Wisnu Sakti Raih Posisi Tertinggi Calon Pengganti Wali Kota Risma Versi Survei, Cucu Soekarno Ikut

Penulis: Januar AS
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rilis hasil survei Pilwali Kota Surabaya yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) di Hotel Yello, Rabu (9/1/2019).

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Nama Wisnu Sakti Buana yang terus disebut bakal menjadi calon wali kota Surabaya, menggantikan Tri Rismaharini dalam Pilwali 2020 terus didengungkan.

Yang terbaru, dari hasil survei Surabaya Survey Center (SSC), tokoh yang kini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Surabaya ini, menunjukkan Wisnu Sakti Buana ada di posisi tertinggi untuk pertanyaan siapa sosok yang layak menjadi calon wali kota Surabaya pada seribu responden yang disurvei.

"Survei ini kami lakukan melalui metode pre survey. Dan nama Wisnu Sakti Buana mendapatkan 12,1 persen suara. Di posisi dua, diikuti oleh Puti Guntur Soekarno yang mendapatkan 11,3 persen," kata Direktur SSC Mochtar W Oetomo saat rilis di Yello Hotel, Rabu (9/1/2019).

Wali Kota Surabaya Tri Risma Bertemu 53 Anak Putus Sekolah di Surabaya

Di bawah Puti yang merupakan cucu Soekarno, juga ada nama politisi Partai Golkar Adies Kadir yang mendapatkan total 6,4 persen.

Serta di bawahnya diikuti oleh nama politisi PDIP Armuji dengan 2,2 persen.

Beberapa nama yang mengejutkan muncul dengan perolehan di kisaran 1 persen pada pola survey dengan cara ini.

Beberapa di antaranya adalah Ahmad Dhani dan Fandi Utomo.

"Kalau di kisaran 1 persen, yang paling tinggi adalah Ahmad Dhani dan Azrul Ananda dengan perolehan sama 1,9 persen. Lalu secara berurutan adalah Fandi Utomo dengan 1,5 persen, Arzeti Bilbina dengan 1,3 persen, Masfuk yang Ketua PAN dengan 1,2 persen, Bayu Airlangga dengan 1.1 persen, terakhir Ipong Muchlisoni dengan 1 persen," kata Mochtar.

Sedangkan untuk elektabilitas calon wali kota Surabaya, dari nama-nama yang disebutkan masyarakat dalam daftar top of mind, yang memiliki Wisnu Sakti Buana juga yang paling banyak.

Ada sebanyak 15,4 persen responden memilih Wisnu Sakti Buana. Di bawah posisi Wisnu ada Puti Guntur Soekarno yang meraih elektabilitas 15,1 persen.

Serta berurutan di bawahnya yaitu ada Adies Kadir sebesar 6,9 persen, lalu disusul Armuji 4,5 persen dan Fandi Utomo sebesar 4,3 persen.

Meski begitu, menurut Mochtar tingkat undecided voters pada survey jenis ini juga cukup tinggi.

"Sebanyak 49,5 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab dan 1,1 persen sisanya menjawab lain-lain," pungkasnya.

Sebagai informasi, hasil survey yang dirilis oleh SSC pada kesempatan ini berdasarkan pada survey yang dilaksanakan mulai 20-31 Desember 2018 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya.

Riset yang dilakukan menggunakan 1000 responden melalui teknik stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih sebanyak 3.1 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.(fatimatuz zahroh)

 Endorse Risma bisa dongkrak hingga 9 persen

Ada hasil menarik dari rilis hasil survei Pilwali Kota Surabaya yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) di Hotel Yello, Rabu (9/1/2019).

Selain mamaparkan elektabilitas nama-nama calon wali kota Surabaya seperti Wisnu Sakti Buana 15,4 persen, Puti Guntur Soekarno 15,1 persen, Adies Kadir 6,9 persen, Armuji 4,5 persen dan Fandi Utomo 4,3 persen, SSC juga menyebut peluang menaikkan elektabilitas dengan memanfaatkan dukungan wali kota incumbent.

Dari data hasil survei itu, disebutkan siapapun nama calon yang mendapat dukungan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, bakal dapat sumbangan elektabilitas sebesar 9 persen.

"Artinya nama siapa saja yang didukung dan menggunakan Bu Risma sebagai endorser, pendukung, maka nama itu akan dapat tamabahan elektabilitas sebesar 9 persen," kata peneliti SSC Surokim Abdussalam.

Menurutnya hal ini tidak lepas dari pengaruh sosok Risma yang sudah sepuluh tahun memimpin Kota Surabaya.

Pasalnya, masih dari hasil survei yang dilakukan pada Desember 2018 itu, sebanyak 78,4 persen, responden warga Surabaya puas terhadap kinerja Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini - Wisnu Sakti Buana.

"Bu Risma menyebut namanya saja, nama cawali ini, maka akan sangat menguntungkan bahkan menyumbang sembilan persen elektabilitas," tambah pria yang juga dosen komunikasi politik dan dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Namun ia mengingatkan bahwa calon wali kota Surabaya ke depan paling tidak harus menyamai kapabilitas Wali Kota Risma. Bahkan kalau bisa harus melebihi. Lantaran kinerja pemerintahan Risma diakui warga Surabaya dinilai sudah baik dan memuaskan sebsar 74,8 persen.

Hal senada juga disampaikan peneliti SSC Ikhsan Rosidi. Ia mengatakan menurutnya dari hasil survei SSC, hanya 8,8 persen yang merasa tidak puas dengan 12.8 persen undecided voters.

Meski demikian, menurut Ikhsan Rosidi bukan berarti pola kepemimpinan dan program yang dilakukan oleh Wali Kota Risma dapat berjalan dan diterima dengan mulus. Beberapa hal perlu menjadi perhatian serius.

"Di riset yang kami lakukan juga menunjukkan bahwa masih ada PR besar bagi Pemkot Surabaya setelah masa jabatan Wali Kota Risma habis. Salah satunya, katakan saja, terkait banjir," tegas Ikhsan Rosidi.

Sebagai informasi, hasil survey yang dirilis oleh SSC pada kesempatan ini berdasarkan pada survey yang dilaksanakan mulai 20-31 Desember 2018 di 31 Kecamatan di Kota Surabaya.

Riset yang dilakukan menggunakan 1000 responden melalui teknik stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih sebanyak 3,1 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.(fatimatuz zahroh)

Berita Terkini