TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berikut lima berita terpopuler Jawa Timur di TribunJatim.com, pada Minggu (19/11/2017):
1. 50 Warga Lanjut Usia di Kota Blitar Dapat Bantuan Uang Segini Seumur Hidup
Sebanyak 50 warga lanjut usia (lansia) di Kota Blitar mendapatkan dana Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar (ASLUT) dari Kementerian Sosial.
Para lansia mendapat dana ASLUT sebesar Rp 200.000 per bulan salama seumur hidup.
“Pencairan dana ASLUT mulai November ini, dan akan diberikan langsung dengan cara mendatangi masing-masing rumah penerima dana bantuan,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Blitar, Priyo Istianto, Minggu (19/11/2017).
Pemberian dana bantuan untuk lansia ini merupakan tahun ke dua di Kota Blitar.
Pemberian dana bantuan untuk lansia pertama kali dilakukan pada 2016.
Dana bantuan untuk lansia itu dari Kementerian Sosial. Tiap lansia mendapat dana bantuan sebesar Rp 200.000 per bulan.
“Lansia penerima bantuan di Kota Blitar sekitar 50 orang,” ujarnya.
Dinsos selalu memantau penggunaan dana bantuan itu. Tujuannya, agar dana bantuan digunakan sesuai dengan peruntukkannya oleh penerima.
Biasanya, setiap dua bulan sekali, Dinsos mendatangi penerima bantuan untuk melihat kondisinya.
Syarat lansia penerima dana bantuan, yakni, berusia lebih dari 60 tahun. Selain itu, lansia tersebut hidup sendiri tidak bersama keluarga.
Untuk hidup, lansia itu menggantungkan bantuan dari RT, RW, maupun tetangga sekitar.
Untuk mendapatkan dana bantuan, warga harus menyerahkan data diri ke tenaga kesejahteraan sosial kecamatan. Data itu kemudian diserhakan ke Dinas Sosial dan kemudian direkap ulang oleh Pemkot Blitar.
Setelah direkap, data calon penerima itu diserahkan ke Pemprov Jatim.
“Kami minta RT dan RW ikut aktif mendata lansia yang ada di lingkungannya. Kalau ada lansia yang hidup sebatang kara bisa diusulkan untuk menerima dana bantuan itu,” ujarnya.
2. Cegah Pendangkalan Sungai karena Sampah, Sidoarjo Butuh Sebuah Peraturan yang Berlaku di Setiap Desa
Tiap-tiap desa di Sidoarjo diharapkan membuat Peraturan Desa (Perdes) terkait sampah. Terutama bagi warga yang dengan sengaja membuang sampah ke kali atau sungai.
Hal ini diimbau oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo, Sigit Setyawan, saat acara Sidoarjo Peduli Sungai (SPS) di Desa Keboansikep, Gedangan, Sidoarjo, Minggu (19/11/2017).
Sigit mengatakan limbah atau sampah rumah tangga (RT) menjadi hal kronis yang membuat sungai-sungai mengalami sedimentasi.
"Harus ada Perdes tentang sampah yang mengatur secara jelas dan tegas agar warga tak lagi membuang sampah di sungai," kata Sigit.
Sigit menuturkan kondisi sungai-sungai di Kota Delta mengalami sedimentasi (pendangkalan) parah. Ditambah banyaknya sampah membuat volume sungai mengecil.
Akibatnya, selain aliran pengairan terganggu, juga membuat sungai mudah meluap ketika ada hujan atau air rob.
Perdes itu nanti diharapkan ada sanksi tegas bagi oknum warga yang ketahuan membuang sampah ke sungai.
Sigit mencontohkan Sungai Mangetan Kanal mengalami tak hanya sedimentasi tapi juga penyempitan sungai.
Di wilayah Balong Bendo, sungai tersebut memiliki lebar 10-15 meter. Namun di wilayah Gedangan, Sidoarjo, lebar sungai itu mengalami penyempitan menjadi hanya 3-8 meter.
Padahal, Sungai Mangetan Kanal di wilayah Gedangan ini merupakan muara akhir sebelum airnya mengalir ke laut.
"Sanksinya jangan hanya dalam bentuk materi tapi sanksi sosial, agar ada efek jera," sambungnya.
Untuk menormalkan kembali sungai-sungai tersebut, pihaknya bakal menormalisasi total. Termasuk memperdalam dan memperlebar sungai-sungai itu.
"Untuk meminimalisir sampah, kami akan pasang jaring di tiap perbatasan desa. Nantinya, sampah-sampah itu akan kami angkut bekerjasama dengan DLHK fan juga partisipasi warga," ujarnya.
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah bahkan mengeluhkan kondisi sungai Sidoarjo yang menurutnya sudah menjadi tempat sampah ketimbang tempat untuk mengalirkan air ke sawah.
