Saat itu, SBY baru saja sampai di Makkah untuk menjalankan ibadah umrah.
Tepatnya, ketika itu SBY baru saja melakukan tawaf, dan sai di Masjidil Haram.
Namun, tiba-tiba saja SBY mendapatkan telepon dari seorang pendukungnya.
SBY menyebut, orang itu juga termasuk tim suksesnya yang memiliki peranan yang menonjol.
Orang itu menyampaikan kepada SBY, ada berita yang kurang bagus.
"Menurut Pak A (dia sebut nama seseorang yang terkenal sebagai paranormal yang hebat, karena ramalan-ramalannya sering menjadi kenyataan) yang akan menang dalam pilpres nanti bukan Pak SBY, tapi Capres B (dia juga sebut siapa capres yang dimaksud)," tulis SBY menirukan ucapan orang itu.
Menanggapi ucapan orang itu, SBY pun sempat terdiam sesaat.
"Karena saya tidak berharap ada berita seperti ini. Artinya, mengapa mereka harus sangat percaya terhadap hal-hal begitu," kata SBY.
SBY justru mengaku merasa khawatir jika semangat mereka menjadi kendur untuk terus berjuang.
"Kalau itu terjadi, maka kita bisa kalah. Kalah karena upaya kita tidak maksimal, atau karena kurang keras kita bekerja. Bukan karena ramalan itu," lanjut SBY.
Selanjutnya, SBY pun berusaha menenangkan orang tersebut.
"Begini saja. Ramalan itu belum tentu benar. Hanya Allah yang tahu apa yang akan terjadi. Hanya Allah pula yang akan menurunkan takdir-Nya. Kita berdoa sajalah. Yang khusyuk," ucap SBY.