Ngatini, Janda Tua Penjaja Makanan Kecil di Surabaya yang Hidup Sendiri Tak Dipedulikan Tiga Anaknya

Penulis: Pradhitya Fauzi
Editor: Anugrah Fitra Nurani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ngatini, Penjaja makanan dan barang-barang kecil yang berkeliling di Surabaya ditemui di kantin Polsek Tegalsari pada Senin (22/1/2018)

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bahagiakanlah orang tua kalian selagi masih ada.

Hal itu lah yang disampaikan Ngatini (67) alias tutik, wanita asal Kebumen, Jawa Tengah yang bekerja menjajakan makanan kecil dan barang-barang kecil di Kantin Polsek Tegalsari Surabaya.

"Mas kaus kaki mas, kacang, keripik-keripik, buat cemilan mas," katanya pada seorang pria yang tengah menyantap gado-gado.

Namun, tawarannya tersebut tak diindahkan sejumlah pengunjung disana.

Sesampainya di lorong ujung selatan kantin, ia sempat mengeluh pada wartawan TribunJatim.com.

"Iki mas tulung tukuen mas, tak keki rego murah, ben isok gawe mangan karo bayar pondokan mas (ini tolong dibeli mas, saya kasih harga murah, biar bisa buat makan dan bayar kos mas)," katanya sembari menata barang dagangannya.

(VIDEO: Dikunjungi Puti Guntur Soekarno, Risma Suguhkan Sederet Makanan Khas Lokal Buatan UMKM)

Ia menuturkan, dirinya menginap dalam kamar berukuran 2x4 meter di Jalan Tanjungsari Surabaya.

Disana, ia terpaksa indekos lantaran tiga anak wanitanya telah berumah tangga.

Saat itu, Tutik mengeluh ketiga putrinya itu tak mampu membahagiakan dirinya.

Tutik merasa tersiksa lantaran dirinya tak pernah dirawat serta dihiraukan.

"Untuk sebulan saya bayar kos Rp 400.000,00, sebelumnya saya pernah tinggal dijalanan, sering digusur Satpol PP, akhirnya saya putuskan ngekos saja," sambung Tutik.

Wanita kelahiran 1951 itu pun mengungkapkan, ketiga putrinya yang telah berumah tangga itu galak semua.

Mau tidak mau, ia memutuskan untuk tinggal sebatang kara di Tanjungsari Surabaya tersebut.

Halaman
123

Berita Terkini