Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hefty's Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Setelah Hong Kong, Singapura dan Jakarta, Autism Recovery Network (ARN) akhirnya membuka kelas dan praktik di Surabaya. Grand openingnya berlangsung hari ini, Selasa (22/1/2019).
Pembukaan berlangsung dengan acara seminar yang diadakan di kantor ARN Surabaya, tepatnya Jalan Raya Darmo Permai III Unit 18.
Dino Trakakis dan Peggy Hanashiro Darmawidjaja adalah owner ARN yang berada di Hongkong, Singapura, Surabaya, dan Jakarta.
Didampingi Peggy, Dino menyampaikan ARN ditujukan untuk penyandang autism spectrum disorder (ASD), keterlambatan berbicara, diseleksia, dan keterlambatan tumbuh kembang lainnya.
• Waspadai, Gelombang Tinggi di Perairan Laut Tuban, BMKG Perkirakan Ketinggian Capai 7 Meter
Menjanjikan program dengan trainer yang berkualitas, ARN menawarkan kesempatan terbaik untuk mencapai keberhasilan pemulihan bagi anak-anak penyandang keterlambatan tumbuh kembang.
"Pelayanan kami bersandar pada infrastruktur para spesialis dan konsultan yang dapat diandalkan. Satu di antaranya Dr James Partington, salah satu pelopor metode penanganan oasien autistik dengan penerapan applied behavior analysis (ABA)," ujar Dino.
Lanjutnya, ARN memiliki strategi dan program yang dibuat khusus untuk masing-masing anak. Sebab setiap anak memikiki tingkat kemampuan berbeda, maka program yang dibuat pun tidak disamaratakan.
• Sulit Login Ke PDSS? UNM Sarankan Kontak Halo SNMPTN
Namun, ARN memiliki strategi pemulihan terpadu dengan tingkat keberhasilan tertinggi di Asia untuk menangani ASD. Yaitu dengan menerapkan tata laksana perilaku.
Sehingga setiap program yang dirancang menekankan pada metode perilaku verbal yang disebut applied behavior analysis (ABA) atau verbal behaviour (VB).
Metode ini diajarkan dengan tujuan meningkatkan kemampuan anak untuk mempelajari bahasa sehari-hari.
"Karena programnya beda, maka setiap anak punya goals yang bebeda juga. Tapi intinya, di sini setiap anak penyandang autistik akan kami didik untuk mampu berkomunikasi dengan baik," imbuh Peggy.
Menurut Peggy, kunci pencapaian potensi mereka, terletak pada kemampuan dan keterampilannya berkomunikasi dengan orang lain.