Wali Murid Datangi Dindik Kota Malang Akibat Termakan Hoax PPDB SMPN Jalur Prestasi di Grup WA

Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: Arie Noer Rachmawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beredar informasi hoax mengenai jadwal PPDB jalur prestasi lewat WA membuat walimurid mendatangi Dindik Kota Malang di JL Veteran untuk klarifikasi, Selasa (7/5/2019).

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Sejak 6-7 Mei 2019, sejumlah walimurid dan siswa mendatangi Dindik Kota Malang karena info hoax sudah dibuka PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) jalur prestasi masuk SMPN.

Tidak jelas informasi itu dari mana. Dari keterangan walimurid didapat dari info lewat grup WA. Di mana di info itu sudah lengkap jadwal PPDB Kota Malang.

Disebut dijadwal itu pendaftaran jalur prestasi mulai 6-7 Mei 2019.

"Infonya hoax. Dapatnya darimana? Sejak kemarin pagi ada yang datang bawa berkas. Tapi siangnya sudah tidak ada," jelas Zubaidah, Kadindik Kota Malang pada suryamalang.com (grup TribunJatim.com) ketika bertemu di Balaikota Malang, Selasa (7/5/2019).

Salurkan Keluhan Masyarakat, Dindik Kota Surabaya Surati Mendikbud untuk Gunakan NUN dalam PPDB 

Orang Tua Siswa SD Komplain Penerapan PPDB Zonasi SMP Negeri Kota Surabaya

Menurutnya, juknis PPDB Kota Malang belum selesai. "Ya semoga dalam waktu dekat inilah," kata Bu Zub, panggilan akrabnya.

Dikatakan, karena info hoax itu, maka mereka juga tidak tahu bagaimana syarat mendaftarnya.

Tidak sekadar bawa berkas. Tapi juga dilengkapi rekomendasi atau diketahui kepala sekolahnya.

"Misalnya punya prestasi A, B, C, maka harus diketahui oleh kasek," kata dia.

Jadi tidak hanya mendaftar membawa piagam.

Karena jalur prestasi hanya lima persen sesuai dengan Permendikbud No 51/2018 tentang PPDB, maka dindik telah membuat poin penilaiannya.

"Nanti di jalur prestasi, minimal juara kota tapi yang lombanya berjenjang. Kalau peserta didik punya prestasi berjenjang nasional atau internasional, maka poinnya lebih tinggi lagi," kata dia.

Tapi karena kuotanya sedikit, maka persaingan mungkin juga ketat.

Zubaidah mencontohkan di SMPN 1 kuota prestasi ada dua orang, yang daftar lima orang, maka diambil yang tertinggi dari poin prestasinya.

Lima persen prestasi itu diambil dari akademik dan non akademik.

Sedang alasan membolehkan juara kota bisa ikut di jalur prestasi karena sistem zonasi.

Halaman
12

Berita Terkini