TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Hujan tangis mewarnai pemberangkatan 450 prajurit Batalyon Infantri (Yonif) Mekanis 521 Dhadaha Yodha di Kediri akan bertugas ke perbatasan Papua.
Istri, anak dan keluarganya banyak yang tak kuasa menahan tangis, Jumat (31/8/2018).
Sebelum berangkat, seluruh prajurit yang bertugas melakukan apel dipimpin Danyonif Mekanis 521 Letkol Inf Andi W.
Rombongan prajurit ini naik 42 truk dan bus ke Surabaya, selanjutnya diangkut dengan kapal laut ke tempat tugas di Papua.
Sesuai rencana prajurit Yonif Mekanis 521 bakal bertugas selama 9 bulan di Merauke perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini.
• Pakde Karwo Enggan Jadi Jurkam Capres Manapun, Alasannya ini. . . .
Mayoritas prajurit yang bertugas merupakan keluarga muda. Sehingga anak-anaknya juga masih banyak yang balita dan bayi. Sehingga terlihat nuansa haru mewarnai pemberangkatan prajurit yang bertugas.
Seperti keluarga Lettu Handy terlihat tak henti-hentinya berpose foto bersama dengan anggota keluarga.
"Ayo sebelum berangkat foto -foto dulu," ungkapnya sambil merangkul buah hatinya.
Yang tak kalah harunya dua anak Kopral Herman sampai beberapa kali melakukan tos tangan dengan bapaknya dari atas truk.
"Selama ayah bertugas tidak bolah nakal ya," pesannya kepada kedua anaknya.
Namun istri Kopral Herman melihat keceriaan itu justru tak kuasa menahan haru. Matanya terlihat sembab hingga harus diseka dengan tisu.
• Risih 4 Kali Dilecehkan Pelatih Blutangkisnya, Dua Bocah di Surabaya Lapor ke Orang Tua
Tak banyak kata-kata yang diucapkan keluarga para prajurit ini. Mereka terlihat menunggu di sekitar truk dan bus pengangkut pasukan meninggalkan markas Yonif Mekanis 521 di Jl Ahmad Yani, Kota Kediri.
Sementara yang tidak kalah harunya saat Elen (21) harus berjauhan dengan kekasihnya Prajurit Dua Syarif. Malahan perempuan ini sampai beberapa kali menangis sehingga harus ditenangkan teman-temannya.
"Meski jauh khan masih bisa telepon atau video call," ujar rekannya.
Hanya saja sesuai rencana ploting tugas tempat kekasihnya diperkirakan merupakan zona tanpa sinyal.
"Gimana mau telepon wong disana tidak ada sinyal," sembari menangis lebih keras lagi.
Beruntung perempuan ini diberi kesempatan bertemu sekali lagi dengan pujaan hatinya yang diperbolehkan turun sebentar dari atas truk.
Ada waktu beberapa menit sambil menunggu berangkat kedua kekasih itu terlihat berfoto bersama. Wajahnya yang semula sembab, terlihat sedikit ceria usai foto bareng.
Sementara untuk menghindari konvoi panjang kendaraan yang mengangkut rombongan prajurit ini pemberangkatannya dibagi tiga gelombang. Setiap rombongan terpisah selama 15 menit.
• Sopir ini Cekoki Pil Koplo dan Cabuli Siswi di Taman Sidoarjo
Selain membawa persenjataan standar pasukan infantri senapan SS 1, prajurit yang bertugas ke perbatasan Papua ini juga membawa kincir air. Malahan disiapkan mobil perpustakaan keliling dengan koleksi ratusan judul buku.(dim)