TOP 5 Jawa Timur

Dari Beredar Surat Tugas Gerindra Tunjuk La Nyalla Maju Cagub hingga Buronan Korupsi P2SEM Ditangkap

Penulis: Edwin Fajerial
Editor: Edwin Fajerial
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto berita terpopuler Jawa Timur

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berikut lima berita terpopuler Jawa Timur di TribunJatim.com, pada Senin (11/12/2017): 

1. Beredar Foto Surat Tugas dari Gerindra Tunjuk La Nyalla Maju Jadi Cagub Jatim

Sebuah gambar surat dengan kop surat Dewan Pimpinan Pusat Gerindra  tersebar di kalangan awak media.

Surat yang memiliki nomor surat, 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017 tersebut berisikan tentang surat tugas calon Gubernur Provinsi Jawa Timur Pilkada 2018.

Nama La Nyalla Mahmud Mataliti menjadi sosok yang ditunjuk Gerindra sebagai Cagub Jatim 2018 pada surat itu.

Terlihat, surat yang dibuat pada tanggal 10 desember 2017 tersebut, dilengkapi tanda tangan ketua umum partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan sekjen Gerindra, Ahmad Muzani.

Tak lupa juga, surat tersebut berupa tembusan kepada DPD Partai Gerindra Jatim, dan kepada DPC Partai Gerindra yang ada di seluruh Jawa Timur.

Dalam isi surat tersebut, tertulis hal yang intinya, usulan La Nyalla mengenai pencalonannya sebagai Gubernur tengah diurus.

Selain itu, ia juga diminta untuk melengkapi persyaratan pencalonan dan kelengkapan pemenangan.

Jika semua syarat tidak dipenuhi hingga tanggal 20 Desember 2017, maka setelahnya surat tugas tersebut otomatis tidak berlaku.

Jika memang benar La Nyalla diminta Gerindra untuk ikut bertarung di Pilgub Jatim, maka bisa dikatakan dirinyalah yang akan diusung oleh partai yang bergabung dalam poros emas, yakni Gerindra dan PAN.

Nantinya La Nyalla akan melawan dua kader NU (Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa), yang sudah terlebih dahulu menyalonkan diri sebagai calon Gubernur.

Dua kader tersebut adalah M Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa.

Namun, hingga berita ini diturunkan, masih belum ada konfirmasi resmi dari pihak Gerindra mengenai keabsahan surat tersebut.

2. Bawa Lari Istri Orang Selama Tiga Bulan, Baginilah Nasib Pria Asal Lamongan ini

Ada pribahasa, siapa yang menanam akan mengetam. Ungkapan ini barangkali sesuai dengan apa yang sedang dialami Bagus Priyo MD (23) laki-laki asal Desa Latek RT 01 RW 02, Kecamatan Sekaran, Lamongan, Jawa Timur.

Gara-gara ulah duda beranak satu yang tidak bisa dinalar, membawa kabur dan hidup serumah dengan istri orang, Bagus babak belur dipukuli warga, Senin (11/12/2017).

Untuk menggaet wanita yang dijadikan mangsanya, Bagus memanfaatkan dunia maya dengan selalu
memunculkan peluang lowongan pekerjaan.

Siasat Bagus membuahkan hasil, tiga bulan lalu AS (23) menelusuri jejaring lowongan pekerjaan (Loker) dan menemukan tawaran lowongan pekerjaan.

Berawal dari itu, keduanya ketemu darat. Dan setelahnya dilanjutkan komunikasi melalui sambungan telepon.

"Kenalnya dari loker (lowongan kerja, red) yang saya pasang lewat medsos," aku Bagus.

Keduanya semakin intens berkomunikasi dan ketemuan. Dua insan ini kasmaran dan saling menaruh hati.
AS, wanita asal Dander Bojonegoro ini benar-benar lupa diri hanya karena seorang Bagus.

Ia sampai tega meninggalkan suami dan dua anaknya yang masih balita untuk hidup serumah bersama Bagus di Desa Latek selama tiga bulan sampai insiden penganiayaan ini terjadi.

Hidup serumah tanpa ikatan pernikahan ini mereka jalani selama tiga bulan. Dan selama bersama Bagus, AS bekerja di perusahan pengelintingan rokok.

