TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Manajemen Arema FC dalam waktu dekat akan mengajukan banding pada Komdis PSSI.
Banding yang dilakukan manajemen Singo Edan ini terkait status Yuli Sumpil dan Fandy, dua Aremania yang mendapat sanksi larangan seumur hidup datang ke stadion.
Keduanya mendapat sanksi setelah melakukan aksi tak terpuji saat Arema FC menjamu Persebaya Surabaya pada 6 Oktober 2018 lalu.
• Ternyata ini Alasan Robert Gladiator Menari Samba usai Cetak Gol Kedua ke Gawang Persita Tangerang
• Espanyol Vs Real Madrid, Kartu Merah dan Drama 6 Gol Mewarnai Kemenangan Real Madrid atas Espanyol
Saat itu, Yuli Sumpil dan Fandy masuk ke lapangan serta melakukan provokasi pada pemain Persebaya Surabaya yang tengah melakukan pemanasan, hingga nyaris terlibat perkelahian dengan Kiper Bajul Ijo, Alfonsius Kelvan.
"Manajemen proyeksinya ke depan itu ingin menata suporter agar lebih baik ke depannya. Untuk itu kami manjemen ingin mengundang beberapa teman Aremania, terutama Yuli Sumpil dan Fandy terkait bagaimana kami memperjuangkan statusnya agar segera mendapatkan pengampunan," kata Media Officer Arema FC, Sudarmaji, Senin (28/1/2019).
Sudarmaji menjelaskan, langkah ini dilakukan manajemen Arema FC sebagai bentuk simpati terhadap dua dirigen Singo Edan itu.
• Arema FC Vs Persita Tangerang 4-1, Milomir Seslija Puji Gol Hamka Hamzah, Seperti Gol Liga Inggris
• Yuli Sumpil Muncul Saat Laga Metro FC Vs Arema FC di Stadion Gajayana, Kembali Jadi Dirijen Aremania
"Kami melakukan karena manajemen punya rasa empati serta respek pada mereka. Apapun hasil yang akan diputuskan federasi, yang jelas ada upaya manajemen untuk memperjuangkan statusnya mereka berdua," jelasnya.
Usai mendapat sanksi dari Komdis PSSI, keduanya praktis tak pernah terlihat datang ke stadion.
• MotoGP 2019, Marc Marquez Sebut Jorge Lorenzo Jadi Rival Utamanya
• Pemberlakuan Kendaraan Berstiker, Universitas Brawijaya Malang Siapkan Tiga Minibus Tiap 10 Menit
Namun saat Arema FC melawan Perita Tangerang dalam babak 32 besar Piala Indonesia lalu, Yuli bisa datang dan boleh kembali menjadi dirigen.
Hal ini karena sanksi itu dinilai tidak berlaku di Piala Indonesia, dan hanya berlaku di Liga 1. (Surya/Dya Ayu)