Agus bercerita, sejatinya kakak Bangkit yang kuliah di UNS juga beprestasi di bidang pencak silat.
Bahkan ia sering menjuarai berbagai kejuaraan pencak silat tingkat perguruan tinggi.
Bermodal prestasi itu, Agus pernah mengajukan keringanan biaya kuliah anaknya.
Namun permohonan itu tidak dikabulkan pihak universitas.
Usai meraih emas di Asian Games, Agus mengharapkan anaknya tidak cepat berpuas diri.
• Kisah Iqbal Candra dan Sarah Tria, Suami-Istri Peraih Medali Emas Pencak Silat Asian Games 2018
Ia meminta Bangkit terus berlatih keras untuk meraih banyak prestasi di pencak silat.
Terkait tawaran pemerintah pengangkatan menjadi PNS, TNI atau Polri bagi atlet peraih medali emas, Agus menyerahkan sepenuhnya kepada Bangkit.
Ibunda Bangkit, Anis Nurul Laili, mengaku terenyuh dan bahagia begitu mendengar kabar anaknya menjadi juara.
Hanya saja, saat Bangkit bertanding meraih emas, Laili tak bisa menyaksikan langsung.
Saat Bangkit bertanding, Laili dalam perjalanan menuju Jakarta. Ia mendapatkan informasi Bangkit bertanding dalam final perorangan melawan atlet dari Singapura, Rabu (29/8/2018).
"Ternyata mainnya dimajukan tanggal 27. Jadi saya tidak bisa melihat langsung," kata Laili.
Kendati demikian, Laili mengaku tidak kecewa. Malahan ia bangga karena Bangkit akan memberangkatkan diri dan suaminya naik haji setelah menerima bonus dari pemerintah.
• Kisah Atlet Lari Rio Maholtra, Anggota Paspampres yang Berlaga di Asian Games 2018
Warga Desa Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, ini mengatakan, untuk membesarkan empat anak-anaknya, Laili terpaksa berangkat kerja menjadi TKW di Taiwan.
Selama enam tahun (2010-2016) ia membanting tulang di Taiwan untuk menghidupi anak-anaknya setelah sang suami mengalami kecelakaan.
"Enam tahun saya bekerja di Taiwan karena bapaknya Bangkit mengalami kecelakaan," kata Laili.