TRIBUNJATIM.COM - Usai viral menantang 50.000 warga demo soal kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen, Bupati Pati, Sudewo, kini minta maaf.
Akibat serangkaian peristiwa warga yang ramai mengkonfrontasi, Sudewo mendapatkan kritikan dari para netizen di media sosial pribadinya.
Kini Sudewo mengklarifikasi serangkaian peristiwa yang membuat namanya menjadi sorotan nasional tersebut.
"Bapak Ibu sekalian, warga Kabupaten Pati yang saya hormati dan saya banggakan," ucap Sudewo, dikutip dari Instagram @humaspati, Kamis (7/8/2025).
"Saya ingin menyampaikan yang pertama, saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas terjadinya kericuhan pada hari Selasa kemarin," imbuhnya.
Sudewo menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati tidak bermaksud merampas logistik warga yang hendak berdemo, tetapi, hanya ingin memindahkan.
"Saya, kami, tidak bermaksud untuk melakukan perampasan barang-barang tersebut," kata Sudewo.
"Hanya ingin memindahkan supaya tidak mengganggu kirab boyongan hari jadi Kabupaten Pati dan tidak mengganggu acara-acara 17 Agustus," sambung dia.
Politisi Partai Gerindra tersebut melanjutkan, pihaknya tidak melarang warga untuk menggalang dana.
"Kami tidak melarang dan sama sekali tidak menghalangi melakukan penggalangan dana," ujar Sudewo.
Sudewo juga mengklarifikasi tentang ucapannya yang terkesan menantang warga untuk mendemo kebijakan kenaikan tarif PBB 250 persen.
"Kedua, saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan saya, '5.000 silakan, 50.000 masa silakan.' Saya tidak menantang rakyat," katanya.
"Sama sekali tidak ada maksud untuk menantang rakyat. Mosok rakyatku tak tantang," lanjut dia, melansir Tribun Jabar.
Menurut Sudewo, maksud dari perkataan tersebut adalah agar demo berjalan lancar.
"Saya hanya ingin menyampaikan supaya demo tersebut berjalan lancar dan betul-betul murni tuntutan aspirasi, bukan karena ditumpangi pihak-pihak tertentu," ungkapnya.
Baca juga: Di Tengah Warga Protes Kenaikan PBB 250 Persen, Beredar Video Bupati Sudewo Asyik Sawer Biduan