Nilai UTBK Bisa Jadi Bukan Penentu Utama Kelulusan SBMPTN, Begini Penjelasan LTMPT

Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: Arie Noer Rachmawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pertemuan Paguyupan Rektor PTN se Jatim di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Selasa (9/4/2019).

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pertemuan Paguyupan Rektor PTN se Jawa Timur di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang antara lain membahas perkembangan UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) sebagai syarat ikut SBMPTN, Selasa (8/4/2019).

Terutama mengenai apakah memakai kriteria lain sebagai penentu lolos di SBMPTN.

"Semua dikembalikan ke rektor PTN. Ini juga sudah disosialisasikan sejak awal," jelas Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD, Wakil Ketua I LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) pada suryamalang.com (grup TribunJatim.com) usai acara di aula rektorat, Selasa (9/4/2019).

Sebab bisa jadi jika memakai nilai UTBK murni, mungkin hanya sekolah-sekolah tertentu yang bisa masuk PTN karena nilainya bagus.

Jadwal Tes UTBK 2019 Syarat SBMPTN 2019, Penekanan Tes TKA pada HOTS

Jelang UTBK SBMPTN, Rektor Unair : Kami Tak Ada Nasi Pecel, Minuman Sehingga Mohon Disiapkan

Namun jika dibuatkan passing grade untuk tiap prodi dan perguruan tinggi, juga masih belum ada jejaknya.

Hal ini karena UTBK sebagai syarat mendaftar baru dilakukan tahun ini.

Sehingga kalau ada orangtua mendapat informasi mengenai passing grade tiap PTN berikut prodinya dipastikan hoax.

Sebab hasilnya belum diketahui karena belum ujian.

Dikatakan Joni, saat pertemuan majelis rektor di Jakarta banyak masukkan.

Sebagian PTN akan memakai nilai murni hasil UTBK. Namun PTN lain juga mungkin punya pemikiran beda.

"Misalkan bagaimana agar merata? Ada yang bilang merata sudah di SNMPTN. Sehingga 40 persen murni dari UTBK. Sedang di jalur mandiri selain pakai UTBJ juga ada kriteria lain," papar Rektor ITS Surabaya ini. Menurut dia memang lebih aman memakai nilai UTBK.

"Kalau gak dipakai ngapain ya pakai tes?" tanyanya.

Apalagi semangat siswa pejuang SBMPTN juga besar.

Katanya, di tujuh kota besar di Jawa sampai ada empat sesi UTBK.

Antara lain Jakarta, Bogor, Jogjakarta dan Surabaya.

Padahal aturannnya dua sesi per hari. UTBK dilaksanakan tiap Sabtu dan Minggu.

Gelombang pertama tes UTBK dimulai pada 13 Aprik 2019 ini.

"Secara teknis sudah siap semua," jelas Joni.

Dikatakan, peminat UTBK di Pulau Jawa sudah penuh.

Tapi di luar Jawa banyak yang kosong. Karena itu pengawas UTBK di Jawa harus bekerja keras karena pelaksanaannya cukup lama.

Yaitu 20 sesi ujian sampai Mei 2019 nanti. Total peserta UTBK gelombang pertama ada 698.505 orang.

Gelombang dua UTBK ada 597.115. Total ada 1.295.620 peserta.

"Sebagian siswa SMA yang lulus tidak serta merta daftar. Mungkin ada lolos SNMPTM atau tidak meneruskan," kata dia.

Sedang dari kelompok ujian saintek mencapai 53 persen dan soshum 47 persen.

Sebagian besar peserta mendaftar UTBK jalur reguler dan hanya 360.000 peserta lewat bidik misi.

"Artinya mereka tidak membayar biaya pendaftaran," jelasnya.

Dari jumlah peserta UTBK, paling sedikit di Papua ada 50 orang. Di Pulau Jawa terbanyak di IPB.

Peserta UTBKnya mencapai 71.000 peserta dengan 29 mitra. Kemudian disusul UI dan USU.

Sedang di Jatim terbanyak di Universitas Brawijaya (UB) sebanyak 35.214 peserta. Disusul ITS, UM dan Unair Surabaya.

Untuk hasil ujian, siswa diberitahu nilainya secara pribadi lewat email setelah 10 hari ujian.

Sementara itu jika terjadi sesuatu misalkan pemadaman listrik saat pelaksanaan ujian, rektor yang menjadi pusat UTBK bertanggung jawab.

Apakah diperpanjang waktunya atau tidak diserahkan ke rektor dengan berkoordinasi dengan Rektor Unpad Bandung sebagai penanggungjawab UTBK.

"Setelah ada keputusan dilakukan, mohon disampaikan ke Unpad agar panitia tahu updatenya," kata dia di forum.

Dijelaskan yang perlu dikawal adalah mencegah kecurangan saat pelaksanaan.

"Kalau identitas peserta sudah tidak ada yang ganda. Kecurangan bisa terjadi saat ujian berlangsung. Tapi variasi soal sudah dibuat beda agar tingkat kecurangan bisa diperkecil," kata Joni di forum itu.

Luna Maya Tenteng Tas Sederhana Saat Liburan di Jepang, Harganya Capai Rp 26 Juta

Gagal Tangkap Bola dari Konate, Bonek Mania Teriaki Miswar Saputra sampai Lempar Botol ke Gawang

Dari pertemuan itu juga ada yang perasaan yang hilang karena jadi UTBK sendiri-sendiri.

"Biasanya kan ada panlok saat SBMPTN lalu. Sekarang sendiri-sendiri," ujar Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr Rofi'uddin MPd di acara itu.

Saat ada panlok, pemantauan ke lokasi ujian dilakukan bersama-sama anggota panlok.

Seperti di Kota Malang, tiga rektor PTN bersama melihat bergantian suasana ujian di tiga PTN pada hari pertama ujian SBMPTN.

Namun kini ujian UTBK untuk SBMPTN sebanyak 20 kali. (Surya/Sylvianita Widyawati)

Berita Terkini