Pilgub Jatim 2018

Pencabulan Terhadap Anak Masih Terjadi, Khofifah Ajak Anak dan Orang Tua Berani Bersuara

Penulis: Fatimatuz Zahroh
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengagumi Khofifah Indar Parawansa, Agustyas langsung memeluk dan menangis

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Masih tingginya kasus kekerasan seksual pada anak yang dilakukan oleh guru menuai respon dari Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa.

Terutama usai mencuatnya kasus penangkapan seorang guru SD berinisial MSH oleh Polda Jatim setelah mencabuli sebanyak 65 siswanya sendiri.

Atas hal tersebut Khofifah mengaku prihatin dan mengajak masyarakat semua untuk memerangi bersama tindakan kekerasan seksual pada anak. Sebab menurutnya hal ini salah satunya bisa diperangi dengan meningkatkan kepekaan sosial.

"Kasus predator dimana pelakunya seorang guru terhadap 65 anak-anak ini merupakan tamparan keras bagi wajah pendidikan dan harus menjadi evaluasi guru dan orang tua mengapa hal ini bisa terjadi hingga kurun waktu yang panjang," katanya, Rabu (7/3/2018).

Berdasarkan informasi yang didapat, empat tahun dilakukan polisi untuk melakukan penyelidikan. Khofifah mengatakan empat tahun adalah waktu yang lama, jumlah korban semakin bertambah, sementara pelakunya berkeliaran dengan bebas di sekolah.

Baca: McDonalds Bakal Bagi-bagi Chicken Muffin Gratis di Seluruh Indonesia Lho, Catat Nih Syaratnya!

Padahal sekolah adalah tempat di mana anak-anak seharusnya mendapatkan perlindungan dan kasih sayang selama mereka di luar rumah.

"Ini menurut saya karena kurangnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Orang tua, guru, dan anak harus dilibatkan bersama-sama untuk memerangi kekerasan seksual terhadap anak," tegasnya.

Dikatakan Khofifah, orang tua sebagai keluarga inti diharapkan memberi penguatan etika, sopan santun, budi pekerti anak yang harus dimulai sejak masih di dalam lingkungan keluarga.

"Sehingga ketika anak sudah mulai bergaul di luar termasuk di lingkungan sekolah, mereka sudah punya upaya preventif sendiri saat menghadapi serangan tindakan asusila. Mereka sudah paham apa yang harus dilakukan dan tidak sampai berlarut-larut apalagi hingga bertahun-tahun," papar ibu empat anak ini serius.

Baca: Ada Kunjungan Presiden Jokowi di Lamongan, Jakajaya Friendly Game 2018 Dipastikan Mundur

Kemudian kepada para pendidik di sekolah, lanjutnya, pengawasan kepada guru harus ditingkatkan. Guru juga harus lebih peka terhadap perilaku sesama guru. Para pendidik harus sepakat dan berkomitmen bahwa faktor keamanan dan kenyamanan anak-anak di sekolah harus menjadi prioritas.

Khofifah mengatakan sekolah ibaratnya adalah tempat kedua bagi anak-anak setelah rumah. Tempat di mana seharusnya mereka bisa belajar dengan riang gembira bersama guru.

"Maka apabila kejahatan itu terjadi di dalam lingkungan sekolah, maka sekolah itu harus dievaluasi. Dari sisi seleksi guru, pengawasan terhadap guru, dan keamanan siswa. Apalagi sebagian lokasi kejadian adalah di ruang kelas. Ini sungguh kenyataan yang membuat orang tua manapun pasti sangat sedih," terang Khofifah.

Kedepannya, Khofifah berharap kejadian semacam ini jangan sampai terulang lagi. Harus dibangun sistem di mana orang tua, guru, dan anak-anak dan masyarakat sekitar agar kejadian semacam ini tidak terulang.

Halaman
12

Berita Terkini