Remaja Penghina Jokowi Anak Konglomerat, Suka Ngebut dan Nakal? Andi Syarief Sebut Perlakuan Berbeda

Penulis: Ani Susanti
Editor: Edwin Fajerial
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemuda yang hina Jokowi

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti

TRIBUNJATIM.COM - Sebuah video pemuda yang menghina Presiden Joko Widodo menjadi viral di media sosial.

Video tersebut menampilkan pemuda yang bertelanjang dada.

Ia membawa foto Jokowi dan mengancam akan menembak orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @Jojo_ismayaname.

Dalam video yang berdurasi 19 detik ini terdengar ancaman-ancaman yang dilayangkan remaja tersebut yang diarahkan ke foto Presiden Jokowi.

Bahkan, remaja yang berkacamata itu mengatakan ia akan menusuk dan menembak Presiden Jokowi.

Setelah ditangani oleh Polda Metro Jaya, sosok remaja tersebut sudah diamankan.

Pemuda hina Jokowi ()

Remaja berinisial S ini ditangkap di rumahnya di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (23/5/2018) sore.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono menjelaskan bahwa pihaknya telah mengamankan remaja yang menghina Presiden Jokowi tersebut.

"Tadi anggota sudah di depan rumahnya di Kembangan, Jakarta Barat. Kami bawa tapi beda kendaran, datang ke sini (Polda Metro Jaya)," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Rabu (23/5/2018), dikutip dari Tribunnews.com.

Lalu, siapakah sosok S hingga berani menghina Presiden Jokowi?

Dilansir dari Surya, banyak kabar menyebutkan S adalah putra seorang konglomerat yang sangat tajir.

Seperti yang dicuitkan akun @Hulk-idn.

Katanya, dia membuat video itu karena lahan bisnis ayahnya mati dan hampir bangkrut.

Akun ini juga mengungkap kebiasaan remaja ini yang suka kebut-kebutan dan beberapa kali dikeluarkan dari sekolah.

Dengan terang-terangan akun ini mengaku sangsi kasus remaja ini akan berlanjut.

Cuitan akun Twitter @hulk-idn (Twitter) ()

Sementara itu, Politisi Demokrat, Andi Arief menyoroti penanganan kasus penghinaan Presiden ini.

Hal tersebut disampaikan di akun Twitternya, @AndiArief__, Kamis (24/5/2018).

Andi Arief sudah menduga akan ada perlakuan perbeda dari polisi terhadap anak m uda yang memaki Presiden Joko Widodo.

Andi Arief menambakan jika menurutnya istilah namanya segregasi.

Segregasi adalah pemisahan kelompok ras atau etnis secara paksa.

Segregasi merupakan bentuk pelembagaan diskriminasi yang diterapkan dalam struktur sosial.

@AndiArief__: Saya sudah duga akan ada perlakuan berbeda dari polisi thdp anak muda yang memaki Jokowi. Menurut istilah namanya segregasi. Segregasi adalah pemisahan kelompok ras atau etnis secara paksa. Segregasi merupakan bentuk pelembagaan diskriminasi yang diterapkan dalam struktur sosial.

5 Pengakuan Remaja di Bawah Umur yang Hina Jokowi Lewat Video, Dari Taruhan hingga Penyesalan (sub judul)

1. Mengaku bercanda

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono menjelaskan saat S dimintai keterangan, ia mengaku tidak benar-benar berniat menghina presiden.

"Jadi yang bersangkutan hanya bercanda ya. Jadi intinya dia hanya lucu-lucuan dengan teman-temannya untuk berlomba itu. Artinya bahwa dia ingin mengetes apakah polisi mampu menangkap," ujar Argo.

2. Sedang melakukan taruhan

Menurut Argo, S mengaku sedang melakukan taruhan dengan teman-temannya.

Saat S berkumpul dengan teman-temannya, S ditantang untuk menghina Presiden Jokowi, dan jika berani apakah nantinya akan ditangkap polisi.

Dikatakan taruhan tersebut dilakukan untuk mengetes polisi, sekiranya mampu atau tidak menangkap pelaku.

3. Menyesali perbuatananya

Setelah ditangkap, S pun akhirnya menyesali perbuatannya dan tidak menyangka dirinya terjerat hukum karena apa yang sudah ia perbuat.

"Kemudian bahwa yang bersangkutan juga menyesali perbuatannya dan dia tidak bermaksud untuk menghujat Bapak Presiden dan dia juga tidak membenci presiden," lanjut Argo.

4. Membuat video tiga bulan lalu.

S juga mengaku kepada polisi bahwa video yang viral di media sosial tersebut sudah dibuat tiga bulan yang lalu.

"Pengakuannya video itu dibuat sekitar tiga bulan yang lalu bersama teman-temannya," jelas Argo.

5. Tak pernah dikirimkan pada siapapun

S mengaku bahwa video tersebut tidak pernah dikirimkan ke siapapun.

"Pengakuan pelaku tidak pernah (dikirimkan ke orang lain), hanya main-main saja," kata dia.

Berita Terkini