"Saya yang mencarikan pekerjaan," kata Bagus.

Menurut Bagus, ia hidup serumah bersama AS didasari karena saling mencintai.

AS tahu kalau Bagus seorang duda, sementara Bagus juga faham kalau AS berstatus istri orang dan memiliki dua anak.

Namun, benar juga pepatah, sepandi-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga.

Suami AS mencari terus keberadaan istrinya. Sang suami juga memanfaatkan dunia maya sampai berhasil menemukan jejak istrinya yang hidup kumpul kebo bersama Bagus.

Untuk memancing Bagus agar bisa ketemu, suami AS juga memanfaatkan dunia maya lewat Loker yang ternyata dipasang oleh Bagus.

Diajaklah pertemuan di Terminal Bojonegoro. Strategi suami AS membuahkan hasil. Keduanya bertemu di Terminal Bojonegoro.

"Saya diajak ketemu di Bojonegoro, " katanya.

Ternyata, kata Bagus, orang yang cari kerja lewat loker dan mengajak bertemui di Terminal Bojonegoro itu, suami AS.

Terjadilah adu mulut yang cukup hebat hingga terungkap pengakuan Bagus, kalau AS ada di rumahnya di Lamongan.

Aksi kekerasanpun terjadi, dan Bagus dihajar warga lantaran terpicu keramaian di terminal itu.

"Saya dikeroyok massa," akunya.

Agus mengalami luka di pelipis dan pipi kanan. Bagud tak berdaya melawan suami AS.

Keributan itupun didengar petugas jaga Polsek Kota Bojonegoroyang ada pada radius 400 meter dari Terminal Rajekwesi Bojonegoro.

Bagus diamankan ke Polsek Kota Bojonegoro. Akhirnya, Bagus diserahkan Kanit Serse Polsek Bojonegoro, Iptu Nanang ke Polres Lamongan.

Perkaranya ditangani Unit PPA. Dan hingga berita ini ditulis, kedua anggota keluarga, AS dan pihak Bagus masih mendampingi proses penyelidikan dan pemeriksaan.

3. La Nyalla Diminta Gerindra Lengkapi Persyaratan dan Dapatkan Dukungan Partai Lain Dalam 10 Hari

Sebuah gambar surat tugas dari DPP Partai Gerindra ditujukan untuk La Nyala Mataliti beredar di kalangan awak media.

Pada surat bernomor 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017 tersebut, Gerindra menunjuk La Nyalla Mataliti sebagai Cagub pada perhelatan Pilgub Jatim 2018.

Terlihat, surat yang dibuat pada tanggal 10 desember 2017 tersebut, dilengkapi tanda tangan ketua umum partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan sekjen Gerindra, Ahmad Muzani.

Selain itu, ia juga diminta untuk segera melengkapi persyaratan pencalonan dan kelengkapan pemenangan.

Jika semua syarat tidak dipenuhi hingga tanggal 20 Desember 2017, maka setelahnya surat tugas tersebut otomatis tidak berlaku.

Itu artinya, La Nyalla hanya punya waktu 10 hari saja, untuk penuhi semua syarat yang diajukan oleh DPP Gerindra.

Sekertaris DPD Gerindra Jatim, Anwar Sadat mengatakan tenggat waktu tersebut merupakan perintah personal dari DPP kepada La Nyalla.

"Artinya DPP sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh La Nyalla dalam running di Pilgub," imbuh Anwar Sadat saat dikonfirmasi via telefon oleh TribunJatim.com, Senin (11/12/2017).

Selain itu, Gerindra yang saat ini hanya punya 13 kursi, membutuhkan 7 kursi lagi untuk bisa kirimkan calonnya melenggang di Pilgub Jatim 2018.

Untuk itu, Sadat menyebut harus ada percepatan komunikasi yang mengarah pada koalisi.

"Dan itu hak dari DPP untuk memberikan tenggat waktu sampai tanggal 20 desember 2017," tambah Sadat.

DPD Gerindra Jatim juga mengharapkan dalam konteks tersebut, agar La Nyalla bisa melaksanakan surat perintah tugas itu dengan baik.

"DPD siap bantu la Nyalla lakukan komunikasi politik dengan partai lain, agar kursinya terpenuhi," tukas Anwar Sadat.

