Nekat dan Sekian Lama Memagut Rasa, TKI di Malaysia ini Akhirnya Bisa Temui Anak Hasil Nikah Sirinya

Penulis: David Yohanes
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pujiastuti (38) bersama anaknya, Natasya (10) di musala Mapolsek Kalidawir, Tulungagung, Jumat (29/9/2017).

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Pujiastuti (38) perempuan asal  Desa Prupuk, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah yang tinggal di musala Mapolsek Kalidawir akhirnya bisa tersenyum lega.

Setelah tujuh bulan berpisah, TKI yang bekerja di Malaysia itu bisa bertemu dengan anaknya, Putri Aliyana (1).

Terwujudnya pertemuan Puji dengan anaknya hasil pernikahan siri dengan pria Malaysia tersebut berkat mediasi yang dilakukan Polsek Kalidawir, Tulungagung.

Tujuh bulan sebelumnya, saat masih di Malaysia, Puji menyerahkan Putri ke temannya, Hariyani asal Penataran, Blitar. Hariyani khawatir Puji akan meminta Putri kembali.

“Sebenarnya Mbak Hariyani hanya salah paham, saya tidak mau ambil Putri kembali. Saya hanya ingin bertemu saja,” ucap Puji, saat ditemui Minggu (1/9/2017) sore di musala Mapolsek Kalidawir. 

(Minta Anak yang Dititipkan saat jadi TKI di Malaysia Dikembalikan, Wanita ini Dapat Kenyataan Pahit)

Pertemuan berlangsung kurang dari 30 menit di Mapolsek Kalidawir. Putri datang diantarkan saudara sepupu Hariyani bersama pengasuhnya. Sedangkan Hariyani saat ini tengah bekerja di Malaysia. 

Puji mengaku sangat bahagia bertemu dengan Putri. Demikian juga Natasya (10) kakak Putri. Meski Putri tidak lagi mengenalinya, namun dirinya senang anaknya itu lebih terawat.

“Badannya gemuk, anaknya cantik. Saya senang dia lebih terjamin kehidupannya,” ucap Puji sambil tersenyum. 

Puji mengungkapkan, dirinya hanya khawatir dengan keselamatan Putri.

(Punya Anak dan Suami, Wanita ini Nekat Nikah Siri saat Jadi TKI, Tragedi Muncul Kala 2 Anaknya Lahir)

Sebab ada banyak kasus anak-anak kecil di Malaysia dijual. Setelah tahu Putri tumbuh sehar, Puji mengaku merasa puas. 

Dia berharap, Hariyani bisa bermurah hati di lain waktu. Setidaknya mengizinkan dirinya untuk bertemu Putri, sekedar melepas kangen.

“Kalau tidak boleh saya dayang ke Blitar, bawalah Putri ke Tegal,” ucapnya. 

Kepala SPKT Polsek Kalidawir, Aiptu Sanuri mengatakan, pihaknya merasa lega karena kedua pihak saling memahami.

(Nasib Tragis Para Anak Haram TKW, Malu Diolok-olok Warga, Sang Buah Hati Akhirnya Dibuang di sini)

Pihak Hariyani memang tidak punya anak, dan sudah menganggap Putri seperi anak sendiri. Sedangkan Puji sebagai ibu kandung merasa rindu karena sudah tujuh bulan berpisah. 

“Pihak keluarga Hariyani memperbolehkan Puji untuk bertemu anaknya di lain waktu. Dan ibunya juga berjanji tidak mengambil anaknya,” ucap Sanuri.

Sejak Rabu (27/9/2017) Puji bersama Natasya menginap di Mapolsek Kalidawir, karena ingin bertemu dengan Putri. 

(Pembunuhan di Purwodadi, Polisi Tangkap Pelaku, Motifnya Ternyata Sepele Banget)

Kisah Pahit

Pujiastuti sebenarnya punya suami dan dua anak yang berusia remaja di Tegal. Namun tahun 2005 ia menggugat cerai suaminya, karena lima tahun mengaggur. Namun suaminya menolak dan mengancam akan membunuhnya. 

Puji kemudian bekerja di Malaysia secara ilegal. Di Malaysia, Puji menikah siri dengan Muhammad Zulkifli Ricard (35), alias Ricardzul, seorang tukang masak asal Sabah dan tinggal di Malaka. Dari pernikahan ini lahir Natasya (10) dan Putri (1). 

Saat Putri berusia tiga bulan, tepatnya Bulan Januari 2017, ada operasi besar-besaran di Malaysia. Puji khawatir Putri akan dipenjara bersamanya. Karena itu Puji menyerahkan Putri ke Hariyani untuk diselamatkan. 

(Kotak Pandora Kuntul Pembawa Maut Akan Dibuka oleh Uji Labfor Polda Jatim)

Hariyani kemudian membawa Putri ke Keduataan Besar Indonesia, dan dibuatkan paspor.

Putri diakui sebagai anaknya. Tanggal 20 Februari, Hariyani membawa Putri  keluar dari Malaysia lewat Batam, dan lanjut ke Bandara Juanda.

Setelah memastikan anaknya selamat, Puji dan Natasya menyerahkan diri ke imigrasi Malaysia.

Tanggal 18 Juli Puji dideportasi lewat Tanjing Pinang, dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 28 Juli. Puji kini tengah hamil akan ke-3 bersama Richardzul. 

Namun Puji dipastikan tidak bisa lagi masuk ke Malaysia dalam waktu lima tahun ke depan, karena paspornya sudah masuk daftar deportasi. Kini Puji ingin memulai hidup di Tegal, dibantu pihak keluarga yang mau menerimanya. 

(Terungkap, Dua Pendekar PSHT Korban Tewas Bentrok dengan Bonek adalah Kakak-Adik)

(Surya/David Yohanes)

Berita Terkini