"Berupa polarisasi yang dalam dan tajam di akar rumput antara pendukung Pak Jokowi dan Pak Prabowo."
"Polarisasi ini sewaktu-waktu bisa meledak menjadi konflik sosial," sambung Rachland Nashidik.
Dirinya mafhum bahwa usul pembubaran koalisi itu bakal terdengar bising di telinga.
Bahkan, Rachland Nashidik tak mengapa jika usul tersebut diterima atau ditolak.
"Itu cara saya menggedor hati nurani para elite di dua koalisi. Sampai hari ini, mereka tak terdengar punya gagasan untuk mencegah benturan sosial yang saya cemaskan," tuturnya.
Para elite politik, katanya, seharusnya datang dengan gagasan yang lebih baik untuk mengembalikan situasi damai pasca-Pilpres 2019.
Terutama, menghilangkan polarisasi yang terjadi di ranah akar rumput.
"Mereka harus memikirikan keselamatan bangsa dari ancaman potensi konflik di antara sesama warga," ucapnya.
"Karena, mustahil mereka tidak tahu atau tidak merasa bahwa tak ada polarisasi yang runcing di akar rumput dan menyimpan potensi benturan," beber Rachland Nashidik
Tak hanya itu, kicauan Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik di media sosial Twitter pun menjadi perbincangan publik, pasalnya ia menyampaikan usul kepada calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto terkait koalisi.
Rachland Nashidik menyinggung Pemilihan Umum 2019 yang sudah selesai berdasarkan hasil rekapitulasi KPU RI yang menyatakan pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul dari pangan Prabowo-Sandiaga.
Ditambah lagi, pihak Prabowo-Sandiaga telah mengajukan gugatan sengketa Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Sehubungan dengan hal tersebut, muncullah sebuah pendapat dari Ravhland Nashidik terkait gugatan ke MK tidak melibatkan peran partai, sehingga alangkah baiknya bila Koalisi Adil dan Makmur segera dibubarkan.
“Pak @prabowo, Pemilu sudah usai. Gugatan ke MK adalah gugatan pasangan Capres. Tak melibatkan peran Partai. Saya usul, Anda segera bubarkan Koalisi dalam pertemuan resmi yang terakhir. Andalah pemimpin koalisi, yang mengajak bergabung. Datang tampak muka, pulang tampak punggung,” tulis Rachland Nashidik di Twitter.
Usulan yang sama juga disampaikan oleh Rachland Nashidik dan menurutnya mempertahankan koalisi malah menimbulkan benturan di masyarakat.