TRIBUNJATIM.COM - Sabtu (28/7/2018), fenomena langka Gerhana Bulan Total (GBT) baru saja terjadi di berbagai belahan dunia.
Fenomena gerhana bulan kali ini digadang-gadang sebagai salah satu fenomena yang paling istimewa.
Pasalnya, gerhana kali ini berlangsung cukup lama, yakni sekitar 1 jam 43 menit.
• Ojol vs Opang di Cikoneng Kab Bandung, mulai Bentrok hingga Geruduk Pangkalan Ojek
Keistimewaan lain terletak pada waktu terjadinya gerhana bulan.
Jika gerhana bulan pada Januari 2018 silam dimulai sejak senja, gerhana bulan kali ini justru berlangsung selepas malam.
Perbedaan lain adalah pada jaraknya dengan Bumi.
Sebelumnya, bulan berada dekat dengan bumi sehingga dijuluki fenomena Supermoon.
Akan tetapi, kali ini bulan akan berada pada jarak terjauh dari bumi sehingga disebut micromoon.
Yang lebih membuat fenomena gerhana bulan kali ini menjadi unik adalah warna bulan yang ditengarai akan semerah darah.
• Konser di Malaysia Batal, Fans TWICE Masih Bisa Nonton TWICELAND ZONE 2: Fantasy Park di Indonesia
Tak heran jika fenomena kali ini disebut pula dengan blood moon.
Banyaknya keistimewaan, yang akan hadir pada fenomena ini tentu saja sayang jika dilewatkan begitu saja.
Mengabadikan gerhana bulan dalam bentuk foto maupun video mungkin bisa jadi satu alternatif yang dilakukan.
Terlebih fenomena ini dapat disaksikan secara langsung di hampir sebagian besar belahan dunia.
Di Indonesia sendiri, sejumlah titik pengamatan bahkan disiarkan secara langsung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Beberapa titik pengamatan tersebut di antaranya, Banda Aceh, Medan, Padang Panjang, Kepahiang, Tangerang, Jakarta, dan Bandung.
• Wanita Surabaya Bisa Pilih Gerai The Body Shop, Pelanggan Bebas Makeover
Tak hanya daerah itu, BMKG juga akan melakukan pengamatan di Yogyakarta, Karangkates, Denpasar, Waingapu, Kupang, Gowa, Makassar, Palu, Manado, Ternate, Ambon, Jayapura, hingga Mataram.
BMKG sendiri memantau gerhana bulan dari beberapa fase perubahannya.
Sejak fase P1 atau fase penumbra, hingga fase puncak.
Jika dilihat dari mata telanjang, gerhana bulan mungkin akan terlihat sama.
Tapi tidak ketika disaksikan menggunakan teropong.
Fase perubahan bulan akan tampak sangat jelas.
• Istri Wagub Jawa Timur Beri Motivasi pada Anak Berkebutuhan Khusus untuk Terus Berkarya
Seperti apa penampakan gerhana bulan sejak fase penumbra hingga fase puncak?
Berikut foto-fotonya, TribunStyle.com lansir dari akun Instagram resmi @infobmkg.
1. Fase Penumbra (P1)
2. Fase Gerhana (U1)
Fase gerhana sebagian dimulai.
3. Fase U2
Semua piringan masuk ke bayangan inti bumi (umbra).
4. Fase U2 (mulai gerhana)
Sudah gerhana bulan total, tetapi belum puncak.
5. Puncak Gerhana Bulan Total (GBT)
Fase ini terjadi pada Sabtu (28/7/2018), pukul 03.22 WIB.
Kondisi ini bertahan selama 103 menit.
(TribunStyle.com / Salma Fenty Irlanda)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul 5 Foto Fase Gerhana Bulan Total di Indonesia Versi BMKG, Mulai Penumbra hingga Puncak Bloodmoon!