PWNU Jatim Dialog Soal Situasi Suku Uighur di Xinjiang, Tiongkok Bersama Konsul Jendral Tiongkok

Penulis: Pipit Maulidiya
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gu Jingqi, Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (biru) dan Kiai Muzaki Mustamar (memakai peci hitam)

 TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur melakukan dialog bersama Gu Jingqi, Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok, Ustad Haji Nurawi, Ketua Yayasan Masjid Muhammad Cheng Hoo, dan Ustad Haryanto, dan Ketua PITI Jawa Timur, Rabu (26/12/2018).

Acara berlangsung tertutup di Kantor PWNU Jawa Timur itu terkait situasi suku Uighur di Xinjiang, Tiongkok.

Kiai Haji Marzuki Mustamar, Ketua PWNU jatim, memimpin dialog secara langsung ditemani kiai dan pengurus PWNU Jatim lainnya.

Usai dialog, mereka keluar bersama dari ruang diskusi lantai dua Kantor PWNU dan memberikan pernyataan kepada awak media.

Gu Jingqi, Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok memberikan penjelasan Tiongkok sama seperti Indonesia yang punya masyarakat berbeda suku, bangsan budaya dan agama, ada 56 suku bangsa dan 10 di antaranya beragama Islam.

Terkait isu perlakuan tidak adail kepada suku Uighur di Xinjiang dalam menjalankan ajaran agama Islam, Gu Jingqi menegaskan setiap orang Tiongkok bebas untuk beragama atau tidak beragama.

Soal agama Islam, dia mengatakan saat ini jumlah seluruh umat Islam di Tiongkok mencapai 23 juta jiwa. Di Xinjiang pun berdiri 244 ribu masjid dan jumlah itu nencapai 70 persen seluruh total masjid di Tiongkok.

Asep Berlian Perpanjang Kontrak, Ia Menjadi Pemain Ke-12 Yang Perkuat Madura United Musim Depan

Pasca Gambar Buku Nikah Dengan Foto Aura Kasih Beredar, Sang Artis Berterima Kasih?

Begini Tanggapan Khofifah Terkait Peluang Jokowi-Maruf Amin Menang di Madura

Adi Nugroho : Pilpres Adu Visi dan Misi, Bukan Adu Klenik, La Nyalla Dukung Khofifah Menang Kok!

"Menurut konstitusi Tiongkok, seluruh masyarakat menikmati 100 persen kebebasan beragama atau tidak beragama," katanya kepada TribunJatim.com.

Soal isu yang beredar di media internasional, mulai tidak boleh memberi nama anak dengan nama Islami, atau pembatasan dalam menjalankan agama, menurut Gu Jingqi adalah hoax atau tidak benar.

"Itu hoax. Memang ada sebagian orang muslim di Tiongkok memahami pemahaman fundamentalis dimana mereka melakukan pengeboman seperti di Surabaya untuk masuk surga," tambahnya kepada TribunJatim.com.

Atas isu yang beredar itu, PWNU Jawa Timur menyampaikan pernyataan sikap, mengingat ingin NU bisa berdakwah dengan aman dan selamat di manapun berada.

"Islam di sana melebihi Islam di Saudi, maka kita harus hati-hati betul statemen yang membuat Islam semakin sengsara. Perkara ada satu atau dua orang yang mungkin nasibnya kurang pas kalau pun perlu pembelaan, tapi jangan sampai dengan cara malah yang membuat suasana makin keruh. Kita ingin menjalin hubungan baik dengan siapapun, dengan Tiongkok, Rusia, Korea Utara, Korea Selatan, sebagai muslim NU dakwah dimanapun lancar, cabang di luar negeri aman," kata Kiai Muzakki Mustamar menjelaskan.

Selain itu PWNU Jawa Timur menyamapikan beberapa poin pernyataan sikap, di antaranya sebagai berikut ;

Pertama, mendesak pemerintah RRT untuk segera menyelesaikan akar persoalan yang terjadi di suku Uighur Xinjiang, yang sudah menjadi isu internasional.

Jika fakta yang terjadi adalah pelanggaran HAM yang disebabkan oleh motif diskriminasi terhadap sebuah ras tertentu, maka PWNU Jatim sangat menyesalkan kejadian tersebut.

Halaman
12

Berita Terkini