TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Lamongan memiliki beragam kuliner khas, mulai soto, gado-gado hingga nasi boran.
Selain itu, Lamongan juga memiliki kuliner khas lain, yaitu nasi muduk.
Nasi muduk muncul di wilayah pantura Lamongan di Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran.
Desa ini merupakan sentra produksi perhiasan emas.
Nasi mudik memiliki perpaduan rasa yang pedas dan gurih.
Nasinya diolah dengan berbagai macam rempah yang memunculkan ragam rasa.
Sementara lauknya terdiri dari berbagai macam olahan seafood.
"Lauknya ada pepes ikan tongkol hingga urap-urap rumput laut," kata Puji Jariani, seorang pengurus PKK Lamongan kepada TribunJatim.com saat memperkenalkan Nasi Muduk ini dalam Festival Makanan Khas Daerah se-Bakorwil Bojonegoro, dalam memperingati Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-73, di Pendopo Lokatantra Lamongan, Rabu (28/11/2018).
• Percantik Wajah Kota Surabaya, Bunga Tabebuya dan Pohonya Ternyata Punya Manfaat Kesehatan Dahsyat
Puji mengungkapkan, Nasi Muduk hanya bisa ditemukan di Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran.
Nasi Muduk ini disajikan bersama dengan sambal muduk yang bahan utama sambalnya adalah bawang merah, bawang putih, cabai rawit, bawang daun, garam dan gula.
"Sambal muduk ini semua bahannya di iris-iris dan di tumis. Jadi nggak pakai diuleg, langsung digoreng," ujarnya.
Urap Latoh yang berbahan dasar rumput laut dan oseng peda, yakni oseng-oseng berbahan dasar ikan klotok atau ikan asin dengan daun gondo rasih juga disajikan dalam makanan ini.
"Satu porsi di warung di Desa Sendangagung seharga Rp 10 ribu," ucap Puji.
• Kabar Putri Jackie Chan yang Pernah Hidup Miskin, Nikahi Pacar Sejenisnya Tanpa Restu Orang Tua
Satu porsi nasi muduk terdiri dari nasi, cumi, suwiran tongkol, sambal muduk, oseng peda dan urap-urap ikan asin klotok, ditambah pepes pindang.
Warung di daerah Sendangagung yang menjual makanan ini di antaranya warung H. Khotim, warung Mbak Sum, Mbak Endang, dan warung Ibu Wahyuni.