TRIBUNJATIM.COM, PAGAK - Pemandangan di Waduk Dempok, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang berubah drastis saat musim kemarau.
Pemandangan elok disertai rindang pepohonan hingga sensasi naik di atas kepala nelayan hampir tak bisa dirasakan saat musim kemarau.
Pantauan Surya (grup TribunJatim.com), saat kemarau, terik panas sinar matahari di Waduk Dempok begitu menyengat kulit.
Waduk ini menjadi kering sehingga volume air waduk menyusut drastis.
Tanah waduk tampak retak disertai bau anyir lumpur bercampur bangkai ikan.
• Kemendagri Apresiasi Tekad KPU, untuk Perbaiki DPT Pemilu 2019 Selama 60 Hari ke Depan
Mengeringnya Waduk Dempok ini berdampak pada beberapa hal.
Kondisi tersebut membuat penambak ikan atau nelayan di Waduk Dempok, yang tinggal tidak jauh dari waduk terpaksa memutar otak untuk dapat menyambung hidup.
Satu di antaranya dilakukan oleh nelayan bernama Sukarwo ini.
Ia harus merelakan keramba dengan ukuran lebar dan panjang sekitar 10 meter, yang biasa digunakanya untuk membudidaya ikan.
Kini, keramba tersebut terpaksa tidak berfungsi karena air waduk tidak ada.
“Mulai bulan Juni biasanya air mulai surut, puncaknya pada September. Waduk ini sudah kering, ya terpaksa keramba ikan saya tidak berfungsi,” kata pria yang akrab disapa Karwo itu, Rabu (19/9/2018).
• Pendaftaran hingga Tes CPNS 2018 Gratis, BKD Surabaya Imbau Calon Pelamar Tak Tergoda Tawaran Calo
Kondisi tersebut memaksa produktivitas Karwo dalam mendulang ikan menjadi berkurang drastis.
Ia menyebut, jika musim hujan, dirinya bisa menjaring ikan sebanyak 5 kuintal ikan dalam sekali panen.
Namun, saat kemarau menyusut drastis menjadi hanya 5 kilogram.
Untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, Karwo mengaku terpaksa berjalan kaki sejauh 6 kilometer.