Di Depan Mahasiswa Uinsa, Rocky Gerung Sebut Politisi dan Partai Politik Takut Berdebat di Kampus

Penulis: Bobby Constantine Koloway
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik, Rocky Gerung memberikan penjelasan di hadapan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (Uinsa), Jumat (16/11/2018).

TRIBUNJATIM.COM,SURABAYA - Pengamat politik, Rocky Gerung mengatakan para calon legislatif harus diuji program pencalonannya sebelum akhirnya dipilih saat pemilu 2019 mendatang. Satu di antara media ujian tersebut di antaranya bisa melalui forum di kampus.

"Para calon legislatif seharusnya diuji di kampus. Sebab, kampus menjadi gudangnya pemikiran yang liar sehingga bisa menjadi media untuk menggali ide dan gagasan para caleg," kata Rocky di hadapan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (Uinsa), Jumat (16/11/2018).

Rocky hadir di acara ini sebagai pembicara di acara Seminar Nasional bertajuk "Eksistensi Demokrasi Pancasila dalam Menghadapi Tahun Politk". Acara ini juga dihadiri oleh ratusan mahasiswa.

Era demokrasi, seharusnya merawat keberagaman ide dan gagasan. Namun, kampus seakan mengekang lahirnya ide tersebut agar seakan linier.

Pungut Uang Portal dari Sopir Truk, Kepala Desa Wonosari Ditahan Meski Sedang Gagal Ginjal

"Padahal, di era demokrasi, tak ada yang linier. Demokrasi memberikan ruang untuk adu argumen," katanya kepada TribunJatim.com.

Rocky melanjutkan, sayangnya kampus tak berani mengambil peran tersebut. Pun diperparah dengan para caleg hingga kandidat presiden yang juga enggan untuk diuji di kalangan masyarakat kampus.

"Caleg dan capres takut masuk kampus karena gugup. Mereka akan benar-benar diuji. Wong saya yang bukan caleg saja gugup," kata Rocky pada penjelasannya.

Apalagi, kebanyakan politisi akhir-akhir ini seringkali memamerkan olokan yang menyerang satu sama lain dengan mengabaikan esensi dari rencana program pencalonan.

"Sehingga, kalau IQ satu forum ini dikumpulkan, sebenarnya jauh lebih banyak dibandingkan yang olok-olokkan di gedung senayan sana," sindir Rocky disambut tawa peserta.

Risma Ungkap Perjuangannya untuk Jadikan Surabaya Tuan Rumah Startup Nation Summit 2018

Rocky menyebut bahwa mayoritas penjelasan banyak politisi di atas panggung politik tak dapat dipertanggungjawabkan.

"Kalau mereka bicara di atas panggung, kebanyakan hoaxnya. Tujuannya, untuk membaik-baikkan dirinya dan menebar janji," kata Rocky.

Ia mencontohkan infografis yang seringkali diberikan pemerintah. Misalnya, angka kesenjangan antara si kaya dan si miskin (gini ratio) yang menurun.

Apabila sebelumnya gini ratio sebesar 0,41, namun sekarang sudah menurun menjadi 0,38. Menurut Rocky, penurunan gini ratio tersebut disebabkan karena konsumsi antara si kaya dan si miskin cenderung sama.

Namun, perbandingan harta dan kekayaan sebenarnya cukup timpang.

"Yang di survei di data tersebut merupakan jumlah konsumsi, bukan harta yang dimiliki yang bersangkutan. Saat ini, jumlah konsumsi masyarakat cenderung sama antara si kaya dan yang miskin, sehingga seakan kesenjangan menurun," katanya.

Halaman
12

Berita Terkini