TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Sebanyak 6.701 mahasiswa baru Universitas Negeri Malang (UM) menjalani tes bahasa Inggris, Senin (13/8/2018). Tesdiselenggarakan selama dua hari, 13-14 Agustus 2018 di Graha Cakrawala UM.
"Satu hari ada tiga gelombang. Setiap gelombang sekitar 1.100 mahasiswa. Setiap sesi selama dua jam," ujar Utari Praba Astuti, Direktur Balai Bahasa UM kepada Suryamalang.com (Grup Tribunjatim.com).
Menurutnya, tujuan tes bahasa Inggris adalah untuk pemetaan mahasiswanya.
Bagi fakultas yang ada kelas internasionalnya, hasil tesnya bisa dipakai. Misalkan di Fakultas Ekonomi dan FMIPA.
"Jika yang tidak ada, bisa menjadi masukan kemampuan bahasa Inggris Maba," jelasnya.
Di tes ini tidak ada yang lulus dan tidak. Tapi setiap maba akan mendapat sertifikat yang menunjukkan nilai dan levelnya.
Tertinggi pada kategori advance seperti tes Toefl. Sehingga dibuat mirip ujiannya. Ada listening, reading dan structure.
Di UM, tes bahasa Inggris dilakukan dua kali. Di awal dan di akhir perkuliahan.
Sebagai pelaksana kegiatan adalah Balai Bahasa UM. Mulai dari soal, LJK, alat tulis dll. Sedang pengawas ujian memberdayakan pegawai UM.
Karena jumlah maba cukup banyak, maka masih digunakan sistem tes berbasis kertas.
"Belum CBT (Computer Based Test) karena kapasitas lab terbatas. Dengan jumlah maba cukup banyak, pasti butuh waktu berhari-hari. Namun kedepan, ada ancang-ancang ke CBT," katanya.
Rizky Vitra Pratiwi, Maba S1 Teknik Sipil UM menyatakan ada tes ini sebagai hal baik.
"Kalau buat saya baik. Nanti hasilnya apapun bisa buat masukan bagi saya," ujar maba asal Sidoarjo ini.
Alumnus SMAN Sidoarjo yang masuk lewat jalur SNMPTN ini terakhir kali ikut tes Toefl di sekolahnya lalu.
Soalnya, kata dia, ada yang sulit juga. Ada juga yang terpaksa dijawab asal karena sulit. Dalam kurun waktu dua jam, ada 140 soal. Dimana tiap sesi ada 40 dan 50 soal. (Surya/sylvianita widyawati)