TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Polres Gresik terus menekan angka kecelakaan lalu lintas menjelang bulan suci Ramadan dan libur panjang hari raya idul Fitri.
Hal itu terlihat dari hasil Operasi Patuh Semeru 2018 yang berhasil menekan angka kecelakaan lalu lintas.
Kasat lantas Polres Gresik AKP Wikha Ardilestanto mengatakan, menjelang bulan Suci Ramadan ini anggota diimbau untuk memberikan wawasan lalu lintas kepada masyarakat agar bisa memahami lalu lintas. Sehingga bisa mentaati rambu-rambu lalu lintas.
"Kita sampaikan ke anggota untuk melakukan kegiatan preemtif dengan giat pendidikan masyarakat (dikmas) lantas, dimanapun dan kapanpun. Selain itu, juga melalui preventif, giat pencegahan kecelakaan melalui turjawali (Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli, red)," kata AKP Wikha Ardilestanto, Selasa (15/5/2018).
Baca: Teroris Rusunawa Wonocolo Dikenal Tetangga dan Teman SD Sebagai Aktivis, Makin Berubah Sejak Nikah
Lebih lanjut Wikha mengatakan bahwa masyarakat yang nekat melanggar lalu lintas dilakukan penegakan hukum.
"Melalui penegakan hukum yaitu ditilang secara konsisten sehingga bisa berfikir untuk mentaati rambu-rambu lalu lintas," kata AKP Wikha Ardilestanto.
AKP Wikha Ardilestanto menambahkan, selama Operasi Patuh Semeru 2018 dibandingkan dengan tahun 2017, jumlah angka kecelakaan lalu lintas cenderung menurun.
Jumlah kecelakaan 2017 sebanyak 25 kali, korban meninggal dunia (MD) sebanyak 9 orang, jumlah luka berat (LB) nihil, jumlah luka ringan (LR) 34 orang.
Sementara pada ops Semeru 2018, jumlah kecelakaan 17 orang, yang MD 9 orang, LB 2 orang dan LR 24 orang.
"Korban kecelakaan lalu lintas pada ops Semeru 2018 didominasi oleh karyawan sebanyak 16 orang, pelajar 6 orang dan PNS 2 orang," katanya.
Baca: 5 Fakta di Balik Serangkaian Teror Bom di Surabaya, Libatkan Anak-anak Jadi Modus Baru di Indonesia
Selama ini Satlantas Polres Gresik terus menyampaikan kegiatan sosialisasi peraturan lalu lintas ke sekolah-sekolah dengan berbagai programnya. Yaitu Polisi sahabat anak, Cara aman sekolah, Patroli keamanan sekolah, Pramuka saka Bhayangkara dan Krida lalu lintas.
"Siswa adalah generasi muda yang harus disadarkan tentang berlalu lintas agar tidak kebut-kebutan dan pelajar merupakan generasi Indonesia masa depan," katanya. (Surya/Sugiyono).