4. Ada Surat Tugas dari Gerindra untuk Maju Pilgub Jatim, La Nyalla: Akan Penuhi Syarat Pencalonan

Beredar gambar surat yang memiliki kop surat dari Dewan Pimpinan Pusat Gerindra.

Surat yang memiliki nomor surat, 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017 tersebut berisikan tentang surat tugas calon Gubernur Provinsi Jawa Timur Pilkada 2018.

Surat tersebut tampak ditujukan untuk LA Nyalla Mahmud Matalitti, dan dibelakang nama tujuan terdapat tanda kurung, yang didalamnya bertuliskan Calon Gubernur Jatim.

Terlihat, surat yang dibuat pada tanggal 10 desember 2017 tersebut, dilengkapi tanda tangan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani.

Menanggapi hal tersebut, La Nyalla mengucapkan terima kasih atas adanya surat tugas dari DPP Gerindra tersebut.

 Ia mengatakan akan menjalankan surat perintah dengan sekuat tenaga.

"Dalam waktu dekat, kami akan konsolidasikan kekuatan untuk penuhi persyaratan pencalonan," ungkap La Nyalla.

Ia juga mengatakan akan mengintensifkan komunikasi ke beberapa partai lain seperti contohnya PAN.

La Nyalla mengungkapkan komunikasinya juga cukup baik dan intens dengan partai lain.

"Kami bicarakan bagaimana Jatim ke depan, dan masyarakatnya lebih sejahtera dan ketimpangan bisa terus dikurangi," tukas La Nyalla.

Saat ini memang hanya PAN dan Gerindra yang belum menentukan calon.

Sedangkan partai lainnya seperti PKB, PDI Perjuangan, dan PKS sudah memastikan mengusung Saifullah Yusuf-Azwar Anas.

Untuk Hanura, Golkar, Demokrat sudah memastikan diri mengusung pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.

Nasdem dan PPP kabarnya juga akan mengusung satu di antara dua calon yang ada, Saifullah Yusuf atau Khofifah.

Jika memang nantinya Gerindra jadi mengusung La Nyalla maka harus berkoalisi dengan partai lain. Alasannya Gerindra hanya punya 13 kursi di DPRD Jatim.

PAN sendiri memiliki 7 kursi.

Jika Gerindra dan PAN maka koalisi itu bisa memenuhi syarat minimal sejumlah 20 kursi untuk memajukan calon.

5. Buronan Korupsi P2SEM Senilai Rp 277 M Ditangkap, Kajati Jatim Ingin Ungkap Sosok-sosok Lainnya

Beberapa waktu lalu, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur berhasil menangkap buronan perkara korupsi, dokter Bagoes Soetjipto, yang kabur ke Malaysia selama 8 tahun.

Dokter Bagoes disebut terlibat korupsi dana hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) dari Pemprov Jatim tahun 2008.

Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Maruli Hutagalung mengatakan akan keluarkan surat perintah penyelidikan untuk kasus ini.

Penyelidikan ini dilakukan, untuk mengetahui siapa saja sosok lain yang terlibat dalam korupsi dana Pemprov Jatim tersebut.

Maruli bahkan memastikan akan menindak temuan dalam penyelidikan, meskipun yang terlibat adalah pejabat setempat.

Untuk melakukan pendalaman kasus, pihak penyelidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejati Jatim, akan lakukan pengambilan keterangan dari dokter Bagoes Soetjipto.

"Meskipun dia pejabat tinggi atau siapa saja, selama ada indikasi kuat kita akan tindak," ujar Maruli Hutagalung, Senin (11/12/2017).

Kepala Kejati Jatim tersebut juga mengharapkan agar, pada saat penyelidikan dokter Bagoes bisa buka-bukaan seperti Nazarudin, pada kasus korupsi proyek E-KTP.

"Semoga dokter Bagoes bicara seperti Nazarudin, kalau dia ngomong pasti kasus ini akan terungkap," tukas Maruli.

Kasus korupsi dana hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) sendiri merupakan kasus yang terjadi saat Gubernur Jawa Timur saat ini, Soekarwo masih menjabat sebagai Sekretaris Pemprov Jatim.

Dikutip dari Surya Malang, dokter Bagoes adalah kepala Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) yang berwenang menangani dana hibah Rp 277 miliar.

Berita Terkini