Untuk diketahui, dilansir dari Wikipedia.com bom molotov adalah sejenis bom yang terbuat dari botol dan diisi bensin serta akohol dan sumbu berupa tali atau kain. Bom ini mampu memberikan efek terbakar karena sebelum dilempar, sumbu terlebih dahulu dibakar.
Hermawan Sulistyo menyebut Molotov yang digunakan saat aksi demo 21 Mei hingga 22 Mei menggunakan botol yang berukuran besar.
Sedangkan, untuk me;empar Molotov yang berukuran besar tentunya harus memiliki teknik tertentu yaitu menumpukan titik lemparan pada berat badan.
"Contoh kalau ada rekaman video orang yang melempar molotov saya liat molotovnya itu botolnya besar bukan kecil," ucap Hermawan Sulistyo.
"Ini botol segede botol kecap,"
"Itu teknik melemparnya pasti dengan tubuh," tambahnya.
Sehingga, ia menjelaskan dengan detil melempar Molotov berukuran besar tidak bisa dilempar dengan sembarangan, kendati teknik melempar Molotov besar serupa dengan teknik melempar granat.
"Dengan tubuh bukan dengan lempar biasa, enggak bisa dilempar begini saja," jelas Hermawan Sulistyo.
"Dengan tubuh itu tekniknya yang serupa saat melempar geranat," tambahnya.
Penjelasan yang ia sampaikan tampaknya memperkuat soal perancang kerusuhan aksi 21 Mei dan 22 Mei 2019 adalah sosok yang profesional.
Massa lempar bom molotov hingga bakar mobil di kawasan Asrama Brimob
Pagi ini sejumlah massa melakukan tindakan melawan hukum di kawasan asrama Brimob Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Barat (Rabu (22/5/2019).
Sejumlah massa tersebut melakukan pembakaran dan perusakan hingga membuat kericuhan di kawasan Asrama Brimob.
Bahkan sejumlah mobil yang berada di sekitar Asrama Brimob turut dibakar.
Seperti yang telah dipantau oleh Tribunjatim.com melalui tayangan YouTube Kompas TV, tampak massa melakukan penyerangan di Asrama Brimob yang mana massa tersebut sebelumnya terlibat aksi di Tanah Abang dini hari tadi.