Bupati dua periode ini menyalahkan warganya yang dirasa tak memiliki kesadaran untuk membuang sampah di tempatnya atau bukan di sungai.
"Akhir-akhir jni kok sungai malah seperti jadi tempat sampah. Ini tidak benar. Harus dibersihkan dan warga juga jangan lagi membuang sampah ke sungai," imbuh Saiful.
Musim hujan yabg di depan mata membuat ancaman banjir semakin nyata jika salah satu kebiasaan buruk warga membuang sampah di sungai tak dihilangkan.
"Kalau sudah banjir,nanti menyalahkan bupatinya. Bilangnya tidak kerja. Padahal warga juga ikut berperan membuat sungai jadi banjir," ujarnya.
Kendati demikian, Saiful meminta OPD terkait untuk mengantisipasi dan mengatasi persoalan sampah ini.
"Kami sudah punya program-program terkait sampah dan sungai. Dimulai dengan normalisasi total, dan juga rencana pembangunan TPA baru," ucapnya.
3. Jukir Nakal Masih Marak di Kota Blitar
Meski sering dirazia oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub), keberadaan juru parkir (jukir) nakal masih marak di Kota Blitar. Para jukir nakal ini memungut uang parkir melebihi tarif dan menggunakan karcis tidak resmi.
Seperti dialami Endang, warga Sukorejo, Kota Blitar ini. Saat parkir sepeda motornya di pinggir jalan di sisi barat kawasan Alun-alun, dia dipungut uang parkir Rp 5.000 oleh jukir.
Karcis yang diberikan oleh jukir juga bukan karcis resmi dari Dishub. Karcis yang diberikan jukir tidak ada tanda hologramnya.
"Biasanya, kalau pas ada acara di Alun-alun tarif parkir untuk sepeda motor hanya Rp 3.000, ada karcisnya resmi dari Dishub. Tulisannya karcis parkir insidentil," katanya dihubungi, Minggu (19/11).
Karena tidak mau bertengkar, dia langsung membayar uang parkir ke jukir. Lalu, dia melaporkan hal itu ke petugas Dishub.
"Menurut petugas Dishub, ternyata karcis yang diberikan ke saya itu tidak resmi," ujarnya.
Kepala Dishub Kota Blitar, Priyo Suhartono mengakui masih banyak jukir nakal di Kota Blitar.
Menurutnya, dari total jukir sebanyak 262 orang, sekitar 50 persen tergolong jukir nakal. Padahal, petugas Dishub sudah sering merazia para jukir nakal.
"Mereka punya banyak cara mengelabuhi petugas. Makanya, kami butuh bantuan masyarakat untuk ikut memerangi jukir nakal," kata Priyo.
Untuk menekan keberadaan jukir nakal, Dishub membuat karcis baru yang ada tanda khusus hologram per 1 November 2017. Dishub juga menerapkan uang setoran sesuai karcis yang keluar dengan bagi hasil 60:40.
Dishub juga menaikkan tarif parkir untuk sepeda motor yang semula Rp 1.000 menjadi Rp 2.000 dan tarif parkir mobil yang sebelumnya Rp 2.000 menjadi Rp 3.000 agar tidak terjadi pungli. Sebab, petugas Dishub mendapati banyak jukir yang sudah memungut tarif di atas ketentuan.
Tetapi, para jukir nakal tetap bisa mengakali aturan itu. Agar tetap mendapatkan untung lebih, ada jukir yang membawa dua karcis. Yakni karcis dengan tarif baru dan karcis tarif lama. Biasanya, jukir nakal itu tidak langsung memberikan karcis ke pengendara.
Ketika pengendara bertanya soal karcis, jukir baru memberikan karcis. Itu pun tidak langsung diberikan ke pengendara. Jukir akan tanya dulu ke pengendara mau karcis dengan tarif Rp 1.000 apa karcis dengan tarif Rp 2.000.
Rata-rata pengendara memilih karcis dengan tarif Rp 1.000. Padahal, karcis itu sudah tidak berlaku lagi. Otomatis uang parkir dengan karcis lama tidak masuk ke pendapatan parkir Dishub. "Ada juga yang mencetak karcis sendiri, dengan tarif yang lebih mahal," ujarnya.
Dia tidak segan-segan memecat jukir yang ketahuan berbuat curang. Dia juga mengimbau masyarakat agar berani menolak membayar uang parkir kalau tidak diberi karcis resmi oleh jukir.
Kalau ada jukir yang mengintimidasi, dia meminta masyarakat segera melapor ke Dishub.
"Kami sudah sebar stiker yang ada call centre Dishub ke masyarakat. Silakan lapor ke kami kalau ada permasalahan soal parkir. Kami akan pecat jukir nakal. Sebab, sebelumnya kami sudah melakukan tindakan persuasif," katanya.
