Jatim: Kami Lebih Pilih Gus Ipul

Wanita PPP Jawa Timur lebih memilih sosok Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul yang maju sebagai calon gubernur (cagub) Jawa Timur 2018 ketimbang Khofifah.

Wakil Bendahara PPP Jatim, Fatimah Dzuhri mengatakan bahwa pihaknya tidak setuju jika Khofifah maju menjadi bacagub pada Pilkada Jatim mendatang.

Sejumlah wanita PPP menyambut kedatangan Gus Ipul di Kantor DPW PPP Jatim, Jalan Raya Kendangsari, Surabaya, Kamis (24/8/2017). ()

"Kami wanita PPP sebagai kalangan Nahdliyin tidak setuju adanya pemimpin perempuan. Makanya kami pilih Gus Ipul, sedangkan Bu Khofifah biar jadi menteri saja," ujar Fatimah.

Fatimah mengaku sebagai kader PPP, pihaknya tak ingin Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa ikut dalam laga Pemilihan Gubernur 2018, karena pemimpin perempuan dinilai tidak pas menurut para ulama yang mereka yakini.

Menurut wanita asal Malang ini, sosok yang tepat adalah laki-laki untuk memimpin Jawa Timur mendatang.

Sehingga, lanjutnya, Gus Ipul dinilai layak menggantikan posisi Soekarwo, Gubernur Jatim sekarang.

"Kita dukung Gus Ipul maju jadi bacagub, Khofifah jadi menteri saja," ungkap Fatimah.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur Jatim Gus Ipul atau Syaifullah Yusuf mendaftar bakal calon gubernur (bacagub) Jatim di Kantor PPP Jatim, Jalan Raya Kendangsari, Surabaya, Kamis (24/8/2017).

4. Ketika Anggota Komisi IV DPR RI, Viva Yoga Pertanyakan Lolosnya Benih Berbakteri Asal Thailand

Anggota Komisi IV DPR RI, Viva Yoga Mauladi mempertanyakan bagaimana pengawasan Badan Karantina Pertanian yang kelolosan virus atau bakteri langka.

Padahal, bakteri ini bila tertanam akan berkembangbiak dan mengganggu ekosistem pertanian di Indonesia.

Anggota Komisi IV DPR RI beserta Balai Karantina Pertanian Kota Surabaya menjelaskan bibit jagung impor yang diamankan di Malang karena mengandung bakteri, pada Kamis (24/8/2017) ()

"Kenapa benih cabe di Bogor bisa lolos dan yang baru kenapa benih jagung juga bisa lolos?," tanyanya heran ke perwakilan Balai Karantina Pertabian di Kantor Balai Besar Karantina Pertanian Kota Surabaya, Jalan Raya Bandara Ir H. Juanda, Sidoarjo, Jatim, pada Kamis (24/8/2017).

Karena sudah kelolosan dua kali Viva Yoga Mauladi pun mempertanyakan apakah selektifitas dan pengawasan BKP masih kurang maksimal.

"Kalau virus atau bakteri ini bisa menyebar membahayakan sekali," ucapnya.

Seprti informasi yang TribunJatim.com dapatkan dari BKP, bibit atau benih yang mengandung bakteri ini adalah benih jagung dan cabe.

5. CJH Embarksi Surabaya yang Wafat di Mekkah Bertambah, Rata-rata Kebanyakan dari Kategori Ini

 Jumlah calon jemaah haji Embarkasi Surabaya yang meninggal dunia di Mekkah bertambah.

Menurut data yang disampaikan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, hingga Kamis (20/8/2017) tercatat 20 CJH meninggal dunia.

"Pada Rabu (23/8/2017), ada empat CKH meninggal dunia. Sekarang jumlahnya 20 orang," jelas Sekretaris I PPIH Embarkasi Surabaya, Sutarno.

Seperti data yang TribunJatim.com dapatkan, para CJH yang meninggal dunia ini rata-rata adalah peserta haji kloter awal, yakni dari kloter 4 sampai 53.

"Yang meninggal dunia ini merupakan CJH kategori risiko tinggi. Selain sudah berumur di atas 60 tahun, mereka juga mengidap penyakit," paparnya.

Sementara data CJH yang sudah berangkat sampai hari ini adalah Kloter 1 sampai kolter 77.

Berita Terkini