TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Bangunan atap kelas TK Negeri Ngadirejo 1 di Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, ambruk. Akibatnya, para siswa harus berbagi kelas untuk kegiatan belajar megajar, Rabu (13/12/2017).
Saat ini, siswa TK A dan siswa TK B harus berada satu ruangan untuk kegiatan belajar mengajar.
Satu ruangan berukuran 9 meter x 5 meter disekat menggunakan lemari menjadi dua bagian. Satu bagian untuk siswa TK A dan bagian lain untuk siswa TK B.
"Untuk sementara proses belajarnya kami jadikan satu dalam satu ruangan, kami sekat menggunakan lemari," kata Kepala TK Negeri Ngadirejo 1, Dinni Sugiati.
Sakit Hati Istrinya Jadi TKW, Pria ini Culik Keponakan Sendiri yang Masih Bocah
Bangunan atap kelas TK ambruk pada Minggu (10/12/2017). Atap yang ambruk di ruang kelas TK A. Ruang kelas TK A berada di bagian depan persis di samping ruang kantor.
Kondisi kayu dan genteng ambrol di dalam ruang kelas.
Menurut Dinni, sekolah sudah mengetahui tanda-tanda atap kelas mau ambruk.
Tanda-tanda atap kelas mau ambruk sejak terjadi angin kencang yang merobohkan bangunan dinding Stadion Supriyadi beberapa waktu lalu.
Minggat dari Rumah, Cewek Cantik ini Malah Jadi Pemandu Lagu Layanan Kopi Pangku, Begini Kisahnya
Pihak sekolah melihat posisi atap melengkung ke bawah. Kayu-kayu atap memang sudah lapuk.
"Saat terjadi angin kencang beberapa waktu lalu, atap kelas sudah terlihat mendelong (melengkung). Saat itu juga kami langsung lapor ke dinas," ujarnya.
Sejak itu, kata Dinni, pihak sekolah memindah kegiatan belajar siswa TK A. Para siswa TK A dipindah jadi satu dengan siswa TK B di ruang belakang.
Ruang kelas di TK itu hanya ada dua, yakni ruang TK A yang roboh dan ruang TK B. Ruang lain hanya kantor dan dapur.
"Dua minggu sebelum atap kelas ambruk, para siswa TK A sudah kami pindah ke ruang TK B di belakang. Kami sudah mengantisipasinya," katanya.