TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Krecek rambak sapi menjadi primadona oleh-oleh khas lebaran di Mojokerto.
Biasanya, makanan ringan kerupuk rambak ini disuguhkan sebagai camilan andalan pada saat momen silaturahmi.
Karakteristik kerupuk rambak yang berbahan baku dari kulit sapi itu cenderung bertekstur kering dan renyah.
Sehingga camilan tradisional kerupuk rambak ini selalu disajikan bersama minuman dingin berupa sirup segar atau teh manis sebagai pelengkapnya.
Gunanya, agar tidak keseretan dan lebih mudah dimakan.
Baca: Jadi Pembuka Piala Dunia 2018, Simak Nih Fakta Menarik Jelang Laga Rusia vs Arab Saudi
Krecek rambak kulit sapi ini digoreng garing terlebih dahulu menjadi kerupuk, barulah siap untuk disajikan.
Kerupuk rambak mempunyai citarasa unik, ada rasa sedikit asin dan gurih dari bumbu rempah-rempah.
Edi Cahyono (47) merupakan pengusaha krecek rambak sapi di Dusun Pudak Sari, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.
Pada momen lebaran ini produksi home industri krecek dan kerupuk rambak miliknya meningkat drastis.
"Paling banyak permintaan pasar yakni krecek rambak ketimbang produk yang sudah jadi kerupuk," ujarnya, Kamis (14/6/2018).
Edi mengatakan penjualan krecek rambak buatannya itu telah merata tersebar di Jawa Timur dan luar pulau, Bali, Sumatra Kalimantan, dan sulawesi. Kebanyakan, krecek rambak ini dijadikan oleh-oleh khas lebaran.
Baca: Tangis Haru Warnai Kedatangan TKI di Jember Ini, Begini Kisahnya
Sedangkan produk jadi kerupuk rambak paling banyak untuk memenuhi permintaan pasar di sekitar wilayah Mojokerto dan sekitarnya.
"Produk krecek rambak sekitar 65 hingga 75 persen," ungkapnya.
Menurut dia, biasanya memproduksi sebanyak 5 kwintal krecek rambak. Namun saat lebaran permintaan krecek rambak berkali-kali lipat hingga 3 ton. Omzetnya cukup besar sekitar Rp 250 juta.
"Banyak permintaan via online untuk dikirim ke luar kota," jelasnya.
Nah harga krecek rambak super ini cukup terjangkau. Untuk krecek rambak seberat setengah kilogram berharga Rp 45.000. Produk jadi berupa kerupuk rambak kemasan satu kilogram berharga Rp 120.000.
Edi hanya menjual krecek dan kerupuk rambak kwalitas super atau dari bahan kulit sapi terbaik.
"Ciri-ciri krecek rambak kwalitas super jika digoreng memakai minyak panas akan seketika mekar," bebernya.
Masih kata Edi, seluruh proses produksi krecek rambak dilakukan secara tradisional. Ada 15 karyawan, jika saat lebaran ini ia menambah tenaga kerja hingga empat orang. Adapun bahan baku kulit sapi diperoleh dari pengepul di Bangsal Mojokerto.
Baca: Densus 88 Amankan Senjata Mirip FN saat Penggerebakan di Rumah Terduga Teroris di Blitar
Untuk pembuatan krecek rambak dimulai dari kulit sapi yang direndam larutan kapur selama dua hari untuk menghilangkan bahan kimia dan membersihkan kulit sapi. Kemudian bahan baku itu cuci memakai air mengalir hingga benar-benar bersih.
Proses selanjutnya kulit sapi itu di rebus selama 10 hingga 15 menit. Kulit sapi itu dipotong memanjang sesuai ukuran. Kemudian krecek rambak itu dijemur diterik matahari hingga kering selama dua pekan.
Krecek rambak yang telah kering itu kembali dimasak bersamaan bumbu rempah, ditiriskan lalu dikemas siap untuk dipasarkan.
"Kalau lebaran begini imbasnya bahan baku mahal lantaran permintaan krecek rambak juga naik," jelas Edi.
Terpisah, Syarifuddin (35) warga Pasuruan menyempatkan diri mampir membeli krecek rambak di Bangsal Kabupaten Mojokerto.
Krecek rambak ini dijadikan buah tangan untuk keluarga di kampung halamannya.
"Tradisinya setiap lebaran wajib ada suguhan kerupuk rambak. Selain rasanya enak kerupuk rambak sekarang ini sudah mulai langka," katanya. (Surya/Mohammad Romadoni).