Rumah Politik Jatim

Dua Faktor Yang Bikin Ma'ruf Amin Yakin Bisa Menang di Jatim

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin saat ditemui usai konsolidasi dengan kiai sepuh Madura untuk pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin, di Hotel JW Marriott, Jalan Embong Malang, Surabaya, Kamis (24/1/2019).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin, hadir dalam Rakerda Bravo 5 Jatim, di Hotel Novotel Samator, Jalan Kedung Baruk, Surabaya, Kamis (24/1/2019).

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf menyampaikan bahwa pihaknya optimis Paslon Capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin akan menang di Jatim.

Faktor yang pertama adalah banyaknya partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

Termasuk PKB dan PDIP yang merupakan partai terbesar di Jatim.

"Pasangan Jokowi-Ma’ruf pantas menang dan harus menang. Karena pasangan ini didukung oleh 10 partai yang besar. Apalagi di Jawa Timur, wilayahnya basis PKB dan PDI-P. Seharusnya bukan menang, tapi menang besar,” kata Ma'ruf.

Pada Pemilu 2014 PKB berhasil mendapat 3.671.911 suara (19,61 persen) sekaligus keluar sebagai pemenang pemilu di Jatim dan Posisi kedua ditempati PDIP dengan 3.523.434 suara (18,82 persen).

Tim SAR Hentikan Pencarian Selama Sepekan di Sungai Jagir Surabaya, Korban Belum Ditemukan

Pasca Divonis 5 Tahun, Wali Kota Blitar Nonaktif Samanhudi Anwar Bantah Tuduhan Terima Rp 6,6 Miliar

Di Lamongan AHY Jadi Rebutan Selfie Ibu-Ibu

Aldira Chena Jadi Saksi Kasus Prostitusi Online Artis, Ternyata Begini Cara Muncikari Seret Namanya!

Dari hasil tersebut PKB berhasil memperoleh 20 kursi DPRD Jatim sedangkan PDIP 19 kursi dari total 100 kursi.

Sedangkan faktor yang kedua adalah Jatim yang mayoritas warganya adalah Nahdliyyin.

Ma'ruf Amin yang merupakan Mustasyar PBNU percaya Nahdliyyin akan mendukungnya dalam Pilpres 2019.

"Disini markasnya ormas islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) maka kalau tidak pilih no 1, keterlaluan,” kata Ma'ruf.

Berita Terkini