TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Hasil otopsi jenazah mayat tanpa kepala yakni guru honorer dimutilasi lalu disimpan dalam koper yang diletakkan tergeletak di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019), telah rampung.
Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera menyebut, terdapat bukti adanya upaya perlawanan korban terhadap pelaku yang menyerangnya.
"sebelum dia meninggal ternyata almarhum ini melakukan perlawanan dari pelaku," katanya pada awakmedia, Senin (8/4/2019).
• Mayat Tanpa Kepala Guru Honorer Kediri: Polda Jatim Buru 2 Terduga Pelaku di Kawasan Jatim
• Kasus Mayat Tanpa Kepala Dalam Koper di Blitar, Polisi Perkirakan Pelaku Orang Dekat Korban
• UPDATE Kasus Mayat Tanpa Kepala Dalam Koper di Blitar, Polisi Kejar Dua Orang yang Diduga Pelaku
• UPDATE Kasus Mayat Tanpa Kepala, Polisi Ungkap Guru Budi Terindikasi Gay, Dibunuh atas Motif Asmara
Hal itu, diyakini Barung, setelah penyidiknya menemukan bukti adanya beberapa luka-luka bagian lengan tangan kanan korban.
"itu diketahui ada luka tangkisan di tangan korban," lanjutnya.
Barung menjelaskan, kemungkinan kuat saat benda tajam yang digunakan pelaku disabetkan ke arah korban, korban berupaya menangkis menggunakan tangan kanannya.
Mungkin saking kencangnya sabetan, benda tajam itu bukan cuma mengenai tangan, namun juga mengenai leher korban.
"Sabetan senjata itu ternyata tetap bisa mengenai leher korban," katanya.
Barung menegaskan, penyebab utama meninggalnya korban, lantaram tebasan senjata tajam (sajam).
"penyebab meninggalnya ada karena tebasan di bagian leher Kemudian korban dimutilasi," tandasnya.
Sekadar diketahui, sesosok mayat ditemukan di dalam koper yang tergeletak di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019).
Mayat berjenis kelamin laki-laki itu bernama Budi Hartanto (28), warga Jalan Taman Melati, Tamansari, Kediri.
Ia dikenal pendiam, dan berprofesi sebagai guru kesenian di SDN Banjarmlati yang berstatus sebagai guru honorer.