Dalam unggahannya, SJ menjelaskan bahwa Kuya Percy hanya pulang sekali seminggu.
Meski hanya bekerja setengah hari, dirinya tak punya istri untuk merawatnya saat pulang ke rumah.
Tak ada anak-anak yang menyambut kepulangannya atau yang bisa dimintai untuk memijat kakinya.
Kuya Percy biasa pulang ke rumahnya pada Sabtu sore.
Dari obrolannya dengan sang satpam, SJ tahu bahwa putra tertua Kuya Percy sudah pindah.
• 7 Fakta Terbaru Seputar Gempa Lombok: Jasad di Pilar Masjid hingga Aksi Pencurian di Tengah Musibah
"Anak keduanya adalah pelaut dan anak termuda adalah siswa kelas 12."
Ketika ia pulang, Kuya Percy hanya bisa bertemu dengan istri dan anaknya yang kecil lainnya.
Tapi, untuk bisa sampai ke rumah, pria tersebut butuh perjuangan ekstra.
Dalam seminggu, dirinya menghabiskan 132 dari 168 jam untuk bekerja.
Sehingga, ia hanya punya waktu 30 jam untuk dihabiskan bersama keluarga
"Untuk Kuya Percy, sehari sudah cukup untuk mereka.
Untuk memasak, membersihkjan rumah, mendekatkan diri, ke gereja- inilah hadiah untuk Kuya Percy setelah seminggu bekerja."
Meski singkat, dirinya merasa waktu tersebut membayar semua kerinduannya.
Terkadang, satpam ini melihat gambaran anak-anaknya pada mahasiswa Univeristy of East yang terkadang tak tertib, tapi sebenarnya ia sayangi.
• Fakta Baru Wanita Hilang 15 Tahun Diculik Dukun, Terungkap Soal Peran hingga Pengakuan Istri Jago
Ada perhatian di setiap teguran yang ia ucapkan; "Mana seragamu?", "Pakai kartu identitasmu", "Rapikan ikat rambutmu".