Ketika melihat kapak, golok, dan cangkul kelima Kempeitai itu masih bersikap tenang.
Tapi, begitu melihat senjata bambu runcing yang diacungkan, mereka menjadi ketakutan dan memilih kabur tanpa menghiraukan Soekarno lagi!
• Cerita Asisten Raffi Ahmad Hampir Digugurkan saat Dalam Kandungan, Nagita Slavina Menunduk Sedih
Rupanya, bambu runcing yang telah menjadi simbol perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan RI ternyata bukan hanya mitos.
Pasalnya senjata yang terbuat dari batang bambu yang ujungnya diruncingkan sehingga menjadi semacam tombak itu ternyata merupakan senjata yang sangat efektif untuk melancarkan serangan senyap.
Dalam penggunaan untuk melaksanakan serangan senyap, gerilyawan yang bersenjata bambu runcing biasanya didampingi satu rekan gerilya lainnya yang bersenjata api.
Sasaran penyergapan biasanya pasukan Jepang yang sedang lengah atau sedang tertidur.
• Ada Mobil Bergambar Jokowi-Maruf Saat Luhut Binsar ke Ponpes di Bangkalan, Pemiliknya Angkat Bicara
Pasukan Jepang yang lengah biasanya ditikam bambu runcing pada bagian perut dan akan tewas secara perlahan dengan luka yang sangat sakit dan mengerikan.
Karena harus menderita luka yang rasa sakitnya demikian luar biasa dan harus mati secara perlahan, umumnya pasukan Jepang menjadi sangat ketakutan terhadap pasukan gerilya RI yang bersenjata bambu runcing.
Hal itu rupanya juga dirasakan oleh lima polisi yang hendak menangkap Soekarno kala itu. (Artikel Intisari)
• SBY Kritik Cara Kampanye Prabowo-Sandiaga di GBK, Sebut Pemimpin Rapuh & Tak Pantas Pimpin Bangsa
• Detik-detik Perjuangan TNI Giring Gajah ke Hutan, Soeharto Larang Gunakan Senjata & Kuras Air Mata
• Kabar Terkini Ani Yudhoyono Diungkap Menantu SBY, Keluar dari ICU Tubuh Diselimuti Kain Warna Putih
UCAPAN 'ALLAH' Terakhir dari Soekarno (Bung Karno) Tandai Detik-Detik Wafat Sang Proklamator
Kisah detik wafatnya Presiden Soekarno tertuang dalam buku "Soekarno Poenja Tjerita" yang diterbitkan tahun 2016.
Menjadi seorang Proklamator, bukan berarti membuat Soekarno mendapatkan perlakuan istimewa di akhir jabatannya.
Soekarno justru harus mengalami pengasingan di Wisma Yaso saat kekuasaannya mulai berkurang.
• Deklarasi Dukungan Jokowi-Ma’ruf Amin di Kota Blitar, Ketua PWNU Jatim: Negara, Pancasila, UUD Aman
Bahkan, saat sudah sakit-sakitan Soekarno juga masih harus mendapatkan pengawasan ketat.
Tidak hanya itu, menurut buku "Soekarno Poenja Tjerita" yang diterbitkan tahun 2016, pihak keluarga juga dipersulit saat akan menjenguk Soekarno.