4. Manjakan Keluarga Besar, Dinkes Lamongan Bagi-bagi Ratusan Hadiah di HKN
Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 57 diperingati dengan cukup meriah oleh Dinas Kesehatan Lamongan di pelataran Kantor Dinkes, Minggu (19/11/2017).
Ratusan hadiah dibagikan kepada peserta jalan sehat yang turut meramaikan acara jni.
Hanya sebagian kecil hadiah yang diundi, yakni 7 sepeda gunung, HP dan beberapa hadiah lainnya.
Sementara ratusan door prize diserahkan dengan cara dilempar ke tengah - tengah peserta yang konsentrasi di depan panggung hiburan.
Acara ini diawali dengan hadiah utama, paket tabungan umrah sabahat SBL. Untuk hadiah utama kupan diambil Bupati Lamongan Fadel.
Kemudian diikuti pengambilan kupon oleh Mahdumah Fadeli, Wabup Kartika Hidayati, Sekkab Yuhronur Efendi dan para pejabatan Dinkes.
Hadiah utama tabungan umrah sahabat SBL dimenangkan seorang pegawai Puskesmas Sumberaji, Hesti.
"Alhamdulilah," kata Hesti.
Suasana melempar ratusan hadiah diwarnai dengan saling tindih diantara para peserta karena saling berebut.
Bahkan ada hadiah yang dilempar menyangkut besi panggung dan membahayakan karena hadiah yang dibungkus rapi itu berisi gelas itu pecah.
Penonton tak menyangka kalau hadiah yang jatuh di depan panggung itu pecah.
Untungnya tidak sampai melukai penonton.
Meski sudah banyak hadiah yang dibagikan dengan cara dilempar alias tanpa diundi, para peserta tetap banyak bertahan.
"Nunggu masih banyak hadiah yang diundi," ungkap Hidayah, salah satu bidan di Lamongan.
Memang banyak penonton yang tidak sabar berharap hadiah itu digerojok ke peserta.
Namun panitia piawai membawa suasana HKN lebih meriah. Disela - sela undian selalu diselingi dengan penampilan sejumlah penyanyi dandgut.
Sekkab Yuhronur Efendi bersama istri turut menyumbangkan suaranya dengan lima lagu dangdut.
Ada tiga artis lokas yang turut meramaikan acara HKN. Dan tiga - tiganya didapuk untuk mendampingi Sekkab bernyanyi meski Yuhronur sudah sangat hafal dengan lagu - lagu dangdut.
Para peserta yang mayoritas pegawai Dinkes didampingi anggota keluarga berharap acara serupa digelar di HKN tahun depan, bahkan lebih meriah lagi.
"Hadiahnya perlu ditingkatkan, sepeda motor. Kalau sekarang ini hadiah utama kan hanya berupa buku tabungan paket umrah yang isinya Rp 1 juta," ungkap pegawai Dinkes yang enggan disebut namanya.
5. Azwar Anas Sebut Pemilih Pemula Itu Unik, Kok Bisa?
Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas, akan memfokuskan kelompok nasionalis dan kelompok muda atau pemilih pemula dalam pemilihan Gubernur tahun 2018 mendatang.
Menurut Anas, dirinya sering menyampaikan kalau pemilih pemula itu unik, karena dia menyakini pilihannya tidak harus bertemu.
Akan tetapi, cukup mencari kebenarannya melalui jejaring media sosial.
Maka dari itu, lanjut Anas, rekan jejak menjadi penting, bahkan dimana mana dirinya sering menyampaikan mari berkampanye dengan baik .
Yakni dengan membangun kampanye dengan gembira.
"Kita akan nyaman dan tidak saling memojok orang. Kami berkampanye pada program dan ini kami akan terus lakukan Gus Ipul dan Anas," kata Anas kepada sejumlah wartawan.
Saat ditanya bagaimana cara merangkul pemilih pemula, Anas menjelaskan perlu menyodorkan program program yanh rasional.
"Mereka akan selalu mengecek dan mencari tahu apa yang dikatakan itu benar atau tidak," tukasnya.
Dikatakan, diera baru pencintraan akan berakhir dan anak anak similiniar ini akan mencari bukti.
"Apa yang sampaikan calonya itu rasional tidak, jangan jangan waktu pidato bagus dan ini tidak bisa dikerjakan," katanya.
Anas menegaskan, dirinya sebagai Bupati Banyuwangi yang mencalonkan sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur, banyak memberikan contoh yang telah dilakukan di Banyuwangi.
"Misalnya di Banyuwangi bagi pemilih pemula saya memprogramkan pemasangan 400 titik Wifi," pungkasnya.