Tahun Baru Imlek

Punya Makna Filosofis, Berikut Makanan yang Selalu Ada dan Dilarang Saat Perayaan Imlek

Penulis: Pipin Tri Anjani
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jiaozi (pangsit)

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pipin Tri Anjani

TRIBUNJATIM.COM - Di tahun 2018, Tahun Baru China atau Imlek jatuh pada 16 Februari.

Imlek menjadi, momen perayaan terbesar sepanjang tahun.

Menjelang Tahun Baru Imlek, segala pernak-pernik sudah terlihat di berbagai pusat perbelanjaan.

Warga etnis Tionghoa biasanya merayakan Tahun Baru Imlek dengan berkumpul bersama keluarga.

(Gak Cuma ‘Gong Xi Fa Cai,’ Kata-kata Ini Juga Bisa Jadi Pilihan Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek Lho!)

Tentunya, berbagai hidangan makanan juga disajikan untuk pelengkap saat berkumpul bersama.

Selain berkumpul bersama, ada juga beberapa tradisi yang dilakukan saat merayakan Imlek.

Ada beberapa makanan yang selalu disajikan saat perayaan Imlek Lho!

Dilansir dari beberapa sumber artikel TribunStyle.com berikut beberapa ulasannya.

(Yoon Hee Seok Seagensi dengan Jang Moon Bok dan Hyunwoo, Tim Call Me Baby Produce 101 Season 2 Reuni)

1. Pangsit

Jiaozi (lostlaowai.com)

Pangsit atau Jiaozi selalu ada setiap perayaan Imlek.

Makanan ini dipercaya membawa keberuntungan dan kemakmuran.

(Sama-sama Ditangkap Saat Valentine Gegara Narkoba, Ini yang Bedakan Roro Fitria dengan Fachri Albar)

Di China, pangsit menjadi makanan pokok saat Imlek daripada nasi.

Pangsit ini berisi daging babi, udang, kubis putih, minyak wijen, kecap, dan daun bawang.

2. Ikan

Dayu Darou (Ikan atau daging utuh) (taste.com.au)

Ikan selalu disajikan saat perayaan Imlek.

Biasanya, olahan ikan yang sering disuguhkan adalah Dayu Darou.

(Nanti Malam, Pertunjukan Kembang Api Imlek di Kediri akan Digelar di Klenteng ini, Jangan Lewatkan!)

Dayu Darou merupakan hidangan yang berisi ikan dan daging utuh, yang menjadi simbol kelimpahan.

Daging ikan umumnya dikukus dan disiram dengan vinegar bernama be xi hu cu yu.

3. Kue Keranjang

Kue Keranjang (resephariini.com)

Kue keranjang merupakan satu jenis sajian yang tak boleh ketinggalan saat perayaan Imlek.

Pasalnya, kue yang menjadi ciri khas saat Imlek ini merupakan sajian turun-temurun yang selalu ada di setiap perayaan hari besar Sincia.

Tak hanya itu, kue keranjang memiliki makna filosofis yang mendalam.

(Selalu Ada Saat Perayaan Imlek, Ternyata Ini Lho Sejarah Awal Mula Kue Keranjang)

Kue keranjang bermakna sebagai penutup hal-hal buruk pada saat imlek berlangsung.

Makanan ini juga melambangkan sebuah keyakinan agar selalu mendapat kebaikan di hari-hari selanjutnya.

4. Mie

Chang Shou Mian (eatzcatering.com)

Mie juga menjadi hidangan yang gak ketinggalan saat perayaan Tahun Baru Imlek.

Changshou Mian atau mi menjadi simbol hidup yang panjang, bahagia, dan kesehatan.

(Inilah 5 Makanan Khas Jepang yang Unik, Mulai Sperma Ikan hingga Cumi-cumi Menari, Mau Coba?)

Mie dengan panjang dua kaki ini disajikan dengan digoreng maupun dengan kuah.

Selain itu, hidangan ini juga dilengkapi dengan isian jamur shiitake dan bok choy.

5. Puding

Babao Fan (puding ketan delapan harta) (counterculturekitchen.com)

Puding ketan atau Babao Fan dipercaya sebagai simbol keberuntungan bagi siapa yang memakannya.

Tak heran, hidangan ini selalu disajikan saat perayaan Tahun Baru Imlek.

Selain ketan, kudapan manis ini diberi tambahan biji teratai, biji almond, jujubes, manisan buah-buahan, plum kering, pasta kacang merah, biji gingko, biji aprikot, dan buah goji.

(Dikenal Hidup Mewah, Inilah Sumber Kekayaan Roro Fitria, Mulai Model Majalah Dewasa hingga Warisan)

Tak hanya itu, ada beberapa makanan yang tak boleh atau dilarang dihidangkan saat perayaan Imlek lho!

Dilansir dari TribunTravel.com, Aji Chen Bromokusomo dari Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia atau juga peneliti budaya dan kuliner Tionghoa mengatakan bahwa makanan seperti bubur dan berkulit tajam tidak boleh ada.

Ilustrasi. (kitchme.com)

“Bubur dianggap seperti orang susah atau orang miskin," ujarnya.

(Fakta Kematian Ayah Millendaru hingga Baju Bella Shofie yang Dikomen ‘Gak Pake Celana Mulus Ya’)

Selain bubur, makanan dengan kulit yang tajam pun tidak boleh dikonsumsi.

Menurut Aji, kulit makanan yang tajam ini memiliki makna seperti tantangan yang mempersulit kehidupan.

Berita Terkini