TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Mashanum Dwi Aprilia (16) siswi SMAN 1 Gondang, Kabupaten Mojokerto terancam lumpuh yang diduga karena hukuman squat jump, masih menjalani perawatan intensif di kamar Pajajaran RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari, Mojokerto, Sabtu (21/7/2018).
Kondisi kesehatan Hanum, sapaan wanita ini mulai berangsur pulih dari cedera syaraf tulang belakang yang disinyalir setelah diberi hukuman skot jump.
Sugiono (53) ayah korban warga Bareng Krajan, Krian Sidoarjo mengatakan kondisi kedua kaki anaknya yang sebelumnya tidak bisa bergerak kini mulai berangsur semakin membaik. Hanum masih merasakan sakit di sekitar bagian kaki hingga tulang belakangnya. Dia bisa duduk namun harus bersender meskipun sebentar.
"Kaki kiri mulai bisa sedikit ditekuk dan kaki kanan bisa dimiringkan tetapi masih terasa sakit," ujarnya.
Dia bersama istrinya Supriatun (47) sangat berharap anaknya bisa sembuh total sehingga bisa berjalan kembali seperti sedia kala.
"Pasti bisa sembuh (korban)," katanya lirih.
Saat ini keluarga korban bersama pihak Pondok Pesantren Al-Ghoits masih menunggu hasil pemeriksaan medis yaitu Computerized Tomography atau CT Scan untuk mengetahui adanya gangguan syaraf tulang belakang yang indikasinya mengarah pada syaraf kejepit hingga membuatnya Hanum tidak bisa berjalan. Hasil CT Scan tersebut masih harus menunggu dokter spesialis di rumah sakit tersebut.
"Hasil pemeriksaan belum diketahui, masih menunggu dokternya," ucapnya.
Masih kata Sugiono, sesuai permintaan Kepolisian Polres Mojokerto Hanum dipindahkan perawatannya dari pengobatan alternatif Sangkal Putung Umi-Abi di Pandanarum untuk dirawat secara medis di RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari Mojokerto, kemarin.
Dia juga sudah menyelesaikan secara mandiri pembayaran biaya pengobatan dan perawatan anaknya saat berada di Sangkal Putung. "Biaya di Sangkal Putung sudah saya bayar sekitar Rp 400 ribu," bebernya.
Dia menceritakan saat berada di ruangan rumah sakit, Sugiono sempat di cecar sejumlah pertanyaan yang seakan memojokkan dirinya oleh polisi wanita ari Polres Mojokerto. Polwan itu menyanyangkan kasus ini tidak dilaporkannya kepada pihak berwajib.
Sugiono ketakutan dan terlihat gemetaran saat menceritakan pengalamannya itu Gus M Rofiq Afandi pengasuh Ponpes Al-Ghoits.
Dia berungkali kali menyebut polisi perempuan itu memarahinya.
"Sampean kok enak-enakan disini Pak gak lapor," begitu kata Sugiono menirukan ucapan Polean tersebut kepadanya.
Terkait kejadian itu Surya telah berupaya untuk mengkonfirmasi Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata. Namun hingga berita ini ditulis Kapolres Mojokerto belum meresponnya.