TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Potensi bergabungnya Partai Bulan Bintang (PBB) dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin akan tetap menimbulkan problematik.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, dukungan basis PBB kepada Jokowi-Ma'ruf Amin tak akan optimal.
Menurut Surokim, dukungan secara personal dari Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra kepada Jokowi bisa saja diberikan.
"Namun, mencermati tipikal pendukung PBB, kami nilai tetap sulit untuk solid mengikuti DPP dalam memberikan suaranya ke Jokowi," kata Surokim kepada Surya.co.id (Grup TribunJatim.com) ketika dikonfirmasi di Surabaya, Kamis (27/12/2018).
• Pemuda Pancasila Jatim Instruksikan Kadernya untuk Dukung Jokowi-Maruf Amin, Termasuk yang di PBB
Menurutnya, dukungan PBB di pilpres kemungkinan besar akan terbelah, antara dukungan terhadap ke Jokowi dan Prabowo Subianto.
"Bahkan, jika melihat perilaku pemilih, pemilih PBB, bisa saja lebih besar ke Prabowo," tandasnya.
Ada beberapa alasan PBB sulit masuk ke barisan pendukung Jokowi.
Pertama, Secara ideologis Jokowi yang diusung PDI Perjuangan, sebuah partai berbasis nasionalis, dinilai menjadi kendala psikologis bagi pemilih tradisional PBB, yang merupakan basis religius.
• Pemuda Pancasila (PP) Pantau Medsos untuk Laporkan Kampanye Gelap yang Serang Jokowi-Maruf Amin
"Patron itu cukup kuat berpengaruh," kata Surokim.
Belum lagi dengan kedekatan PBB dan Prabowo di pilpres 2014 silam.
"Mengingat tradisi sejarah pilpres, PBB juga lebih dekat dengan Prabowo tentu tidak mudah mengikis dalam waktu dekat," katanya.
Oleh karenanya, PBB dinilai butuh usaha esktra keras untuk mengarahkan pilihan pemilihnya ke Jokowi.
• Jaringan Kiai Santri Nasional Gresik Optimistis Jokowi-Maruf Menang 70 Persen Lebih
Hal ini tak mudah, mengingat PBB bukan tipikal partai komando yang bisa berubah dalam tempo cepat dalam menentukan haluan politik.
Belum lagi ditambah masalah di Madura yang hingga kini merupakan basis masyarakat religius yang cukup kuat.
"Hingga sekarang masih sulit untuk pemilih Madura menjadi merah (nasionalis) karena faktor sejarah," katanya.
"Kalau Pak Jokowi ingin meraih dukungan pemilih Madura, maka beliau harus menjadi dirinya sendiri dan lebih banyak memainkan peran KH Ma'ruf yang berbasis nahdliyin," terangnya.
• Khofifah Gubernur Jatim Terpilih Ajak Masyarakat Gresik Pilih Jokowi-Maruf Amin
Dengan berbagai asumsi tersebut, dukungan PBB pun disinyalir akan terbelah.
"Jika pemilih PBB bisa separuh saja solid ke Jokowi, menurut saya itu sudah bagus," kata pria yang juga menjabat Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) UTM ini.
Hingga kini, PBB memang belum menentukan pilihan di pilpres.
Namun, PBB disinyalir akan bergabung dengan barisan Jokowi, senyampang dengan keputusan Yusril yang kini telah bergabung sebagai tim pengacara Jokowi-Ma'ruf Amin.
• Begini Tanggapan Khofifah Terkait Peluang Jokowi-Maruf Amin Menang di Madura
Masih belum jelasnya langkah politik Partai Bulan Bintang (PBB) di Pilpres 2019 hingga saat ini berdampak pada sikap DPC PBB Pamekasan yang memiliki dua opsi saat Pilpres.
Pertama, DPC PBB Pamekasan akan menjatuhkan pilihan mendukung pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, sikap ini masih akan disampaikan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas), pada pertengahan Januari 2019.
Ketua DPC PBB Pamekasan HM Suli Faris, kepada Tribunmadura.com (Grup TribunJatim.com), Kamis (27/12/2018) mengatakan, alasan PBB Pamekasan mendukung Prabowo-Sandi, karena partai, ulama, pengurus partai hingga ke ranting dan masyarakat bawah, lebih besar dukungannya ke pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 02 tersebut.
“Jadi kami tidak mungkin berseberangan dan menentang keinginan serta kemauan mereka untuk memberikan dukungannya kepada Prabowo dan Sandi. Nah, berkaitan dengan sikap kami menyangkut dukungan pilpres ini, akan kami sampaikan dalam rakernas nanti, “ ujarnya.
Menurut Suli Faris, yang juga Wakil Ketua DPRD Pamekasan, jika dalam hasil rakernas bulan depan tidak memungkinkan untuk memberikan dukungan kepada Prabowo-Sandi, pihaknya berharap agar PBB bertindak abstain, tidak memberikan dukungan kepada dua-duanya.
Baik kepada pasangan Prabowo dan Sandi, maupun tidak memberikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-Makruf Amin.
Meski visi dan misi kedua pasangan itu dinilai sama-sama bagus.
Pertimbangan sikap abstain di pilpres 2019, kata Suli Faris, agar PBB bisa lebih fokus pada Pileg.
Sebab di Pemilu 2019 yang digelar 17 April nanti, dirinya tidak mau suara PBB jeblok, tapi harus bangkit.
“Kami menghendaki suara PBB, baik dari tingkat kabupeten, provinsi hingga pusat, suaranya meningkat tajam dan dapat kursi lebih banyak,” tegas Suli Faris. (bob)