TNBTS Adakan Gerakan Bersih Sampah di Laut Pasir Bromo, Target Kelola Sampah 100 Persen Pada 2025

Penulis: Rifki Edgar
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beberapa relawan sedang memunguti sampah yang berada di Lautan Pasir Gunung Bromo dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Senin (4/3).

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2019, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengadakan gerakan bersih sampah, Senin (4/3/2019).

Kegiatan itu dipusatkan di Laut Pasir Bromo dan di sekitaran B29 Argosari, Kabupaten Lumajang.

Erupsi Bromo Sudah Level II, BMKG Juanda Pastikan Erupsi Belum Pengaruhi Cuaca di Jatim

Musim Hujan, Jalur Menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Ngadas Malang Rawan Longsor

Kepala TNBTS John Kenedie mengatakan, dalam kegiatan tersebut, pihaknya mengajak seluruh stakholders terkait yang ada di wilayah Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang.

"Jadi, kegiatan ini merupakan salah satu komponen dari Gerakan Revolusi Mental sebagaimana Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2016 dalam rangka Gerakan Indonesia Bersih," ujarnya saat dihubungi Tribunjatim.com, Senin (4/3/2019).

Status Gunung Bromo Waspada, TNBTS Pasang Spanduk Larangan Dekati Kawah Sampai Radius 1 KM

Untuk itu, melalui Gerakan Indonesia Bersih ini, John berharap kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungannya masing-masing.

Sekaligus juga untuk meningkatkan sinergi penyediaan sarana dan prasarana dalam menunjang perilaku hidup bersih dan sehat di wilayah TNBTS.

"Kami ingin mensinergikan kebijakan dalam upaya-upaya pengelolaan sampah, melalui peningkatan sarana dan parasarana dan dalam mendorong partisipasi publik," ujarnya.

Kata John, Pemerintah juga telah menetapkan target untuk pengelolaan sampah mencapai 100 persen pada tahun 2025.

Pengelolaan sampah itu dibagi mulai dari pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen.

"Pengurangan sampah sebesar 30 persen itu memberikan makna bahwa paradigma pengelolaan sampah memberikan titik tekan pada kebijakan up-stream, dengan mindset 3R (reduce, reuse, recycle)," ucapnya.

Sampah-sampah tersebut kemudian dilakukan pemilahan untuk memilih mana yang memiliki nilai ekonomi dan mana yang tidak.

Bagi sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi, akan dibuang langsung ke TPA yang ada di wilayah Probolinggo, Pasuruan atau ke TPA yang berada di Poncokusumo Kabupaten Malang.

"Kami berharap dengan kegiatan HPSN ini, masyarakat mempunyai kepedulian dalam mengelola sampah, agar persoalan pengelolaan sampah bisa menjadi budaya dan gaya hidup baru bagi masyarakat, tidak hanya di kawasan TNBTS saja, tapi juga di lingkungan masyarakat," tandasnya.

Berita Terkini