TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dalam rangka melayani kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas selama kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, PT Pertamina (Persero) menyiagakan 5 Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) dan 2 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU).
TBBM dan DPPU tersebut disiagakan 24 jam selama kegiatan tersebut berlangsung.
Unit Manager Comm & CSR MOR V, Rifky Rakhman Yusuf mengatakan, 5 TBBM yang disiagakan Pertamina untuk kegiatan Annual Meeting IMF dan World Bank 2018 itu adalah TBBM Sanggaran, TBBM Manggis, TBBM Reo, TBBM Maumere, dan TBBM Ende.
Sedangkan 2 DPPU adalah DPPU Ngurah Rai dan DPPU Labuan Bajo.
• Jasindo Optimalkan Pasar Asuransi untuk Dukung Keberhasilan Usaha Pertanian
“Semua TBBM ini disiagakan 24 jam dengan fasilitas eksisting dan ada juga fasilitas tambahan untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi BBM selama event berlangsung,” ungkapnya seperti dalam rilis yang diterima TribunJatim.com Network, Kamis (4/10/2018).
Rifky menambahkan, pada saat pelaksanaan pertemuan lembaga keuangan dunia ini, diperkirakan akan terjadi lonjakan konsumsi BBM di Bali dengan rata-rata 30 persen dari konsumsi harian.
• Tak Hanya Model Studio dan Corner Suite, Jenis Loft Juga Jadi Model Apartemen Kekinian Lho!
Puncaknya akan terjadi antara H-7 dan H+7 ketika delegasi dan peserta kegiatan tersebut mulai berdatangan hingga seminggu setelah acara puncak selesai.
Sebanyak 20.000 peserta dari 189 negara rencananya akan menghadiri acara yang berlangsung dari tanggal 5-8 Oktober 2018 itu.
Pertamina mengantisipasi dengan menyiapkan fasilitas tambahan penyaluran pada TBBM dan SPBU ring 1 dari venue acara yang berada di Denpasar dan Badung.
“Untuk Labuan Bajo diperkirakan terjadi kenaikan konsumsi 18,75 kilo liter per hari dengan asumsi 5.000 peserta yang akan berkunjung ke wilayah itu,” jelas Rifky.
• Warga Banyuwangi Tenggelamkan Ratusan Apartemen Ikan ke Dasar Laut Pantai Bulusan
Avtur juga diperkirakan akan terjadi kenaikan penyaluran 30 persen di DPPU Ngurah Rai.
Dengan asumsi terjadi kenaikan kenaikan penerbangan dari rata-rata 16 pesawat per jam menjadi 30-36 pesawat per jam.
Sedangkan untuk DPPU Labuhan bajo diperkirakan akan terjadi kenaikan jumlah penerbangan dari 15 pesawat per hari menjadi 48 pesawat per hari.
“Dengan 15 penerbangan penyaluran 15 Kiloliter per hari maka dengan 48 penerbangan pesawat akan terjadi kenaikan menjadi 48 Kiloliter per hari,” urai Rifky. (Sri Handi Lestari)