TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Para pelaku UKM vulkanisir ban berharap ada sentuhan lebih dari pemerintah.
Dalam hal peningkatan kualitas produk maupun terkait kebutuhan modal usaha.
Termasuk tentang good manufacturing process (GMP) seperti yang digadang-gadang Kementrian Perindustrian, diharapkan pelaku UKM sektor ini bisa mendapat pelatihan dan sebagainya.
• Pengendara Motor Terlindas Truk BBM di Buduran Sidoarjo, Diduga Akibat Jalan Licin
• Tim Gabungan dari Polresta Sidoarjo Buru Perampok Bersenpi, Ada Petunjuk Yakni Pelaku dari Luar Jawa
"Karena, rata-rata pelaku UKM vulkanisir ban belum mengerti apa itu GMP," kata Taufiq Rochman, ketua Pervindo (persatuan pengusaha vulkanisir Indonesia) di sela acara musyawarah anggota di Fave Hotel Sidoarjo, Selasa (26/3/2019).
Selain pelatihan, pihaknya juga berharap ada kemudahan lain dari pemerintah agar sektor ini bisa lebih maju.
• Fakta dan Kronologi Pembunuhan Ayah Oleh Anak Kandung di Sidoarjo, Ternyata Punya Gangguan Jiwa
Seperti bantuan permodalan, perizinan, dan sentuhan-sentuhan lain untuk mendorong kemajuan UKM vulkanisir.
"Jujur saja, dalam tiga tahun kemarin pasar vulkanisir terus menurun. Dari sebelumnya bisa 20-30 ban sehari, belakangan ini pelaku UKM hanya bisa menjual 15-20 ban saja per harinya," lanjut pengusaha vulkanisir ban asal Jombang yang menjalankan bisnisnya di Palembang ini.
Secara nasional, disebut dia bahwa kebutuhan atau pasar vulkanisir masih tinggi. Pengusaha transportasi atau sopir, banyak juga yang memilih produk UKM vulkanisir karena beberapa pertimbangan.
Di antaranya, produk vulkanisir itu secara kualitas 85 persen dibanding ban orisinil. Namun, harganya berkisar 50 persen atau separo dari harga ban orisinil.
"Mayoritas yang memakai produk kami adalah kendaraan angkutan barang. Ada langsung dari perusahaan angkutan, atau sopir-sopir kendaraan sendiri," ungkap dia.
Secara nasional, anggota Pervindo ada sekitar 700 usaha. Dari jumlah itu, 400 diantaranya berada di Jawa Timur. Termasuk Jombang, Surabaya, Sidoarjo, dan beberapa daerah lain.
Pervindo sendiri baru berdiri selama satu tahun. Dan selama ini, para anggotanya juga selalu bekerjasama dalam menjalankan usaha. Misalnya ada UKM yang dapat order besar, ketika tidak mampu, mereka biasa menggandeng anggota lain.
Atau kerjasama lain antaranggota, seperti kebutuhan bahan baku, pemasaran, atau kebutuhan-kebutuhan lain yang bisa dikoneksikan satu dengan lainnya.
Mereka juga kerap berkumpul untuk membahas perkembangan-perkembangan baru di dunia vulkanisir. Potensi bisnis, regulasi pemerintah, dan sebagainya.
Pada pertemuan yang digelar kali ini, para pelaku UKM vulkanisir lebih banyak membicarakan masalah GMP. Termasuk tentang peraturan pemerintah terkait GMP, serta bagaimana mereka bisa memproduksi ban vulkanisir dengan standar itu.