Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Penderita penyakit Hepatitis A di Kabupaten Pacitan terus meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Jatim, Kohar Hari Santoso mengungkapkan saat ini penderita penyakit Hepatitis A di kabupaten tersebut mencapai 975 orang.
Padahal pada tanggal 27 Juni, jumlah penderita di Kabupaten Pacitan masih berjumlah 824 orang.
"Dari data jumlah penderitanya, pada 27 Juli itu 824 orang, kemudian naik lagi pada 29 Juli itu menjadi 924 orang, kemudian pada 30 Juli 957 orang, dan yang kemarin lagi itu 975 orang. Artinya kayaknya peningkatannya sudah mulai melandai," kata Kohar ditemui di Surabaya, Senin (1/7/2019).
Penderita Hepatitis A tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Pacitan, mulai dari Kecamatan Sudimoro 527 orang, Sukorejo 82 orang, Ngadirojo 176 orang, Wonokarto 54 orang, Tulakan 69 orang, Bubakan 25 orang, Arjosari 33 orang, Tegalombo 5 orang, dan Ketrowonojoyo 4 orang.
Kohar menambahkan, dari kesemua penderita Hepatitis A di Kabupaten Pacitan, hanya 27 orang yang masih menjalani rawat inap di rumah sakit atau pun Puskesmas.
• 824 Warga Terserang Hepatitis A, Ini yang Dilakukan Dinkes Pacitan Agar Penderita Tak Bertambah
• Risma Habiskan Malam Pertama di Graha Amerta Surabaya, Fuad Sebut Sudah Nyaman dan Ingin Puding
• Laporkan Galih Ginanjar ke Polisi, Fairuz A Rafiq Juga Seret Nama Rey Utami dan Pablo Benua
Kohar juga mengimbau agar masyarakat yang daerahnya berbatasan langsung dengan Pacitan, seperti Trenggalek dan Ponorogo untuk lebih berhati-hati.
Pasalnya saat ini, di Kabupaten Trenggalek, tepatnya di Kecamatan Panggul sudah ditemukan penderita Hepatitis A sebanyak 9 orang.
"Di Trenggalek itu ada di Kecamatan Panggul, tapi jumlahnya minim cuma 9 orang. Bisa jadi ada sebaran di daerah lain. Tapi jangan disalah tafsirkan. Bisa jadi ini adalah titik baru, atau bisa juga sebaran dari yang sudah ada itu," kata Kohar.
Kohar menyatakan, pihaknya terus melakukan upaya-upaya untuk menghentikan penyebaran Hepatitis A tersebut.
Di antaranya mengupayakan agar pasien yang ada, tidak menjadi sumber penyebaran, di samping juga memperhatikan kesembuhannya.
Kohar juga mengakui, pihaknya terus melakukan penyelidikan epidemologi, supaya tidak ada lagi penyebaran ke daerah lain. Pihaknya juga diakui terus melakukan sosialisasi terutama soal Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Yakni bagaimana kesadaran mencuci tangan, meminum air minum yang sudah dimasak, dan bagaimana supaya masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.
"Mudah-mudahan dalam kurun dua minggu ini bisa kita selesaikan semuanya. Tapi tetap kita pantau terus. Kita harapkan sudah tidak ada lagi penambahan jumlah pasien," ujar Kohar.