Baca tanpa iklan
TRIBUNJATIM.COM, SUMENEP - Sejak diberlakukannya Operasi Keselamatan Semeru (OKS) 2018 yang berlangsung dari 5-25 Maret 2018, hingga saat ini pelanggar lalu lintas (Lalin) di wilayah hukum Kepolisian Resort (Polres) Sumenep, Madura, Jawa Timur di dominasi oleh pelanggar yang tidak memakai helm dan spion.
“Hingga saat ini pengendara pelanggar Lalin di Sumenep mayoritas tidak memakai helm juga spion, bisa dibilang tingkat kesadaran keselamatan berkendara warga Sumenep tergolong minim,” terang Kanit Turjawali Satlantas Polres Sumenep, Inspektur Polisi Satu Rizal Nugra Wijaya, Selasa (6/3/2018).
Menurutnya, para pelanggar lalin yang terjaring tersebut diantaranya para siswa, warga masyarakat biasa, juga beberapa aparatur sipil negara (ASN). Namun, pihaknya belum melakukan rekap terhadap keseluruhan para pelanggar lalin tersebut.
Baca: Curhatan Ibu Korban Tenggelam di Pantai Ungapan, Dapat Permintaan Maaf Anaknya usai Dinyatakan Tewas
“Selain menilang, kami juga melakukan tindakan preventif agar para pengendara sadar bahwa tindakan yang dilakukan itu melanggar lalu lintas dan sangat beresiko bagi keselamatan dalam berkendara,” terang Satu Rizal.
Menurutnya, paling sering terjadi pelanggaran tidak memakai helm saat pagi hari. Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya agar masyarakat memakai helm, dimanapun dan kapanpun.
Baca: DJ Butterfly Jualan Daster Hingga Millendaru Sebut Sosok Penyebar Fotonya Pakai Dalaman Wanita
“Kami menghimbau kepada para pengendara untuk selalu mengutamakan keselamatan berkendara. Budayakan tertib berlalu lintas," terangnya.
Satu Rizal juga menerangkan, OKS kali ini memakai sistem patroli mobil keliling (mobilling), sehingga tidak ada target khusus fokus operasi. Hanya saja, kawasan yang masuk zona hitam (black spot) yaitu di Jalan Trunojoyo, Desa Nambakor, Kecamatan Batuan. (Khairul Amin)